Pemkab Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berencana akan merevitalisasi Alun-alun Bojonegoro dengan konsep bertaraf internasional. Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam acara “Ngopi” (Ngobrol Bareng Bupati) yang digelar belum lama ini.
Menurut Bupati Setyo Wahono, alun-alun sebagai simbol kota harus ditata ulang agar menjadi ruang publik yang modern, nyaman, dan representatif. Ia menekankan dua aspek penting dalam proses revitalisasi ini, yakni penataan kawasan dan pengelolaan parkir.
“Penataan kalau bisa sesuai standar internasional. Lalu, parkir jadi krusial karena menyangkut kelancaran arus lalu lintas di alun-alun. Jadi, nanti perlu ditata dan dirapikan,” ujarnya.
Revitalisasi juga diarahkan untuk menyatukan fungsi alun-alun dengan kawasan sekitar seperti pasar, masjid, dan pendopo kabupaten. Untuk menghindari tumpang tindih kewenangan antar instansi, Pemkab Bojonegoro berencana membentuk unit khusus pengelola alun-alun.
“Unit khusus ini bertanggung jawab meminimalisir gesekan antar-instansi agar revitalisasi dan pengelolaan alun-alun ke depan berjalan lancar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Luluk Alifah, mengingatkan bahwa Alun-Alun Bojonegoro merupakan ruang terbuka hijau (RTH) seluas 3,9 hektare. Ia berharap revitalisasi tidak mengurangi luas RTH, melainkan justru menambahnya.
“Ruang terbuka hijau sangat penting, sehingga saya sampaikan terlebih dahulu sebelum revitalisasi masuk ke ranah teknis,” ungkapnya.
Revitalisasi ini juga akan mencakup penataan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di sekitar alun-alun dan kerap menyebabkan kemacetan. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi alun-alun sebagai ruang interaksi yang ramah dan tertib bagi masyarakat Bojonegoro. [bas.dre]


