Surabaya, Bhirawa
Di zaman digital saat ini, banyak anak yang bergantung pada penggunaan gadget. Akibatnya, kurang terjadi interaksi sosial dan aktivitas fisik yang sesungguhnya cukup penting untuk perkembangan anak. Melalui program magang MBKM di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya diharap dapat memberikan kesempatan pelatihan serta mengedukasi bahaya penggunaan gadget secara berlebihan, dengan menggunakan metode mengajak bermain permainan tradisonal.
Pengalaman mengikuti magang tersebut begitu berkesan bagi Achmad Dany sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) yang berkesempatan melaksanakan magang BK3S di Kampung Lali Gadget. Selama magang yang akan berlangsung satu semester ini, Danny dibimbing oleh dosen Pembimbing magang Kun Muhammad yang juga dosen Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya.
“Kecanduan gadget telah menjadi isu serius di kalangan anak-anak, karena hal tersebut berdampak negatif pada Kesehatan mental dan fisik mereka. Mengajak bermain permainan tradisional menjadi salah satu solusi yang cukup efisien,” kata Achmad Danny saat berbicang santai dengan Bhirawa dalam sebuah kesempatan.
Ketergantungan pada gadget bukanlah hal yang mudah untuk ditangani, hal tersebut dibuktikan sendiri oleh Dany sewaktu memandu di Kampung Lali Gadget.
“Banyak anak-anak menjadikan gadget sebagai “teman sehari-hari” mereka yang tidak mudah untuk dipisahkan. Dibalik kemudahan dalam mengakses segala hiburan dan kesenangan sesaat yang ditawarkan, tersimpan banyak kensekuensi yang cukup serius yang sering terabaikan oleh orang tua, hal tersebut dapat berdampak langsung pada tumbuh kembang anak,” jelas Dany lagi.
Beberapa dampak yang ditemukan Achmad Dany dilapangan secara langsung, banyak anak yang pendiam dan menyendiri atau anti sosial, hanya fokus pada gadgetnya saja, selain itu sulitnya dalam berkonsentrasi dan mudah uring-uringan, anak yang terbiasa dengan visualiasasi gadget yang cepat saat bermain game dapat mengalami kesulitan untuk fokus pada aktivitas yang membutuhkan perhatian yang detail dan lama, seperti pada saat workshop belajar membuat bedhil jepret dan membaca buku.
Bermain Permainan tradisional berpotensi membantu mengurangi kecanduan gadget pada anak, baik secara kognitif, sosial, maupun fisik.
Hal tersebut merupakan metode yang cukup efisien dan dibuktikan oleh Achmad Dany sebagai pemandu di Kampung Lali Gadget, Mengajak bermain dengan permainan tradisional, anak-anak dapat mengasah kreatvitas, kemampuan motorik, serta keterampilan berkomunikasi secara langsung dengan individu lain. Hal tersebut dapat berpengaruh pada stimuli imajinasi pada anak dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan secara langsung.
Beberapa contoh permainan tradisional yag dapat dikenalkan pada anak antara lain congklak, gobak sodor, lempar sarung, kelompen tali, dan egrang. Tak hanya itu, anak-anak juga mendapat kesempatan membuat mainan tradisional sendiri, seperti, wayang bambu, mobil dari batok kelapa, atau keris dari daun kelapa, dan bahan daur ulang seperti mobil botol bekas, dan roket air. Setiap permainan memiliki nilai edukatif tersendiri yang secara tidak langsung mendorong proses belajar sembari bermian secara riang dan bermakna. Dan dengan mengenalkan permainan tradisonal, secara tidak langsung juga melestarikan budaya permaian tradisional yang sudah mulai terpinggirkan.
Menurut Danny, bermain permainan tradisional tidak hanya menyenangkan dan seru, tetapi juga dapat merangsang kreativitas dan keterampilan motorik pada anak.
Dikonfirmasi terpisah, Founder Kampung Lali Gadget Achmad Irfandi menjelaskan alasan terbentuknya fasilitas Kampung Lali Gadget, berawal dari keresahan terhadap anak-anak yang tidak dapat lepas dari handphone menjadikan komitmen dan terbentuklah suatu komunitas yang diharapkahn dapat memfasilitasi untuk membantu anak-anak melepskan diri dari pengaruh gadget melalui bermain permainan tradisional yang edukatif dan menghibur.
Langkah tersebut juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pentingnya bahaya akan kecanduan gadget dengan alternatif mengajak bermain permainan tradisional kepada anak-anak sebagai bentuk mengurangi ketergantungan pada gadget.
Kampung Lali Gadget merupakan salah satu komunitas yang menyediakan fasilitas dan program untuk memperkenalkan Kembali permainan tradisional kepada anak-anak. Melalui kegiatan rutin setiap hari minggu, anak-anak diajak untuk bermain Bersama serta membuat berbagai produk tradisional seperti ketupat, sunduk urut, kolak, dan juga mengolah Kembali sampah yang dihasilkan dari kegiatan yang dilaksanakan di Kampung Lali Gadget, seperti mobil dari batok kelapa atau botol bekas, roket air dari pipa dan botol bekas, dan oblek atau lentera dari botol kaca bekas. Kegiatan ini tidak hanya menyenagkan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran sosial dan budaya yang efektif.
Anak-anak dapat berinteraksi, belajar bersosialisasi, dan mengembangkan kreativitas mereka dalam suasana yang positif dan menyenangkan. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam mendukung perkembangan anak dengan cara yang sehat dan seimbang. Diharapkan, orang tua dapat lebih peduli terhadap Kesehatan fisik dan mental anak, serta dapat mengedukasi bahaya penggunaan gadget secara berlebihan, salah satunya menajak bermain permainan tradisional sebagai alternatif pengganti gadget modern. Keberadaan tempat seperti Kampung Lali Gadget dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai ruang tumbuh dan bermain yang menyenangkan dan edukatif bagi anak-anak. [why]