Kepala Diskominfo Kabupaten Malang Atsalis Supriyanto. foto: cahyono/bhirawa.
Kab Malang, Bhirawa.
Kabupaten Malang sebuah wilayah di Jawa Timur (Jatim) yang memiliki topografi atau fitur alam seperti gunung, lembah, dan sungai. Dan sering direpresentasikan dalam peta topografi dengan garis kontur gunung serta bukit, namun juga terdapat lembah. Sehingga dengan memiliki topografi itu, maka banyak titik blank spot atau area yang tidak terjangkau atau tidak mendapatkan sinyal komunikasi, seperti sinyal seluler atau Wifi.
Meski seluruh desa sudah terkoneksi internet, baik nirkabel (sinyal) maupun jaringan Fiber Optik (FO), masih ada desa yang belum tercover secara keseluruhan. Sehingga untuk mengurai masalah tersebut, maka kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Malang Atsalis Supriyanto, Senin (8/12), kepada wartawan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah agar desa yang blank spot bisa terkoneksi internet.
“Kami akan mengupayakan kerja sama dengan pihak ketiga melalui Corporate Social Responsibility (CSR), dan kami upayakan untuk memasang jaringan internet,” paparnya.
Menurutnya, pihak swasta sering ragu ketika harus memasang kabel melewati medan perbukitan. Pada akhir bulan September 2025 masih ada 85 titik blank spot. Sedangkan angka tersebut masih bisa bertambah sesuai hasil survei lapangan. Untuk itu, pihaknya
memprioritaskan bisa memasang saluran internet di pelosok-pelosok desa. Terutama di kantor desa dan kecamatan yang masih masuk daerah lemah sinyal. Meski ada desa yang masih memiliki blank spot, Namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengklaim bahwa kawasan perumahan sudah 100 persen terlayani jaringan internet.
“Berdasarkan hasil analisis, layanan 4G atau teknologi jaringan seluler generasi keempat dan 2G untuk telepon sudah hampir merata di wilayah Kabupaten Malang. Untuk tahun 2026 mendatang, mudah-mudahan sudah tidak ada lagi blank spot di wilayah Kabupaten Malang,” tutur Atsalis.
Dia menegaskan, sebagai upaya pemerataan jaringan internet, maka Pemkab Malang sudah mengajukan penambahan 20 titik Base Transceiver Station (BTS) ke Pemerintah Pusat, seperti yang kita ajukan di sekitar tempat wisata strategis yakni wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Dan hingga saat ini, pihaknya masih menunggu perkembangan pengajuan tersebut. Sementara, upaya lain yang kita lakukan yakni mendorong provider telekomunikasi swasta untuk mendirikan menara BTS di wilayah blank spot.
“Kami juga mengajukan penanganan area blank spot dan lemah sinyal telekomunikasi secara berkala ke Direktorat Akselerasi Infrastruktur Digital Direktorat Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta mengajukan ke Bakti Komdigi untuk area non profit,” terang Atsalis. (cyn.hel)


