25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Marsinah Pahlawan Nasional


Nganjuk, Bhirawa
Penetapan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 disambut haru dan penghormatan luas dari berbagai kalangan, terutama di Kabupaten Nganjuk yang merupakan asal pahlwan buruh ini.

Sosok buruh perempuan asal Ngundo, Sukomoro – Nganjuk itu akhirnya diakui negara atas perjuangannya menegakkan keadilan bagi kaum pekerja.

Sejumlah aktivis dan pegiat buruh berharap, penghargaan tersebut tidak hanya diwujudkan dalam bentuk patung, nama jalan, atau wajah pada uang logam. Lebih dari itu, semangat Marsinah diharapkan dapat menginspirasi lahirnya kebijakan perburuhan yang lebih adil, terutama bagi pekerja perempuan.

“Menetapkan Marsinah sebagai pahlawan adalah langkah awal. Yang penting kini bagaimana negara melanjutkan jejak perjuangannya dalam melindungi buruh dari diskriminasi, eksploitasi, dan ketidakadilan upah,” ujar salah satu aktivis buruh asal Surabaya.

Di Nganjuk sendiri, wacana untuk menamai salah satu ruas jalan dengan nama Marsinah mulai mencuat. Pemerintah daerah disebut tengah mengkaji bentuk penghormatan yang paling tepat bagi putri daerah tersebut, tanpa mengaburkan makna perjuangan yang telah ia torehkan.

Marsinah, buruh pabrik arloji di Sidoarjo yang ditemukan tewas pada 8 Mei 1993, menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan. Dua puluh dua tahun berlalu, suaranya tetap menggema: menuntut keadilan, menolak bungkam.

Adapun Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan alasan di balik penetapan gelar pahlawan itu tidak memiliki kaitan dengan upaya penyidikan ulang kasus pembunuhan terhadap aktivis buruh tersebut.

Berita Terkait :  Jaga Bumi Mojopahit, Kodim 0815/Mojokerto dan Forkopimda Patroli Tinjau Aktivitas Siskamling Warga

“Ya, saya kira enggak ada hubungannya juga ya. Jadi, hari ini memang tadi sebagaimana sudah disampaikan bahwa kita melihat jasa-jasa dari para tokoh-tokoh terutama juga para pendahulu-pendahulu kita,” ujar Prasetyo, di Istana, Jakarta.

Prasetyo menegaskan, penetapan gelar pahlawan nasional merupakan bentuk penghargaan atas jasa dan dedikasi seseorang terhadap bangsa, bukan terkait proses hukum masa lalu.

Wijiati, adik Marsinah tak kuasa menahan tangis saat acara penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk kakaknya di Istana negara Jakarta, Senin (10/11/2025).

Kini, ketika namanya telah resmi diukir dalam daftar Pahlawan Nasional, publik masih menunggu: apakah penghormatan itu akan hidup dalam tindakan nyata atau hanya menjadi “jalan” dan “mata uang” yang membisu. [dro.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru