Kota Malang, Bhirawa
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm) pada November 2025. Pendorong utama kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) ini adalah komoditas pangan, khususnya tomat dan cabai merah. Keduanya, bersama dengan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, memberikan andil signifikan terhadap inflasi. Secara tahunan, inflasi Kota Malang kini tercatat sebesar 2,71% (yoy).
Secara rinci, kenaikan harga komoditas tomat (dengan andil 0,03% mtm) dan cabai merah (andil 0,02% mtm) adalah di antara penyumbang utama inflasi.
Kenaikan ini didorong oleh penurunan produksi akibat tingginya curah hujan yang mengganggu panen dan distribusi, sementara permintaan masyarakat tetap tinggi.
Selain itu, komoditas pangan lain seperti bawang merah dan kacang panjang turut memberikan andil 0,02% (mtm) pada inflasi.
Meskipun komoditas emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan andil 0,06% (mtm), komoditas pangan seperti tomat dan cabai merah tetap menjadi fokus perhatian dalam pengendalian inflasi daerah.
Laju inflasi yang lebih tinggi berhasil tertahan berkat deflasi pada beberapa komoditas pangan penting. Komoditas beras mencatatkan deflasi dengan andil -0,04% (mtm). Deflasi juga terjadi pada daging ayam ras (-0,03% mtm) dan telur ayam ras (-0,01% mtm), seiring dengan terjaganya pasokan di pasar.
Tekanan inflasi di Kota Malang pada November 2025 cenderung melandai dan masih berada dalam rentang sasaran berkat koordinasi solid oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain Pelaksanaan Gelar Pangan Murah (GPM) di 5 kecamatan Kota Malang (19-28 November 2025). Giat penanaman cabai di Kota Malang pada 7 November 2025 sebagai upaya peningkatan pasokan.
BI juga melakukan pemantauan harga dan rapat koordinasi rutin.
Selain itu, sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan BI akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan program 4K untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5% ± 1% (yoy). [mut.hel]


