Pasukan Brimob Polda Jatim masih bersiaga di Tulungagung meski aksi unjuk rasa akbar batal terlaksana, Kamis (4/9).
Tulungagung, Bhirawa.
Polres Tulungagung bergerak cepat dalam mengatasi rencana aksi unjuk rasa beraroma anarkis. Mereka berhasil menangkap provokator yang membuat aksi unjuk rasa yang sedianya digelar pada Kamis (4/9) akhirnya ditunda.
Kapolres Tulungagung, AKBP Mohammad Taat Resdi, usai apel kesiapan pengamanan di Mapolres Tulungagung, Kamis (4/9), mengungkapkan provokator yang berhasil ditangkap merupakan mahasiswa perguruan tinggi di Kediri.
“Yang bersangkutan sudah tiga hari di Tulungagung. Berpindah dari warung kopi ke warung kopi lainnya melakukan provokasi agar warga ikut demo yang sedianya dilakukan pada hari ini,” ujarnya.
Menurut Kapolres Taat, mahasiswa berinisial CK dan berasal dari Klaten tersebut ditangkap di salah satu hotel di Kota Tulungagung. “CK juga merupakan terduga pelaku pengrusakan Mapolres Kediri Kota. Ia ditangkap tadi malam pukul 20.00 WIB,” sambungnya.
Perwira menengah polisi ini selanjutnya membeberkan dari hasil pengembangan, polisi malam itu kembali melakukan penangkapan terhadap provokator lainnya yang akan membuat rusuh di Tulungagung. Penangkapan dilakukan di Kota Kediri bersama Polres Kediri Kota.
Provokator lainnya itu berinisial MSA. Juga merupakan mahasiswa perguruan tinggi di Kediri dan sesuai KTP-nya berasal dari Jakarta Timur. MSA dan CK diduga bersama-sama melakukan pengrusakan Mapaolres Kediri Kota dengan bom molotov. CK berperan sebagai pelempar bom molotov, sedang MSA sebagai penyulut api bom molotov.
“Saat ini kedua provokator sudah diserahkan ke Polres Kediri Kota. Ini karena tempat kejadian perkara terkait pengrusakan mapolres terjadi di Kediri,” papar Kapolres Taat.
Soal motif provokator membuat rusuh saat aksi unjuk rasa, Kapolres Taat mengatakan karena ada perasaan dongkol pada polisi. “CK mengaku dongkol dan dendam sekali pada polisi. Ada dendam personal. Pernah di tilang polisi saat di Yogyakarta. Ini yang menjadi pemicu untuk melakukan aksi rusuh,” tuturnya.
Ada pun target aksi unjuk rasa yang akan berakhir anarkis dan rusuh di Tungagung ada dua tempat. Yakni Mapolres Tulungagung dan Kantor DPRD Tulungagung.
Lebih lanjut Kapolres Taat menyatakan meski unjuk rasa tidak jadi dilakukan, aparat keamanan masih terus melakukan penjagaan. Jumlah aparat keamanan tersebut mencapai 1.470 personel. Termasuk pasukan dari Brimob.
“Kami tetap bersiaga karena tidak menutup kemungkinan kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab sudah ada di Tulungagung dan akan nekad. Tetapi saya percaya dengan dukungan seluruh masyarakat dan seluruh elemen masyarakat yang sudah sepakat untuk menjaga keamanan, insya Allah Tulungagung tetap aman dan kondusif,” paparnya lagi.
Saat ini kondisi Tulungagung terpantau cenderung kondusif, meski sejumlah pedagang lebih memilih tidak melakukan aktifitas dan menutup tempat usahanya. Bahkan sejumlah toko di sekitaran simpang Tulungagung Theatre (TT) banyak yang tutup. (wed.hel)


