Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan Jawa Timur terus memperkuat ekosistem pendidikan vokasi. Melalui UPT Pengembangan Teknis dan Keterampilan Kejuruan (PTKK), Dindik Jatim resmi menambah satu Tempat Uji Kompetensi Lembaga Sertifikasi Kompetensi (TUK LSK) baru untuk jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM). TUK ini menjadi yang ke-10 dan melengkapi fasilitas sertifikasi yang sebelumnya telah tersedia.
Selama ini, UPT PTKK telah memiliki sembilan TUK untuk berbagai bidang, mulai Tata Boga, Tata Busana, Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU), Tata Kecantikan, Videografi, Fotografi, Web Desain, Desain Grafis, hingga Motion Animasi. Hadirnya TUK TSM menjadi angin segar bagi siswa yang ingin memperoleh sertifikasi kompetensi berstandar nasional.
TUK baru tersebut rencananya mulai dibuka tahun depan, bekerja sama dengan instruktur dari Honda. Kolaborasi ini diharapkan memberikan pengalaman langsung dengan standar industri otomotif yang sesungguhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa penguatan fasilitas PTKK bukan semata soal menambah ruang praktik. Lebih dari itu, PTKK diarahkan menjadi “Bengkel SDM” tempat penggodokan tenaga kerja terampil yang benar-benar sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Kalau UPT PTKK berkembang, sekolah harus ikut memanfaatkan. Siswa bukan hanya praktik, tapi pulang dengan sertifikasi kompetensi yang diakui industri,” ujar Aries, Senin (24/11).
Ia menekankan bahwa kolaborasi dengan industri harus menjadi ruh utama. Kehadiran guru atau instruktur di PTKK, menurutnya, tidak cukup tanpa keterhubungan nyata dengan DUDI. Standar kerja, budaya industri, hingga cara kerja harus benar-benar dipahami dan ditransfer kepada siswa. “Sertifikasi yang didapat siswa tidak boleh sia-sia. Harus sesuai standar industri dan menjembatani keterserapan kerja mereka,” tegasnya.
Aries juga menyoroti masih banyaknya sekolah yang kurang produktif karena minim sarana prasarana. Pada persoalan ini PTKK diharapkan hadir sebagai pusat keunggulan (center of excellence) yang dapat menjadi rujukan tempat praktek vokasi di Jawa Timur.
Aries menyebutkan bahwa program pelatihan di PTKK ke depan akan berbasis data kebutuhan kompetensi riil di lapangan, dilengkapi evaluasi berkala, monitoring pasca pelatihan, serta integrasi dengan transformasi digital. Ia juga meminta agar seluruh program PTKK memperkuat kolaborasi dengan DUDI agar standar kompetensi siswa sesuai tuntutan industri.
Tak hanya itu, Kadindik kelahiran Makassar ini juga mengingatkan pentingnya inventarisasi fasilitas sekolah, pemetaan kebutuhan kompetensi riil industri (DUDIKA), serta kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan. “Dengan fasilitas lengkap di PTKK, kita harus menghasilkan SDM yang kompeten, terverifikasi, berbudaya kerja profesional dan inovatif,” ungkapnya.
Ketua Forum LSK Nasional, Aji Samsurizal, turut menegaskan bahwa sertifikasi kompetensi memiliki posisi penting dalam pendidikan vokasi. Menurutnya, sertifikat kompetensi merupakan bukti ketuntasan pembelajaran. Tanpa itu, siswa sering berada di persimpangan: antara putus sekolah atau tidak punya kompetensi yang diakui industri. “Sertifikasi kompetensi kedudukannya setara dengan ijazah sekolah reguler. Ini pengakuan formal atas kemampuan kerja seseorang,”ucapnya.
Namun, Aji mengakui masih ada tantangan yang dihadapi LSK, di antaranya minimnya sosialisasi di masyarakat serta keterbatasan jumlah TUK dibandingkan jumlah SMK di Indonesia. Saat ini, di seluruh Indonesia terdapat 1.932 TUK, termasuk tiga di luar negeri. Jawa Timur sendiri baru memiliki 244 TUK.
Ia mendorong agar TUK bisa dibangun di lebih banyak wilayah dan lebih banyak sekolah melibatkan diri dalam proses sertifikasi LSK yang berbasis KKNI. Dengan penambahan TUK baru di PTKK dan penguatan kolaborasi dengan DUDI, Jawa Timur berharap mampu melahirkan lebih banyak lulusan vokasi yang unggul, terampil, dan siap bersaing di dunia kerja. [ina.wwn]



Thank you for the information, each person enjoys a unique hobby that brightens their day, and I provide an interesting site here, namely