Pemprov Jatim, Bhirawa
Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III tahun 2025 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 1,70 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli menyampaikan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 9,18 persen.
Lapangan usaha yang memiliki peran dominan, seperti Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, juga mencatat pertumbuhan positif masing-masing 1,68 persen dan 2,09 persen.
“Selain itu, sejumlah sektor lain turut tumbuh cukup tinggi, antara lain Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (6,24 persen), Konstruksi (4,86 persen), Pengadaan Air (2,77 persen), Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (1,24 persen), serta Pertambangan dan Penggalian (1,21 persen), ” katanya, Rabu (5/11)
Struktur PDRB Jawa Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan III-2025 tidak banyak berubah. Perekonomian Jawa Timur masih didominasi oleh Industri Pengolahan sebesar 31,16 persen, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,31 persen, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 11,98 persen, serta Konstruksi sebesar 8,83 persen. Keempat sektor utama tersebut memberikan kontribusi sebesar 70,27 persen terhadap total perekonomian Jawa Timur.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (y-on-y), ekonomi Jawa Timur pada triwulan III-2025 tumbuh 5,22 persen. Semua lapangan usaha mencatat pertumbuhan positif, kecuali Jasa Keuangan yang mengalami kontraksi sebesar 1,61 persen.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Perusahaan (9,89 persen), disusul Jasa Lainnya (9,50 persen), dan Informasi dan Komunikasi (8,16 persen).
Secara kumulatif (c-to-c), ekonomi Jawa Timur hingga triwulan III-2025 tumbuh 5,15 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Perusahaan (9,26 persen), diikuti Transportasi dan Pergudangan (7,89 persen), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (7,67 persen), serta Jasa Lainnya (7,18 persen).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan III-2025 sebesar 1,70 persen didorong oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) yang naik 5,25 persen, Ekspor Barang dan Jasa (4,19 persen), serta Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) (3,72 persen).
Sementara Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dan Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) justru mengalami kontraksi tipis masing-masing 0,12 persen dan 0,59 persen.
Struktur PDRB Jawa Timur menurut pengeluaran menunjukkan dominasi Konsumsi Rumah Tangga sebesar 59,86 persen, diikuti Ekspor Barang dan Jasa (49,30 persen), PMTB (27,50 persen), PK-P (3,97 persen), dan PK-LNPRT (1,24 persen). Sementara Impor Barang dan Jasa, sebagai faktor pengurang, berperan sebesar 42,59 persen.
Secara tahunan (y-on-y), pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Ekspor Barang dan Jasa sebesar 7,19 persen, diikuti PMTB (7,09 persen), serta PK-LNPRT dan PK-RT masing-masing 5,31 persen dan 4,91 persen.
Secara spasial, perekonomian Pulau Jawa pada triwulan III tahun 2025 masih didominasi oleh DKI Jakarta dengan kontribusi 28,92 persen, disusul Jawa Timur sebesar 25,65 persen, Jawa Barat (22,47 persen), Jawa Tengah (14,50 persen), Banten (6,93 persen), dan DI Yogyakarta (1,54 persen).
Dari sisi pertumbuhan ekonomi (y-on-y), DI Yogyakarta mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 5,40 persen, diikuti Jawa Tengah (5,37 persen), Banten (5,29 persen), dan Jawa Timur (5,22 persen). Sementara secara triwulanan (q-to-q), Jawa Timur menjadi provinsi dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 1,70 persen di Pulau Jawa.[rac.ca]


