28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Menilik Detak Jantung Energi di Gresik: Hulu Migas dan Jaminan Masa Depan Pasokan Nasional

Selasa (4/11/2025) malam, di Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, tidak pernah sepenuhnya gelap. Di kejauhan, lampu-lampu kompleks industri PT Gresik Migas dan fasilitas pendukung hulu migas lainnya berpendar, menjadi penanda denyut kehidupan energi yang tak pernah berhenti.

Wahyu Kuncoro, Wartawan Bhirawa

Cerita dari Lapangan Ujungpangkah
Di Pangkahkulon, suara mesin-mesin industri menjadi latar belakang kehidupan sehari-hari warga. Pak Ahmad, seorang pekerja lokal di fasilitas migas di sana, telah menyaksikan transformasi daerahnya selama dua dekade.

“Dulu di sini sepi, tambak semua,” kenang Pak Ahmad, matanya menerawang ke arah kilatan cahaya dari menara suar. “Sekarang, sudah ramai. Banyak warung, kos-kosan, ekonomi jadi hidup. Kami bangga bisa jadi bagian dari upaya negara menyediakan energi.”

Kisah Pak Ahmad adalah kisah tentang dampak ekonomi lokal yang dihasilkan oleh industri hulu migas. Selain kontribusi langsung ke kas negara, industri ini menggerakkan roda ekonomi daerah, dari sektor jasa, logistik, hingga makanan dan minuman.

Program jargas (jaringan gas) yang telah menjangkau ribuan Sambungan Rumah (SR) di Gresik juga menjadi bukti nyata manfaat langsung yang dirasakan masyarakat, mengurangi ketergantungan pada LPG. Namun, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Isu lingkungan, keselamatan kerja, dan dinamika harga minyak global selalu menjadi bayang-bayang yang harus dihadapi. Industri hulu migas di Gresik, dan di seluruh Indonesia, terus beradaptasi, menerapkan teknologi canggih, dan menjunjung tinggi standar keselamatan tertinggi.

Di sinilah, di pesisir utara Jawa Timur, kisah tentang ketahanan energi Indonesia menemukan salah satu babak terpentingnya. Ini bukan kisah tentang kilang raksasa di tengah gurun, melainkan narasi tentang ketekunan, teknologi, dan harapan di balik angka-angka produksi migas nasional yang pada pertengahan 2025 lalu berhasil melampaui target APBN.

Di tengah dinamika global dan transisi menuju energi bersih, migas tetap menjadi tulang punggung, pilar vital yang menopang roda ekonomi dan kehidupan jutaan rakyat. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi produksi migas nasional per Juni 2025 mencapai 1.754,5 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), melampaui target APBN 2025 sebesar 1.610 MBOEPD. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan dari kerja keras ribuan insan migas di berbagai pelosok negeri, termasuk di Gresik.

Berita Terkait :  Bupati Marhaen Jawab Pandangan Umum Fraksi DPRD Nganjuk dalam Rapat Paripurna

Bagi banyak orang, Gresik dikenal sebagai kota industri, sentra pabrik semen dan kawasan ekonomi khusus. Namun, di balik keramaian pelabuhan dan hiruk pikuk pabrik, Gresik adalah bagian integral dari peta hulu migas nasional. Di Gresik pula, aktivitas pendukung hulu migas terasa kental.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah Gresik terus menunjukkan komitmen nyata dalam pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program terstruktur. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada produksi energi nasional, tetapi juga untuk memastikan adanya efek berganda (multiplier effect) yang signifikan bagi perekonomian lokal dan peningkatan kesejahteraan warga di sekitar wilayah operasi.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara), Anggono Mahendrawan menegaskan, bahwa pihaknya siap mendukung upaya peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat (PPM) dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di wilayahnya.

“Industri migas harus menjadi bagian dari solusi bagi masyarakat, terutama dalam membuka peluang ekonomi baru,” tegas Anggono dalam sebuah kesempatan. Ia menyebut bahwa keberadaan perusahaan migas di Gresik tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga harus berdampak langsung bagi warga sekitar.

Anggono menegaskan bahwa SKK Migas Jabanusa melalui KKKS akan terus berupaya menghadirkan program yang berkelanjutan, baik dalam bentuk pelatihan kerja, pengembangan usaha kecil, maupun bantuan di sektor pendidikan dan kesehatan.

Berita Terkait :  Lelang Jabatan di Pemkab Sampang Sepi Pendaftar

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dari sektor migas, salah satunya dengan mendorong kemandirian ekonomi melalui pelatihan keterampilan dan pengembangan UMKM,” kata Anggono.

Salah satu pilar utama program pemberdayaan SKK Migas di Gresik adalah pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui kolaborasi dengan KKKS seperti Petronas Indonesia dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Gresik, berbagai pelatihan dan pendampingan diinisiasi.

Menurut Anggono, program ini menyasar berbagai potensi lokal, termasuk pengembangan olahan hasil laut. Misalnya masyarakat di desa-desa pesisir, seperti Desa Kramat dan Sukomulyo, diberdayakan untuk mengolah sumber daya laut menjadi makanan ringan (misalnya kerupuk) yang memiliki nilai jual, sehingga membuka peluang ekonomi baru bagi nelayan dan ibu rumah tangga. Selanjutnya dalam hal pengembangan industri batik lokal, Di Desa Manyarsidorukun, SKK Migas juga mendampingi program pengembangan usaha batik lokal yang diinisiasi oleh kelompok perempuan, membantu melestarikan budaya sekaligus menciptakan kemandirian finansial. Kemudian dalam pelestarian lingkungan, SKK Migas mempunyai program yang terintegrasi dengan upaya pelestarian lingkungan, seperti penanaman mangrove, yang mendukung ekosistem pesisir dan ketahanan wilayah.

Denyut Nadi Ketahanan Energi
Ketahanan energi adalah isu krusial bagi negara sebesar Indonesia. Di tahun 2025, minyak bumi masih menjadi energi utama untuk transportasi, sementara gas bumi berperan sebagai energi transisi sebelum energi baru terbarukan (EBT) sepenuhnya mendominasi. Sektor hulu migas, melalui peningkatan produksi dan investasi yang masif, memegang peran sentral dalam menjamin ketersediaan energi ini.

“Sektor hulu migas berkontribusi langsung terhadap ketahanan energi dan juga pemberdayaan industri dalam negeri melalui penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” ujar Komaidi Notonegoro, seorang ahli energi, yang komentarnya mencerminkan pentingnya peran industri ini. Hingga Juni 2025, realisasi investasi hulu migas Indonesia mencapai USD 13,9 miliar, meningkat 24,1% dari tahun sebelumnya, sebuah rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Berita Terkait :  Safari Ramadan, Wali Kota Mojokerto Sosialisasikan Program Pembangunan

Peningkatan investasi ini mengindikasikan kepercayaan diri industri terhadap prospek hulu migas Indonesia. SKK Migas mencatat, sepanjang semester satu 2025, total produksi migas nasional mencapai 1.762 juta barel setara minyak per hari, atau 111,6% dari target APBN. Target produksi minyak harian sebesar 605.000 barel per hari (BOPD) pun berhasil terlampaui, mencapai 608.100 BOPD pada Juni 2025.

Angka-angka ini adalah hasil dari strategi matang, termasuk komitmen dari berbagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengoptimalkan lapangan yang ada dan memulai proyek baru. SKK Migas optimistis 15 proyek hulu migas akan beroperasi penuh pada tahun 2025, menambah amunisi bagi produksi nasional.

Tahun 2025 juga menjadi tahun di mana Indonesia mencatat bauran EBT mencapai 16%. Ini menunjukkan pergeseran bertahap, namun peran migas sebagai energi transisi tetap tidak tergantikan dalam jangka pendek hingga menengah. Industri hulu migas kini juga fokus pada inisiatif ramah lingkungan, seperti penerapan Carbon Capture Storage (CCS) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Gresik, dengan segala aktivitas hulu dan hilirnya, berdiri sebagai mikrokosmos dari upaya besar Indonesia. Di sini, pipa-pipa baja, fasilitas pengolahan, dan cerita-cerita manusia berpadu menjadi satu narasi: bahwa hulu migas adalah pilar ketahanan energi yang kokoh.

Saat fajar menyingsing di atas Selat Madura, memantulkan cahaya keemasan di fasilitas produksi di Ujungpangkah, harapan akan masa depan energi Indonesia terasa nyata.

————– *** —————-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru