Surabaya, Bhirawa
SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya melaunching dan mensosialisasikan Program Double Track ke Jerman. Launching digelar di Hall Mas Mansyur Smamda Tower lantai 6, Jumat (31/7) lalu. Program Double Track merupakan inisiatif pendidikan internasional untuk memberi kesempatan pada siswa menempuh kuliah profesi dan pelatihan industri di Negara Jerman.
Menurut Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Ustadz Astajab SPd MM, program ini kerja sama dengan Matahari Global Edu (MGE) yang berada di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dan Negara Jerman dipilih karena sistem pendidikannya unggul dan berorientasi pada keseimbangan antara teori dan praktik.
“Melalui program ini, siswa tak hanya belajar di kampus, tetapi juga memperoleh pengalaman kerja langsung di industri Jerman,” kata Ustadz Astajab saat ditemui di sela peluncuran dan sosialisasi Program Double Track ke Jerman.
Ustadz Astajab menjelaskan, sebelum menempuh pendidikan di Jerman, siswa diwajibkan mengikuti pembinaan Bahasa Jerman hingga mencapai level B1, yakni sertifikat kemahiran Bahasa Jerman tingkat menengah yang menjadi syarat studi dan pelatihan di negara ini. Proses pembinaan ini berlangsung antara satu hingga tiga tahun, bergantung dari jenjang siswa saat mulai mengikuti program.
“Untuk siswa kelas X, pembinaannya bisa berlangsung tiga tahun. untuk siswa kelas XI dua tahun, sedangkan siswa kelas XII hanya satu tahun. Setelah lulus ujian dan memiliki sertifikat B1, barulah bisa berangkat ke Jerman,” jelasnya.
Ustadz Astajab mengatakan, biaya pembinaan bahasa hingga mendapatkan sertifikat B1 ditetapkan sebesar Rp9,7 juta. Namun, setelah berada di Jerman, seluruh biaya pendidikan dan kebutuhan hidup akan tercover dari hasil training industri. Dan selama masa training di perusahaan, siswa akan mendapatkan gaji sekitar Rp25 juta hingga Rp26 juta per bulan. Setelah dipotong asuransi dan pajak, peserta program masih menerima sekitar Rp22 juta hingga Rp23 juta.
Ustadz Astajab juga menjelaskan, selama berada di Negara Jerman, peserta program akan menjalani dua perkuliahan, yaitu kuliah profesi di Kampus Mitra dan Training Industri di perusahaan sesuai bidang yang diminati. Misalnya, teknik, ekonomi, bisnis atau kesehatan. Dan selama masa studi profesi di Jerman, siswa juga dapat menempuh Kuliah Strata 1 (S1) melalui Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di lima Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang telah bekerjasama dengan MGE, dan satu Perguruan Tinggi di luar Muhammadiyah.
“Setelah menyelesaikan pendidikan profesi dan program S1, peserta berkesempatan melanjutkan studi Strata 2 (S2) atau magister di Jerman melalui skema beasiswa. Harapannya, dalam waktu sekitar 4,5 tahun siswa bisa memperoleh ijazah S1 dari kampus Muhammadiyah, sertifikat profesi dari Jerman, dan melanjutkan ke S2. Dengan begitu, lulusan Muhammadiyah akan memiliki daya saing global,” terangnya.
Ustadz Astajab menegaskan, Program Double Track ini menjadi langkah konkret Muhammadiyah dalam mempersiapkan generasi muda yang unggul secara akademik, profesional, dan berkarakter Islami. Sehingga diharapkan siswa Muhammadiyah tak hanya berkiprah di dalam negeri, tetapi juga menjadi Duta Pendidikan Indonesia di dunia internasional. [fen.wwn]


