Surabaya, Bhirawa.
Dalam rangka mendedikasikan diri dan bentuk kepedulian pada kesehatan masyarakat, RS Adi Husada Kapasari Surabaya menggelar edukasi kesehatan dalam bentuk Health Talkshow bertema ‘Women In Harmony: Sehat Reproduksi, Stabil Emosi’, Sabtu, (22/11) lalu di Balai Sahabat Surabaya. Puluhan perempuan dari berbagai lapisan masyarakat dan suporter pobela, serta bidan hadir.
Menurut Direktur RS Adi Husada Kapasari Surabaya, dr Leonny Charisso MKes, Health Talkshow secara khusus dihadirkan untuk perempuan ini digelar menyambut HUT Ke 98 Perkumpulan Adi Husada. Melalui talkshow kesehatan ini ingin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat untuk didedikasikan dengan pengalaman dan pengabdian yang panjang dari tenaga kesehatan.
”Tema talkshow kesehatan yang diusung sesuai visi RS Adi Husada yang mengutamakan kesehatan ibu dan anak. Maka diharapkan kaum perempuan lebih mengerti dan peduli terutama dalam hal reproduksi dan menjaga kestabilan emosi,” kata dr Leonny.
Sedangkan Perwakilan Perkumpulan Adi Husada, dr Juliwati MARS mengaku bangga RS Adi Husada Kapasari konsisnten terus mengedepankan layanan terbaik dengan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
”Hal ini sangat penting agar masyarakat, khususnya Ibu dan anak bisa tetap peduli pada kesehatannya. Serta menjaga kesehatan sejak dini. Terlebih lagi RS Adi Husada selain memiliki layanan ibu dan anak, juga ada layanan terpadu bagi anak, antara lain, terapi wicara, terapi okupasi, psikolog dan sebagainya,” terang dr Juliwati.
Saat ini, RS Adi Husada Kapasari Surabaya juga menerima pasien BPJS kesehatan baik pelayanan ibu dan anak ataupun layanan terpadu. Serta terus digalakkan menurunkan dan mencegah stunting, mengupayakan paraibu yang hamil untuk memeriksa kehamilan secara teratur dan berkala, sehingga perkembangan anak yang masih dalam kandungan bisa dipantau sebelum melahirkan.
Talkshow ini menghadirkan narasumber yaitu dr Johannes Hartono SpOG Spesialis Kebidanan dan Kandungan dan dr Julia Dian Christiani AS SpKJ Spesialis Kedokteran Jiwa yang berbagi ilmu tentang kesehatan reproduksi dan cara menangani emosi jiwa.
dr Johannes menjelaskan, sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan memaparkan kesehatan wanita, permasalahan wanita di jaman sekarang ini. Sebab wanita jaman sekarang berbeda dengan wanita jaman dahulu, pada wanita jaman dulu perannya lebih banyak di rumah sebagai ibu rumah tangga, tetapi peran wanita jaman sekarang semakin meluas, diantaranya ada yang menjadi konten kreator, ada yang jurnalis, ada yang menjadi bidan. Sehingga permasalahan yang timbul akhirnya juga akan beragam.
”Sebab beban wanita saat ini semakin tinggi. Kalau sebagai seorang laki-laki kita ini fokusnya bekerja. Sementara para wanita atau para ibu ada keluarga juga ada yang membantu suami mencari tambahan nafkah. Sehingga bebannya bertambah, maka dari situ akan timbul beban psikologis, serta beban fisiknya juga terganggu. Akibatnya fokus pada keluarga yakni suami dan anak-anaknya sehingga pada diri sendiri terlewatkan. Jadi banyak masalah timbul karena cuek dengan kesehatan dirinya sendiri. Maka kami untuk remainder agar para wanita dan ibu-ibu juga juga menjaga kesehatan dirinya sendiri. Sebab bila istri bahagia maka suami juga ikut bahagia,” jelas dr Johannes.
Sementara itu,dr Julia Dian Christiani sebagai Spesialis Kedokteran Jiwa mengatakan, ibu sebagai sosok yang berperan dalam rumah tangga dan tumbuh kembang anak, dan yang menjadi kendala belakangan ini sering dijumpai ibu itu membesarkan anak-anaknya dengan lemah lembut, dengan kasih, atau ketika ibu itu tidak sedang baik-baik saja bisa marah pada anaknya, dan seringkali kemarahan itu meledak sehingga tidak terkontrol lagi.
”Nah itu, akibatnya membawa dampak kurang baik bagi tumbuh kembang anak. Mengapa, karena anak akan meniru pengasuh dari anak itu, bagaimana ibunya atau ayahnya itu memberikan respon pada suatu keadaan. Misalnya, anaknya melakukan kesalahan kecil tetapi ayah atau ibunya menghukum lebih berat yang tidak sewajarnya. Hal itu akan menjadi trauma bagi si anak, akibatnya anak menjadi pribadi yang penakut, takut berbuat salah,” tandasnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, tambah dr Julia, ketika anak itu dewasa cenderung menjadi ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Dalam kasus OCD (Obsessive Compulsive Disorder)yakni gangguan mental ditandai adanya pikiran obsesif dan perilaku kompulsif itu juga seringkali bermula dari peristiwa di masa kecil anak itu sering mendapatkan perlakuan kurang baik dari orang tuanya. Yaitu orang tua yang terlalu kontroling dan memberikan hukuman terlalu berat,” paparnya.[fen.ca]


