Oleh :
Dr Alfian Dj MH
Pengajar Muallimin Muh Yogyakarta ;Sekretaris Majelis Hukum Dan HAM PP Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis telah merayakan Milad ke-113 dengan mengusung tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”.Tema ini memiliki makna yang mendalam, bukan hanya sebagai slogan seremonial, tetapi juga berfungsi sebagai rekaman sejarah, pernyataan filosofis dan peta jalan yang menunjukkan komitmen dan kontribusi nyata Muhammadiyah dalam mencapai kesejahteraan universal bagi seluruh alam.
Komitmen kuat Muhammadiyah tidak muncul begitu saja, melainkan berakar pada fondasi teologis yang revolusioner. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah mendasarkan gerakannya pada semangat Teologi Al-Ma’un, yaitu seruan untuk tidak hanya mencapai kesalehan ritual (ibadah), tetapi juga harus diikuti dengan kesalehan sosial (aksi nyata).Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dengan jaringan luas yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan hingga dibelahandunia, bukti nyata dan terukur dari komitmen organisasi dalam memajukan kesejahteraan bangsa.
Muhammadiyahjuga menegaskan komitmennya untyuk terus menjaga alam raya, hal ini sejalan dengan prinsip “Islam Berkemajuan”. Tanggung jawab menjaga lingkungan diwujudkan melalui aksi nyata, seperti program penghijauan, edukasi tentang lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan di berbagai amal usaha (AUM) serta upaya advokasi kebijakan lingkungan dan keadilan agraria, termasuk didalamnya penyelesaian konflik agraria.
Konsep “Green Al Ma’un” secara resmi dicanangkanMuhammadiyahmenjadi sebuah keputusan pada Muktamar ke-46 di Yogyakarta pada tahun 2010 silam.Bagi Muhammadiyah Pelestarian lingkungansertapencegahan kerusakan alam adalah bagian tak terpisahkan dari tanggung jawab keimanan umat Islam sebagiakhalifatullah fil ardh.
Muhammadiyahjuga aktif dalam Global Forum for Climate Movement, Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation, bahkan pada tahun 2023 telah menginisiasi pertemuan bagi para pemimpin, cendekiawan, aktivis, dan praktisi mendiskusikan strategi untuk mengurangi dampak perubahan iklim, terutama tentang pentingnya memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, acara tersebut juga melibatkan perwakilan dari 13 negara.
Pada sektor ekonomi dan digital untuk mengatasi tantangan kemiskinan dan ketidaksetaraan di era Industri 4.0.,Muhammadiyah juga melakukan berbagai upaya penguatan institusi dengan memadukan kewirausahaan dan teknologi.
Pencapaian bersejarah juga digapai Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dengan berhasil meraih verifikasi Emergency Medical Team (EMT) yang berstandar internasional dari World Health Organization (WHO).menjadikan EMT Muhammadiyah sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama dari Indonesia.
Keberhasilan ini tidak hanya mencatat sejarah baru dalam kiprah kemanusiaanbaik di tingkat nasionalmaupun internasional, tetapi capaian ini juga semakin menegaskan komitmennya sebagai organisasi kemanusiaan global yang profesional yang siap berkontribusi dalam misi penanggulangan bencana dan krisis kesehatan baik di tingkat nasional maupun internasional
Bingkai Islam Berkemajuan
Konsep Islam Berkemajuan bukan sekadar jargon teologis, melainkan sebuah cermin refleksi atas bagaimana ajaran Islam seharusnya diinternalisasi dan diwujudkan dalam realitas sosial.Melalui landasan ini Muhammadiyah menolak pandangan yang memisahkan kemajuan material dari keutuhan spiritual dan moral.
Refleksi 113 tahun menuntun Muhammadiyah pada komitmen abadi untuk senantiasa menjunjung tinggi martabat setiap insan tanpa diskriminasi,komitmen ini dapat diwujudkan bukan melalui retorika semata, melainkan melalui dedikasi aksi nyata, membangun jaringan Amal Usaha Muhammadiyah yang masif di berbagai bidang, baik pendidikan, kesehatan, maupun sosial hingga sektor peningkatan ekonomi ummat yang senantiasa menjadi sarana dakwah. AUM sekaligus sarana untuk membumikan nilai nilai Islam Berkemajuan, bahkan lebih sekadar penyediaan layanan. Muhammadiyah akan terus merefleksikan dan memperbarui perannya sebagai gerakan pembaharu dengan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil diarahkan pada terwujudnya masyarakat yang tidak hanya makmur secara ekonomi, tetapi juga tercerahkan secara akal dan hati sesuai dengan cita-cita luhur pendirian persyarikatan
Komitmen Abadi
Milad ke-113 Muhammadiyah ini bukanlah perayaan, melainkan penegasan kembali komitmen abadi organisasi untuk terus menjadi pilar kemajuan bangsa. Gerakan yang lahir dari Kampung Kauman ini, kini telah bertumbuh besar dan konsisten menebar manfaat untuk semua, yang kini telah berdiri PCIM di 30 negara, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan, kunci Muhammadiyah dapat bertahan adalah kemampuannya memberi manfaat dan bermakna bagi masyarakat.
Kesenjangan sosial ekonomi yang masih menganga dalam kehidupan bangsa menuntut kesadaran kolektif.Milad ini menjadi momentum penting untuk mengajak seluruh elemen agar bersinergi.Muhammadiyah siap untuk terus mendorong dan mendukung kebijakan strategis pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum yang nyata dan merata, bukan terbatas pada sebagian golongan saja.
Kesejahteraan bangsa adalah tugas kolektif. Di usianya yang ke-113, Muhammadiyah tidak hanya berdiri sebagai saksi sejarah, tetapi siap memimpin di garis depan, menunaikan janji demi Indonesia yang benar benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur seperti yang diamanahkan Konstitusi dan juga Muqaddimah Anggaran dasar Muhammadiyah.
————– *** ——————


