32 C
Sidoarjo
Monday, December 8, 2025
spot_img

UMKM Menanggal Perluas Daya Saing Lewat NIB dan Pelatihan Higienis


Legalitas dan Kebersihan Jamu Jadi Sorotan
Surabaya, Bhirawa
Tren gaya hidup sehat mendorong jamu tradisional kembali digemari masyarakat urban. Namun, peningkatan minat tersebut tidak diikuti kesiapan sejumlah pelaku usaha jamu rumahan di Surabaya, yang masih tertinggal dalam aspek legalitas dan standar kebersihan produksi. Kondisi ini terungkap dalam kegiatan edukasi legalitas dan pelatihan higienitas yang digelar oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Non Reguler (KKN-NR01) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, di Kelurahan Menanggal, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, awal bulan ini.

Sejumlah UMKM jamu di kawasan tersebut diketahui masih mengandalkan resep turun-temurun tanpa menerapkan standar produksi yang higienis. Bahkan, banyak pelaku usaha belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), padahal dokumen legal ini menjadi syarat utama untuk memperoleh izin edar, akses permodalan, hingga peluang kemitraan dengan ritel modern dan marketplace nasional.

Menurut fasilitator kegiatan Moch. Rizal Chamdi, rendahnya pemahaman terkait NIB menjadi penghambat utama UMKM jamu untuk menembus pasar yang lebih luas.

“Tanpa NIB, pelaku usaha tidak dapat mengikuti program pemerintah maupun masuk ke jaringan penjualan modern. Pengurusan NIB justru gratis melalui sistem OSS,” jelas Rizal Chamdi.

Selain edukasi legalitas, kegiatan ini juga menekankan pentingnya higienitas produk jamu. Peserta diperkenalkan pada prosedur produksi yang aman, mulai dari sterilisasi alat, pemilihan bahan segar, proses perebusan bersuhu tepat, hingga metode penyimpanan yang mampu menjaga kualitas jamu lebih lama. Pelaku UMKM juga belajar teknik pengemasan modern yang mencantumkan informasi kandungan, manfaat, tanggal produksi, hingga anjuran konsumsi.

Berita Terkait :  Posko Pemenangan ABADI Siap Fasilitasi Pertemuan Lintas Komunitas

Tidak hanya itu, pelatihan turut mendorong UMKM untuk membangun branding sederhana. Pelaku usaha diajak mengangkat keunikan jamu melalui cerita sejarah resep keluarga, karakter rempah Nusantara, serta manfaat kesehatan yang relevan dengan gaya hidup masyarakat modern. Langkah ini dinilai penting untuk menarik konsumen milenial dan Gen Z yang membeli produk bukan hanya berdasarkan harga, tetapi juga nilai pengalaman yang ditawarkan produk.

Kesadaran pelaku usaha mulai meningkat. Seorang penjual jamu yang telah berjualan selama 15 tahun mengaku baru mengetahui bahwa NIB dapat membuka akses pembiayaan. “Saya kira hanya formalitas. Ternyata bisa membantu mendapatkan bantuan modal,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pemberdayaan UMKM tidak selalu bergantung pada modal materi, tetapi melalui peningkatan kapasitas pengetahuan dan standar usaha. Dengan legalitas yang kuat serta kualitas produksi yang lebih higienis, jamu tradisional berpotensi menjadi produk kesehatan modern tanpa kehilangan identitas budaya Nusantara.

Ke depan, pendampingan lanjutan dari mahasiswa Untag Surabaya diharapkan mencakup pemasaran digital, sertifikasi halal, hingga inovasi rasa berbasis rempah lokal. Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, UMKM Menanggal berpeluang menjadi pelopor jamu sehat yang kompetitif di pasar nasional. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru