25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Pemkab Nganjuk Gulirkan Bantuan Pertanian untuk 1.500 Petani: Dari Alun-alun, Harapan Baru Mengalir ke Sawah-sawah

Nganjuk, Bhirawa.
Pagi itu, Alun-Alun Nganjuk bukan sekadar ruang publik; ia menjelma menjadi ladang harapan. Di bawah langit cerah akhir November, sekitar 1.500 petani dari berbagai kecamatan berkumpul dalam Apel Penyerahan Bantuan Pemerintah Tahun Anggaran 2025—sebuah momentum yang mengikat kembali optimisme pertanian Nganjuk.

Deretan hand tractor, kendaraan roda tiga, hingga paket benih dan pupuk tersusun rapi, seolah menjadi simbol bahwa pemerintah daerah tidak ingin petani berjalan sendirian.
Pagi itu, Nganjuk bicara lantang: pertanian tetap jantung pembangunan.

Bantuan yang Bukan Sekadar Angka

Kepala Dinas Pertanian melaporkan tiga jenis bantuan utama yang disalurkan yakni:

  1. Benih padi unggul untuk peningkatan produktivitas.
  2. Program optimasi lahan, mulai irigasi perpompaan, pupuk, hingga benih tambahan.
  3. Alsintan DBHCHT, seperti hand tractor dan kendaraan roda tiga, guna mempercepat olah lahan dan mobilitas petani.

Setiap paket bukan hanya barang; ia adalah energi baru yang mengalir ke sawah-sawah—mendorong percepatan tanam, efisiensi kerja, dan ketahanan pangan Nganjuk sebagai lumbung padi Jawa Timur.

Bupati Nganjuk, Kang Marhaen, berdiri di tengah barisan petani. Didampingi Wakil Bupati, Ketua DPRD, Sekda, dan Kadis Pertanian, ia menyerahkan bantuan secara simbolis.
Suaranya tegas, namun mengalir lirih menembus batin para petani.

“Kekuatan pangan negeri ini ada di tangan panjenengan semua. Pemerintah hadir bukan untuk menggantikan kerja keras itu, tetapi untuk memperkuatnya,” ujarnya.

Berita Terkait :  JDIH yang Pertama Gunakan Teknologi AI di Indonesia

Ia menegaskan strategi Pemkab Nganjuk: intensifikasi lahan, ekstensifikasi terukur, dan penyediaan sarana-prasarana modern.

Di tengah ancaman perubahan iklim, penyusutan lahan pertanian, dan fluktuasi harga, pesan itu terasa relevan—bahwa pertanian bukan sekadar sektor ekonomi, melainkan benteng masa depan.

Senyum di Alun-Alun, Semangat di Lahan

Saat sesi foto bersama, deretan petani tampak sumringah.
Ada yang menggenggam kunci kendaraan roda tiga seperti memegang masa depan anaknya. Ada yang memandangi hand tractor seolah melihat sahabat baru yang akan membantunya mengejar musim tanam.

Ida Shohibatin dengan gaya yang lebih humanis dan membumi—menyampaikan apresiasi kepada para petani dan perempuan tani yang turut menjaga dapur ketahanan pangan keluarga.

“Petani adalah tulang punggung yang tidak pernah menuntut pujian, tapi kita semua hidup dari kerja mereka. Hari ini kita tidak hanya menyerahkan bantuan, tetapi merawat penghormatan kepada profesi paling mulia ini.

Ia mengajak masyarakat menjaga lahan pertanian, menghargai kerja petani, dan memastikan generasi muda tetap tertarik pada dunia agraria.

Di wajah-wajah itu, berita hari ini menemukan jantungnya: bahwa bantuan pemerintah bisa menjadi cerita inspiratif ketika ia benar-benar menyentuh akar kebutuhan.

Nganjuk kembali menegaskan dirinya bukan hanya sebagai produsen padi, tetapi sebagai kabupaten yang percaya bahwa masa depan dibangun dari tangan petani yang terus menanam, meski musim tak selalu ramah. (dro.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru