26 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Bangga Anggun Berkebaya

Ibu-ibu “demo” mengenakan kebaya di pelataran candi Prambanan, Sleman, DIY. Aksi teatrikal, dan menari bersama mengenakan kebaya, pertanda kebanggan identitas nasional. Mengenakan kostum tradisi budaya jenis kebaya, makin memperoleh citra positif sebagai busana fashion-able di berbagai tempat. Disasar berbagai kalangan masyarakat, dari pedagang pasar ampai sampai istana Merdeka. Saat ini peragaan busana kebaya menjadi salahsatu bagian rangkaian acara bulan Kemerdekaan RI.

Busana Kebaya, telah diakui UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization), sebagai “Warisan budaya tak-benda.” Pengesahan ditabalkan pada 4 Desember 2024, di Paraguay. Bersamaan Sidang ke-19 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak-benda UNESCO. Pengesahan Kebaya, merupakan hasil dari pengajuan bersama oleh beberapa negara. Yakni, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Pengakuan ini wajib direspons tokoh-tokoh masyarakat (terutama perempuan) dengan aksi kebaya sebagai warisan budaya. Bahkan menjelang masa kemerdekaan, kebaya memiliki peran simbolik dalam semangat anti-kolonial. Perempuan pribumi mengenakannya sebagai bentuk identitas lokal dan penolakan terhadap dominasi Barat. Sebaliknya, perempuan Belanda mulai meninggalkan kebaya dan beralih ke busana Barat. Hal ini menandai jarak sosial dan kultural mereka dengan masyarakat lokal.

Setelah Indonesia merdeka, pemerintah di bawah Presiden Soekarno mulai mencari bentuk identitas budaya nasional. Kebaya pun diangkat sebagai bagian dari simbol kebudayaan Indonesia. Kini Kebaya telah disasar berbagai kalangan masyarakat, dari pedagang pasar sampai istana Merdeka. Pemakaian kebaya menjadi simbol menegaskan jati diri bangsa serta menjaga bentuk busana tradisional dari pengaruh asing. Kebaya muncul dalam berbagai acara kenegaraan dan kegiatan resmi.

Berita Terkait :  Maksimalkan Peran Penyuluh Pertanian

Bahkan secara khusus Istana Negara menyelenggarakan peragaan busana kebaya, dengan tema “Istana Berkebaya.” Melibatkan Duta Besar perempuan, dan istri Duta Besar. Serta Menteri 6 Menteri Perempuan dalam Kabinet Jokowi – Ma’ruf Amin. Even budaya dalam rangkaian Hari Kemerdekaan RI ke-78 di istana negara, juga mengundang tokoh-tokoh Komunitas Perempuan Berkebaya. Ibu Negara, dan Ibu Wakil Presiden, sama-sama mengenakan kebaya encim warna putih. Seluruh Perempuan pejabat tinggi, diwajibkan melenggang-lenggok di atas cat-walk, bagai peragawati.

Namun realita saat ini, kebaya sebagai busana sehari-hari mulai ditinggalkan. Perempuan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, bahkan Yogya, lebih memilih pakaian modern. Karena dianggap lebih praktis dan mendukung mobilitas. Kebaya dinilai kurang nyaman untuk aktifitas harian, antara lain karena bahannya yang kaku dan modelnya yang membatasi gerak.

“Demo” ibu-ibu di pelataran candi Prambanan, dilakukan sebagai aksi Peringatan Hari Kebaya Nasional di Indonesia berlangsung setiap tanggal 24 Juli. Peringatan pertama, setelah Kebaya resmi diterima UNESCO, 4 Desember 2024. Kebaya seolah membangkitkan identitas nasional ke-Indonesia-an. Walau diusulkan oleh empat negara serumpun Melayu di ASEAN. Namun sebenarnya Kebaya telah menjadi bagian dari kehidupan perempuan di Nusantara sejak berabad-abad silam.

Kebaya merupakan hasil percampuran budaya. Yakni busana bagian atas untuk perempuan. Hingga kini masih menjadi pakaian paling popular di seantero Indonesia, terutama pada etnis Jawa, Sunda, Melayu, dan Bali. Berasal dari kata (qabaya), diduga berasal dari Timur Tengah (jazirah Arab), yang bermakna pakaian jubah. Beberapa bangsa Eropa penjajah (antara lain Portugis) membawa busana Kebaya ke Asia Tenggara.

Berita Terkait :  Komisi C DPRD Jombang Sidak Proyek Trotoar Jalan KH Abdurahman Wahid

Kini di seantero Indonesia, telah menjadi dress-code paling prioritas. Dikenakan Perempuan segala usia, anak-anak sampai lanjut usia. Menjadikan potensi (ke-ekonomi-an) kebaya sangat besar. Telah direspons pemerintah dan swasta. Pada era inovasi ekonomi kreatif, Kebaya bisa menjadi unit usaha menjanjikan keuntungan.

——— 000 ———-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru