Surabaya, Bhirawa
Program Studi Visual Communication Design (VCD) Universitas Ciputra (UC) kembali hadirkan pameran “Monospace Recognition” untuk pertama kalinya. Sebuah ajang yang bukan hanya memamerkan karya desain, tetapi juga memperkenalkan cara baru dalam membangun ekosistem kreatif melalui pendekatan pentahelix yang digelar pada 21-23 November 2025 si Ciputra World Surabaya. Pendekatan ini menggabungkan unsur pendidikan, industri, komunitas, pemerintah, dan media dalam proses pembelajaran mahasiswa.
Head of Visual Communication Design (VCD) UC, Christian Anggrianto, S.Sn., M.M., Ph.D., menegaskan pameran ini lahir dari keinginan memperbaiki persepsi masyarakat terhadap profesi desain.
“Seringkali profesi VCD dipandang remeh, dianggap hanya menggambar atau menggeser foto. Melalui recognition dan event ini, kami ingin mengubah persepsi itu. Karena visi kami adalah menciptakan world class entrepreneur,” ujarnya.
Christian menyebut VCD UC memiliki keunikan dibanding prodi sejenis. Selain desain, mahasiswa dibekali wawasan entrepreneurship, teknologi, dan sustainability, serta ditempatkan dalam ekosistem pentahelix hasil riset bersama Kemenparekraf. Dalam ekosistem ini, mahasiswa tidak hanya bertemu dosen, tetapi juga pelaku industri, komunitas, pemerintah, hingga media. “Mahasiswa kami mengerjakan real client project. Mereka belajar langsung dari kebutuhan nyata, bukan sekadar tugas dari dosen,” jelasnya.
Berbagai proyek tersebut datang dari pemerintah, pendidikan, komunitas, industri, hingga brand internasional seperti Wacom dari Jepang.
Tahun ini, pameran menghadirkan lebih dari 30 karya mahasiswa semester 1, 3, dan 5, dengan wujud beragam seperti maskot, merchandise, branding, visual identity, hingga iklan. Beberapa karya juga merupakan hasil kolaborasi dengan TARUMT Malaysia. “(Pameran) dulu lebih banyak membahas real client project. Tahun ini kami menampilkan bagaimana pentahelix bekerja sebagai sistem pembelajaran,” ujar Christian.
Pameran yang digelar terbagi menjadi lima area diantaranya, Pentahelix Center, Desain, Sustainability, Teknologi, dan Entrepreneurship. Masyarakat dapat melihat perjalanan proses desain dari tahap sederhana hingga kompleks.
Hingga kini, VCD UC telah 30-40 Mitra aktif dalam kolaborasi dan kerjasama. Tahun depan, rencananya kolaborasi akan diperluas hingga menyentuh penataan kawasan di kampung-kampung, bagian dari pentahelix berbasis komunitas.
Sementara itu, Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Pertama Kemenparekraf Yanuar Arief, S.E., M.M., menyampaikan apresiasinya atas pameran yang digelar VCD UC.
Ia menyebut, pameran ini menjadi contoh nyata keberhasilan penerapan pentahelix dalam pendidikan desain. “Menarik sekali bagaimana VCD berhasil menarik dunia industri, kampus rekanan, komunitas, media, bahkan government dalam sebuah proyek,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pameran ini penting untuk mengedukasi masyarakat tentang peran desain dalam meningkatkan kualitas bisnis, industri, komunitas, hingga pemerintah. [ina.wwn]


