Semarak Hari Nata l2025 dirayakan umat Kristiani di seluruh dunia, dengan jargon “Merry Christmas, and Happy New Year” yang sangat masif. Dikaitkan dengan perayaan tahun baru.Bahkan perayaannya telah diawali pada 6 Desember 2025, oleh Gereja Tiberias Indonesia (GBI). Di Indonesia, hampir seluruh mal telah dihias dengan lampu, dan pernik pita kertas warna-warni.Misi utama perayaan natal, sejak awal (dirayakan pertama pada tahun 336 Masehi), adalah saling memberi. Bersambung pada abad ke-19, di-ikuti pohon Natal, dan sinterklas.
Saat ini, perayaan Nataldengan kewaspadaan global. Terutama genosida Israel di Gaza. Sekaligus penguasaan ilegal area Betlehem di Palestina. Selama bertahun-tahun kedamaian Betlehem, dijaga bersama oleh umat Islam, dan komunitas Nasrani. Goa tempat dahulu Nabi Isa alaihissalam dilahirkan, telah dibangunGereja Kelahiran (Church of Nativity). Biasa menjadi situs ziarah umat Kristiani seluruh dunia. Masuk dalam otoritas Palestina, tetapi dikendalikan (dan diawasi tentara Israel). Menyebabkan keterbatasan aksesi.
Sejak perang Hamas-Israel (Oktober 2023), Gereja Kelahiran, dan seluruh Bethlehem, telah dikepung tentara Israel. Sejak Natal 2023,tiada ke-meriah-an. Tiada pohon Natal, tiada festival pasar Natal. Alun-alun “Manger”square Bethlehem, diyakini sebagai palungan.Yakni wadah pakan yang digunakan untuk membaring Isa Almasih setelah dilahirkan. Satu-satunya tempat empuk untuk bayi,dalam pengasingan diri bunda Maryam.Tetapi pada Natal 2023, patung bunda juga dikelilingi pagar kawat berduri.
Dalam ajaran agama Islam, lokasi sekitar Mangerdiberkati dengan panen tumbuhan korma yang berjatuhan. Memperingati Natal, biasanya terdapat 200 ribu peziarah warga Palestina (dan negara tetangga, Yordania, Lebanon, dan Irak). Saat ini, setelah sepi selama dua tahun,alun-alun “Manger” mulai berbenah. Setelah gencatan senjata kedua, Oktober 2025. Pohon Natal, kembali didirikan tegak. Walau dalam krisis ekonomi parah. Namun di Indonesia, perayaan Natal dirayakan dengan suka cita.
Perayaan Natal di Indonesia (sebagai negara dengan warga muslim terbesar di dunia), berlangsung meriah. Beragam perayaan Natal berbalut budaya. Diantaranya, di Yogyakarta, selalu digelar “Wayang Wahyu,” di pelataran Gereja Hati Kudus, Ganjuran, desa Sumbermulyo, Bantul, DIY. Yang tergolong unik, adat Marbinda, yang dirayakan masyarakat Kristen sekitar danau Toba, dan Sumatera Utara. Ada pula budaya Kunci Taon Manado (sebulan penuh).
Peringatan Nataljuga dirayakan di Kediri, Jawa Timur. Persiapannya disokong umat muslim sekitar. Terutama di gereja Katolik Puhsarang, desa Blimbing. Lokasinya indah, di kaki gunung Wilis. Uniknya, pohon Natal dibangun dari ribuan buah pisang hasil panen warga sekitar. Serangkaian misa dilakukan dengan kostum Jawa, disertai tabuhan gamelan. Juga khutbah (homili), doa, dan berbagai nyanyian liturgi disampaikan dalam bahasa Jawa.
Tetapi perayaan Natal di Indonesia, masih diliputi kepedihan mendalam bencana dampak pengelolaan lingkungan di Sumatera bagian utara.Jumlah korban jiwa sudah mencapai 1.090 jiwa, dan 180 masih dinyatakan hilang. Serta sekitar 4,1 juta jiwa (30,77%) umat Kristiani, tidak dapat merayakan Natal. Rakyat Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, masih sangat membutuhkan sokongan bantuan. Kawasan yang ter-isolasi mulai tersibak. Sebagian sudah bisa dilewati untuk distribusi bantuan.
Ke-meriah-an Natal, seharusnya tidak berhenti di dalam gereja, hanya dalam khotbah. Melainkan wajib diwujudkan dalam aksi nyata membantu rakyat dalam kepedihan. Maka visi utama “memberi”(dan kasih) pada perayaan Natal 2025, seyogianya diarahkan untuk membantu masyarakat terdampak bencana di Sumatera. Segenap geraja Kristen, dan gereja Katolik, patut tampil di depan mengerahkan sinterklas relawan.
–——– 000 ———


