29 C
Sidoarjo
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Anak, Buku dan Perpustakaan

Oleh :
Wempi RG
Pustakawan Ahli Muda Disperpusip Jatim

Kemarin, tepat 23 Juli 2024, anak-anak Indonesia memperingati momen special peringatannya yang sudah menginjak ke 40 tahun. Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang selalu diperingati secara serentak di setiap kota di Indonesia menjadi momen perenungan semua pihak.

Tidak hanya lembaga yang membidangi perlindungan anak seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) dan pemerintah, masyarakat luas pun berkewajiban andil dalam membentengi hak anak dalam membangun jati diri mereka. Kendati banyak PR yang perlu diperjuangkan (wajib dan harus diperjuangkan), semua komponen perlu bergandeng tangan memenuhi hak anak hingga tak menyisahkan peristiwa dan cerita pelik dan sumir di tengah masyarakat.

Empat hak anak yang menjadi pilar utama untuk terus diperjuangkan yakni hak kelangsungan hidup, hak perlindungan, hak tumbuh kembang dan hak partisipasi. Sehingga, keceriaan dan kebahagiaan yang menjadi harapan mereka pun masih harus terus diupayakan dengan lantang. Apalagi dalam menyongsong bonus demografi 2045 mendatang harus benar-benar menghadirkan generasi emas yang membanggakan bagi bangsa dan negara. Dan seluruh pihak perlu memastikan anak-anak Indonesia terpenuhi hak mereka menjadi anak-anak yang berkualitas, mandiri dan berdaya saing.

Generasi emas tidak hanya dipersiapkan dari segi fisik saja. Kecerdasan generasi bangsa menjadi sebuah hal yang sangat fundamental dan penting untuk dipersiapkan. Pengetahuan melalui pentingnya pemahaman literasi menjadi salah satu kunci penting untuk mewujudkan keinginan itu. Pemahaman tersebut menjadi dasar dalam mempersiapkan generasi muda bangsa yang luar biasa. Sehingga dalam menyongsong bonus demografi 2045 wajib diimbangi dengan kualitas generasi muda bangsa yang hebat lewat pengetahuan akan literasi.

Pemahaman literasi sangat diperlukan bagi anak-anak sejak dini. Pemahaman tentang literasi wajib diperkenalkan. Bahkan, dunia literasi perlu didekatkan dengan aktivitas mereka. Tujuannya tak lain agar selain dapat mengenal apa yang dinamakan literasi, anak-anak juga dipersiapkan melalui jati diri mereka dalam membangun budi pekerti dan ilmu pengetahuan.

Berita Terkait :  Digitalisasi Jurnalisme Warga dan Bahaya Bandwagon Effect

Terlebih hal corak dan gaya gemar membaca. Cara tersebut perlu terus digalakkan dengan keras hingga tumbuh dan menjadi kebiasaan. Kegemaran membaca, khususnya bagi anak-anak menjadi tantangan yang cukup berat. Mengingat, era zaman yang serba digitalisasi membuatnya tak lagi melirik buku menjadi gaya hidup.

Padahal, berkaca pada founding fathers bangsa dalam berjuang membangun bangsanya tidak lepas dengan buku. Sebut saja Presiden RI pertama, Soekarno. Bapak proklamator bangsa itu sangat piawai dalam mengulas suatu masalah dengan bahasa yang mudah dipahami dan sangat mendalam. Pidatonya pun mampu mempesona hingga membakar semangat yang mendengarkan. Salah satu kalimat yang sering diulas bagaimana dirinya mampu membangkitkan rakyatnya lewat statemen “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”. Kepiawaian itu tak lepas bagaimana perbendaharaan bahasa melalui membaca buku menjadi dasar ilmu dan pengetahuannya.

Lalu ada Bung Hatta. Wakil Presiden RI pertama itu pun pernah menyampaikan dalam tulisan bukunya bahwa dirinya rela di penjara asalkan bersama buku. Mengapa demikian? karena dengan buku dirinya merasa bebas. Bahkan dalam tulisannya, Des Alwi, penulis buku “Sejarah Maluku” menuliskan bahwa ketika dibuang ke Banda, Bung Hata membawa serta buku sebanyak 2.000 judul. Jumlah yang tidak dapat dikatakan sedikit itu mengingatkan keadaan transportasi dulu yang tentunya tidak semudah sekarang. Belum lagi RA Kartini. Lewat membaca, pejuang inspirasi kaum hawa itu mampu menuangkan segala idealismenya soal perjuangan lewat karya-karyanya yang luar biasa yakni “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Berita Terkait :  Citra Polri Tersandera

Berbicara soal literasi tidak hanya bagaimana minat baca dapat tumbuh dan berkembang. Tetapi diharapkan juga mampu meningkatnya sisi literasi. Sehingga dengan membaca, seseorang mendapatkan banyak data. Selanjutnya, dari data-data tersebut akan menjadi informasi baru. Dan informasi tersebut jika dibagi dengan orang lain maka akan menjadi pengetahuan yang istimewa.

Terlebih lagi, orang yang banyak memiliki pengetahuan akan lebih mampu memahami berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Sehingga, orang demikian akan menjadi pribadi yang bijaksana. Karakternya akan dapat membawa pencerahan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sesamanya (Robert Stueart, 2002: 6).

Kondisi tersebut perlu pemahaman penting tentang kecerdasan akan wawasan pengetahuan bagi anak-anak. Mereka bukan saja ditopang lewat gizi seimbang, tetapi hal kecerdasan lewat dukungan pemahaman literasi juga penting dan perlu untuk ditanamkan sejak dini. Literasi menjadi hal yang sangat penting. Apalagi, dalam pemahaman umum bahwa buku menjadi jendela dunia. Lewat buku banyak pengetahuan dan informasi yang diperoleh. Sehingga minat baca sangat penting bagi generasi muda bangsa, utamanya di kalangan anak-anak usia dini.

Minat baca sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seorang anak. Menumbuhkan minat baca mereka dibutuhkan pemantik serta pendorong yang tepat. Berbagai kegiatan, acara dan program yang menarik menjadi solusi penting. Kolaborasi banyak pihak perlu dilakukan.

Menilik sebuah penelitian terbaru dari jajak pendapat sebanyak 2.000 orang tua dan guru di Amerika yang dilansir NY Post, 28 Agustus 2023 lalu menyebutkan bahwa usia anak 5-12 tahun yang gemar membaca cenderung lebih bahagia sebanyak 91%. Tak hanya itu. Penelitian tersebut juga merilis bahwa anak yang gemar membaca lebih aktif secara fisik sebesar 92%. Lalu anak yang gemar membaca memiliki imajinasi yang lebih aktif sebesar 95% serta mereka yang cenderung lebih baik dalam memecahkan masalah sebesar 51% dibanding anak yang jarang atau tidak pernah membaca.

Berita Terkait :  Dukung Ketahanan Pangan Melalui Alokasi Subsidi Pupuk

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa sebesar 85% orang tua setuju kalau dengan membaca anak-anak mampu membuka wawasan dan potensinya. Bahkan tiga dari lima orang tua juga menyampaikan bahwa anak-anak mereka telah berbagi cita-cita ketika mereka tumbuh dewasa. Seperti halnya menjadi dokter atau perawat (23%), guru (16%), atau ilmuwan (15%). Bahkan lebih dari seperempat (27%) aspirasinya terinspirasi dari buku yang pernah mereka baca.

Sementara menilik Undang-Undang 43/2007 tentang Perpustakaan sendiri menjelaskan bahwa perpustakaan berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge society) melalui ikhtiar kolektif dalam menumbuhkan tradisi dan budaya baca di masyarakat. Ditinjau dari pusat ilmu pengetahuannya, perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan mampu mendorong inovasi dan kreativitas. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, perpustakaan juga menjadi pusat kegiatan masyarakat dalam mengembangkan potensi berbasis literasi. Lalu sebagai pusat kebudayaan, perpustakaan mampu memajukan dan melestarikan kebudayaan. Perpustakaan juga diharapkan mampu menciptakan SDM yang unggul, professional, kreatif, inovatif dan bertanggungjawab. Sehingga, lewat peran tersebut, diharapkan bonus demografi 2045 dapat tercapai seperti yang diharapkan. Minimal harapan itu mampu diwujudkan sebesar 65 % dari jumlah penduduk Indonesia yang berada di usia produktif.

Untuk itu, dalam memperingati HAN kali ini diharapkan agar anak-anak Indonesia mampu menjadi ujung tombak masa depan bangsa yang gemilang. Mereka menjadi aset bangsa yang Istimewa dalam merancang mata rantai manusia Indonesia saat ini dan di masa mendatang. Semoga, melalui pemahaman literasi yang cukup dengan tingginya minat baca maka membangun generasi emas Indonesia 2045 diharapkan mampu tercapai sempurna. Harapan ini tak lepas dari peran keluarga, lingkungan dan semua elemen masyarakat. Selamat HAN ke 40. “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

———— *** —————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img