25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

PDIP Fokus Hadapi Tantangan Generasi Muda yang Dominasi 60 Persen Pemilih


Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 60 persen komposisi pemilih lima tahun mendatang merupakan generasi muda. Dominasi ini tentu menjadi fokus seluruh partai politik, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang selama tiga kali berturut-turut meraih kemenangan pada Pemilu.

Meski masih lama ajang Pemilu 2029 menarik untuk diperbincangkan karena diprediksi akan menghadirkan peta politik baru di Indonesia. Jadi Tantangannya bagaimana PDIP bisa mengantisipasi dan menjemput peluang tersebut sehingga tetap eksis.

Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu dalam Talkshow RedTalks: Suara Muda untuk Jatim Keren mengungkapkan PDIP memiliki modal sosial kuat yang selama ini menjadi penopang kemenangan partai. Namun, modal tersebut sekaligus menjadi tantangan besar di masa mendatang.

“Pemilih PDIP masih didominasi generasi tua. Sementara struktur pemilih pada Pemilu 2029 akan berbentuk piramida normal, dengan dominasi pemilih muda,” terangnya di Dyandra Convention Center, Surabaya, Sabtu (22/11).

Yohan menjelaskan bahwa tiga modal sosial PDIP berdasarkan survei Litbang Kompas Loyalitas pemilih PDIP secara nasional mencapai 65 persen, sedangkan di Jawa Timur lebih tinggi lagi, yakni 85 persen.

Tiga kali kemenangan beruntun dalam Pemilu dinilai 75 persen responden sebagai rekam jejak yang baik dan meningkatkan citra PDIP.

“Alasan tertinggi masyarakat memilih PDIP adalah ideologi, disusul sosok tokoh,” jelasnya.

Untuk itu, Yohan menekankan dominasi pemilih tua menjadi alarm serius bagi keberlanjutan dominasi PDIP pada Pemilu 2029. Jika tidak dilakukan revitalisasi strategi, PDIP berisiko kehilangan suara di kalangan muda.

Yohan memberikan catatan penting untuk menjangkau generasi muda yang dikenal kritis, rasional, dan menuntut transparansi. Turun ke rakyat secara konsisten, Menjaga integritas partai dan kader dan Menepati janji politik.

Berita Terkait :  Kapendam V/Brawijaya Apresiasi Harian Bhirawa sebagai Mitra Kodam

Selain itu, pendekatan identitas dan ideologis harus diperkaya dengan strategi digital berbasis segmentasi generasi serta publikasi success story program partai agar lebih relevan.

“Pemilih muda menunggu tawaran politik yang konkret. PDIP harus merawat basis lama sekaligus memperluas jangkauan ke pemilih baru dengan narasi yang segar,” ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Internasional UPN “Veteran” Jawa Timur, Prof. Ignatia Martha Hendrati, menyoroti masa depan ekonomi Indonesia akan sangat ditentukan oleh peran generasi muda.

“Mindset mereka harus kita geser dari individual ke komunitas. Mereka menjadi ujung tombak transformasi ekonomi nasional,” katanya.

Prof. Martha menyinggung fenomena meningkatnya tren gaya hidup sehat seperti morning walk, running hingga komunitas olahraga yang tumbuh di berbagai kota.

Tren ini menurutnya bisa menjadi pintu masuk menumbuhkan solidaritas sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Gaya hidup sehat sekarang dianggap keren. Itu peluang untuk memantik kepedulian sosial. Sesuai sila kelima Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.

Dengan dinamika tersebut, Pemilu 2029 bukan hanya pertarungan strategi politik, tetapi juga penentu arah transformasi ekonomi bangsa. Generasi muda tidak sekadar menjadi target suara, namun penentu masa depan Indonesia.

Praktisi sekaligus mantan Birokrat Pemprov Jatim, Ir Hadi Prasetyo ME Dpl Urb M menyebut saat ini politik yang menjadi sumber policy masih menggunakan boomer mindset.

Berita Terkait :  Pemkot Pasuruan Gelar World Cleanup Day 2025 menuju Indonesia Bersih 2029

Padahal, masyarakat saat ini sebagian besar adalah millenial dan generasi Z. Padahal generasi millenial juga generasi Z adalah pelaku ekonomi, pelaku kekuasaan dan sebagaimana.

“Maka perjuangan kita yang saya harapkan bisa dibantu oleh teman-teman di PDIP yang sangat pro dengan ekonomi kerakyatan yang pertama adalah berdikari secara ekonomi dan itu menggunakan tenaga kerja muda,” tuturnya.

Hadi mengaku sempat berdiskusi dengan salah satu pelaku usaha muda yang memiliki usaha sendiri. Saat ditanya modalnya dari mana, pemuda tersebut menjawab modalnya sendiri, bukan dari bantuan bank karena terkendala modal dari perbankan.

Sedangkan CEO Baba Rafi, Hendy Setiono memberikan insight untuk PDIP agar bisa semakin bermanfaat dan memberi dampak pada kemajuan bangsa dan mendorong partai politik menjadi elemen yang turut membangun ekonomi rakyat dan menghasilkan kemandirian.

“Milenial dan Genzi yang sekarang cita-citanya tidak mau jadi karyawan. Generasi muda kini lebih cenderung ingin memiliki usaha sendiri dan memiliki kebebasan,” katanya.

Maka, mewakili para pengusaha yang berangkat dari pelaku usaha kecil membangun brand Baba Rafi yang terkenal dengan produk kebab, Hendy mendorong partai politik untuk menjadi elemen yang turut membangun ekonomi rakyat dan menghasilkan kemandirian.

“Saya mengapresiasi RedTalks ini alangkah baiknya jika acara ini ditajamkan lagi jika menggaet generasi Z yang ingin belajar bisnis,” ujarnya.

Dengan konsep yang sama menurutnya juga bisa dilakukan dengan menggandeng stakeholders terkait bahkan juga melibatkan marketplace. Sehingga upaya membangun kemandirian ekonomi rakyat bisa dilakukan secara simultan dan komprehensif.

Berita Terkait :  Polres Mojokerto Gelar Patroli Bermotor Pastikan Logistik Pilkada Aman

Harapannya, ketika mereka yang merasa terbantu dengan adanya pelatihan yang digelar PDIP maka top of mind masyarakat akan berterima kasih atas fasilitasi yang berikan.

Budayawan Sujiwo Tejo menyampaikan sejumlah gagasan kepada PDI Perjuangan Jawa Timur, di antaranya terkait kedaulatan digital, pendidikan kebudayaan, hingga pembentukan karakter generasi muda.

Sujiwo Tejo menekankan perlunya partai politik menghadirkan contoh nyata dalam membangun gerakan kebudayaan di masyarakat.

Saat ini menurutnya, tidak banyak aspek politik yang bersentuhan langsung dengan budaya masyarakat.

Seniman yang berprofesi sebagai dalang ini juga mengusulkan agar PDIP dan kepala daerah yang berasal dari partai ini membangun sanggar-sanggar pendidikan gratis.

Menurutnya, sanggar dapat menjadi ruang pembentukan bakat dan cara berpikir anak sejak dini.

“Kurikulum saat ini belum mampu mengarahkan murid memahami data sebagai informasi yang berguna bagi hidupnya. Anak harus dibentuk pikirannya berdasarkan bakat dia mau ke mana. Dari situ dia mencari informasi,” kata pria yang juga pelukis dan aktor tersebut.

Bagi, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim, Beny Wicaksono, konsep RedTalks ini salah satunya mengajak generasi muda untuk gabung dan menjadi bagian dari PDIP.

Sudah banyak kader muda PDIP yang duduk di Dewan Kota dan Provinsi dan DPR sehingga menjadi barometer anak muda dan Gen Z untuk melirik.

“Tantangan partai politik termasuk PDIP sesuai hasil litbang Kompas menjadi masukan berarti,” pungkasnya. [riq.dre]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru