25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kabupaten Nganjuk Menggeliat, Bergerak dari Ladang ke Pabrik

Wabup dan LKS Tripatit di PT. ProFound, alas kaki newera

Pemkab Nganjuk, Bhirawa.
Kabupaten Nganjuk, tanah di mana padi, tembakau, dan cabai tumbuh tanpa henti, kini mulai menumbuhkan sesuatu yang lain: nilai tambah industri. Di bawah sinar matahari yang tegas, langkah para pejabat dan pekerja berbaur di antara deru mesin pabrik pertanda jelas bahwa Kabupaten Nganjuk sedang menulis bab baru dalam sejarah ekonominya, dari agraris menjadi industri.

Kunjungan kerja LKS Tripartit Kabupaten Nganjuk bersama Wakil Bupati Nganjuk pada awal Oktober ini menjadi cermin arah pembangunan daerah: sinkronisasi antara pemerintah, pekerja, dan pengusaha. Tiga destinasi utama hari ini, Rabu (08/10/2025), PT. ProFound , PT Belfoods Indonesia Plant Nganjuk dan PT Sinta Prima Feedmill (Sinta Feed) menjadi simbol penting pergeseran struktur ekonomi lokal dari agraris murni menuju basis agroindustri dan manufaktur ringan.

Di ruang rapat sederhana PT
ProFound manufaktur alas kaki diskusi berjalan cair tapi sarat makna. Soal produktivitas, kesejahteraan buruh, hingga tantangan ketersediaan bahan baku lokal dibahas tanpa jarak.

Pemerintah daerah melalui wakil Bupati, Trihandy Cahyo Saputra, ST, tampak berusaha memposisikan diri bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga fasilitator ekosistem kerja yang adil dan berkelanjutan bagi investor, di jajaran direksi, komisaris.

“Investasi harus berjalan beriringan dengan kesejahteraan pekerja,” ujar Mas Handy, Wakil Bupati Nganjuk ini biasa di sapa, dalam sambutannya.

Berita Terkait :  Desa Pilanggede Bojonegoro Raih Juara I Gotong Royong Tingkat Jawa Timur 2025

“Kita ingin industri tumbuh tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan. Itu prinsip dasar Nganjuk baru. Kami hanya ingin rekruitmen karyawan memprioritaskan warga lokal, kemudian keterlibatan pabrik dan industri dalam BPJS, sekecil apapun bantuan dunia industri untuk BPJS akan membantu pemerintah daerah dalam mencover universal healt coverage (UHC)”, tambah mas Handy.

Produk seperti sandal karet New Era Profound yang menggunakan RubberFlex Technology menunjukkan bahwa industri lokal mulai berani bermain di panggung nasional dengan inovasi bahan dan desain. Gudang-gudang modern, sistem distribusi efisien, hingga pemasaran digital melalui media sosial menjadi wajah baru sektor riil Nganjuk serta industri yang padat karya.

Melalui sesi dialog tersebut, Mas Handy mendapat keluhan dari salah seorang komisaris Pt. Profound:” Tolong kami di bantu pembuatan drainase serta gangguan dari LSM lokal”, terang komisaris tersebut.

Berbeda dengan Profound, pabrik kedua PT. Belfoods Indonesian Plant Nganjuk, merupakan industri pengolahan pangan yang padat modal, karena kebanyakan sudah memakai teknologi mesin.

Di kawasan industri yang tenang di Nganjuk timur, berdiri PT Belfoods Indonesia Plant Nganjuk—pabrik olahan daging ayam beku yang menjadi bagian dari grup besar Sritex Food Division. Dari sinilah produk nugget, sosis, dan chicken wings berlabel “Belfoods” yang beredar di berbagai kota besar Indonesia berasal.

Pabrik ini menyerap ratusan tenaga kerja lokal, sebagian besar dari desa sekitar, dan menjadi pelatihan nyata tentang disiplin industri dan standar keamanan pangan. Setiap hari, ratusan kilogram daging ayam segar diolah dalam sistem rantai dingin (cold chain) yang diawasi ketat untuk menjaga mutu dan higienitas.

Berita Terkait :  Komisi I DPRD Gresik Nilai Bangunan UPI Sidayu Belum Dikelola Maksimal

“Belfoods Plant Nganjuk bukan sekadar pabrik, tapi pusat nilai tambah,” ujar Bupati Nganjuk dalam sambutannya. “Kita ingin bahan pangan dari Jawa Timur diolah di sini, dikemas di sini, dan memberi manfaat ekonomi di sini.”

Sementara itu, di area luas PT Sinta Prima Feedmill, bau khas pakan ternak menyatu dengan optimisme baru. Di sini, rantai pasok pertanian menemukan muaranya: hasil jagung petani lokal diserap pabrik, diolah menjadi pakan berkualitas, dan kembali menghidupi siklus ekonomi rakyat.

Inilah ekonomi sirkular versi Nganjuk—berakar di tanah, berbuah di pabrik.

Tak jauh dari dunia pangan, geliat serupa juga tampak di sektor manufaktur ringan.
Menurut Wakil Bupati Nganjuk, langkah ini bukan sekadar ekspansi industri, melainkan transformasi mental ekonomi masyarakat.

Wabup dan Tripatit di PT. Belfoods Plant Indonesia

“Kita dorong agar anak-anak muda Nganjuk tidak hanya menjadi pekerja, tapi juga pencipta nilai. Dari petani menjadi pengolah, dari pengrajin menjadi pengusaha,” ujarnya.

Nganjuk kini berada di persimpangan menarik—antara tradisi agraris dan tuntutan modernisasi industri. Namun arah langkahnya sudah tampak jelas: membangun ekonomi yang produktif, inklusif, dan bernilai tambah tinggi.

Seperti tanahnya yang subur, Nganjuk tak hanya menanam benih pangan namun juga menanam benih harapan ekonomi baru.

Namun untuk menunjang industri yang tumbuh tersebut tidak hanya di perlukan regulasi dunia usaha. namun juga di perlukan anggaran yang besar untuk prasarana seperti akses jalan yang memadai untuk industri, sistem drainase, instalasi pengolahan limbah (dro.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru