Pemprov Jatim, Bhirawa
Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama TP2GD Dinas Sosial (Dinsos) Jatim dan TP2GD Kabupaten Nganjuk melakukan verifikasi lapangan terhadap usulan calon pahlawan nasional Marsinah, aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Sabtu (18/10/2025).
Rangkaian verifikasi yang dilakukan TP2GD Kemensos RI didampingi langsung oleh Kepala Dinsos Jatim, Dra. Restu Novi Widiani, MM untuk menelusuri berbagai lokasi penting terkait jejak perjuangan Marsinah. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari proses pengumpulan data lapangan yang melengkapi kajian akademik sebelumnya.
Beberapa lokasi yang dikunjungi antara lain Monumen Marsinah, Jalan Marsinah, makam Marsinah, rumah keluarga dan ahli waris, Polindes Marsinah, serta sejumlah saksi dan rekan perjuangan almarhumah. Selain itu, tim juga meninjau Sekolah Dasar, SMP, dan SMA yang pernah menjadi tempat Marsinah menempuh pendidikan.
TP2GD Kemensos RI, Usep Abdul Matin, menjelaskan bahwa verifikasi lapangan dilakukan untuk memperkuat data dan memastikan keabsahan setiap aspek perjuangan Marsinah. Menurutnya, semangat Marsinah dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan nilai-nilai kemanusiaan menjadi warisan moral yang layak diabadikan dalam sejarah bangsa.
“Kami menelusuri satu per satu jejak perjuangan dan keberanian Marsinah. Keluarga serta ahli waris pun kami datangi untuk menggali lebih dalam kisah hidup dan pengabdian beliau dalam memperjuangkan keadilan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Usep menambahkan bahwa hasil verifikasi lapangan ini melengkapi kajian akademik yang sebelumnya telah dinyatakan memenuhi syarat oleh tim TP2GD Kemensos RI. Dengan demikian, diharapkan penetapan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional dapat diumumkan pada November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Sementara itu, Novi menyampaikan apresiasinya atas kerja kolaboratif antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam mendorong pengakuan terhadap perjuangan Marsinah. “Marsinah adalah simbol keberanian perempuan Jawa Timur yang memperjuangkan hak-hak buruh dan keadilan sosial. Kami berharap perjuangannya mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.
Marsinah merupakan sedikit dari calon pahlawan nasional yang berasal dari kalangan masyarakat umum, bukan dari latar belakang militer, ulama, atau birokrasi. Hal ini menjadikan pencalonannya sebagai representasi keberagaman dalam dunia kepahlawanan Indonesia.
“Jika Marsinah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, ini akan menjadi momen bersejarah. Sepanjang daftar pahlawan nasional kita, hampir tidak ada yang berasal dari kalangan buruh. Marsinah akan menjadi simbol luar biasa dari perjuangan rakyat kecil,” pungkas Usep.[rac.ca]


