Kenaikan suhu bumi dapat berdampak pada perubahan pola iklim global. Hal ini akan turut berpengaruh terhadap produktivitas sektor pertanian sehingga menjadi tantangan baru bagi pemenuhan kebutuhan pangan dunia seiring bertambahnya jumlah penduduk yang ditambah pula dengan adanya fenomena cuaca El Nino yang berpotensi menyebabkan turunnya produksi pangan pertanian.
Terbukti, sebanyak 63% wilayah Indonesia saat ini telah memasuki musim kemarau dengan kategori hari tanpa hujan (HTH) yang sangat panjang. Serta, terjadi peningkatan luas sawah terdampak kekeringan lebih tinggi secara nasional bila dibandingkan 2022 lalu. Sehingga sebagai dampaknya kekeringan terjadi dibanyak wilayah. Untuk itu, semua pihak harus waspada untuk memitigasi, apalagi sawah puso juga meningkat. Kondisi situasi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan. Pasalnya, suhu global bumi yang terus mengalami kenaikan yang sangat signifikan bisa memicu berbagi krisis yang benar-benar berbahaya bagi penghuni planet bumi.
Hal tersebut, selaras dengan hasil konfirmasi IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) sebagai badan PBB yang bertanggung jawab melakukan penilaian ke penelitian-penelitian tentang perubahan iklim. Selaras dengan hasil pantauan data WMO dan program Copernicus, suhu permukaan bumi dan lautan melonjak tajam. Rata-rata suhu permukaan selama 23 hari pertama Juli 2023 mencapai 16,95 derajat celsius, jauh di atas catatan suhu terpanas global yang terjadi pada Juli 2019 lalu sebesar 16,63 derajat celsius. Itu artinya, suhu bumi tercatat terus mengalami peningkatan sehingga tidak lagi sekadar “global warming”, tetapi mengarah pada “global boiling”,(Kompas, 3/9/2023).
Masalah dampak kenaikan suhu bumi ini meski teratasi dengan baik dan maksimal oleh seluruh elemen untuk terus berkomitmen dalam menurunkan karbon di tahun 2030, sebagai bagian mengatasi pemanasan global. Pasalnya, jika dibiarkan, kondisi global warming berpotensi semakin mengancam sektor pertanian dan keselamatan seluruh makhluk yang ada di bumi. Oleh karena itu, apabila di tahun 2025 manusia gagal dan tidak mampu untuk menekan angka peningkatan suhu global Bumi, maka manusia akan mengalami krisis dan membuat Bumi makin sulit untuk dihuni.
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Dosen Agribisnis Univ. Muhammadiyah Malang


