Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mencatat sejarah sebagai daerah pertama di Jawa Timur yang membentuk Klaster Logistik Penanggulangan Bencana. Pembentukan klaster ini secara resmi disosialisasikan melalui kegiatan yang digelar di Pendapa Malowopati, Selasa (30/9).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB Indonesia Yus Rizal, jajaran Forkopimda, BPBD Provinsi Jawa Timur, serta perwakilan dari berbagai instansi pemerintah, swasta, dan relawan kebencanaan.
Dalam laporannya, Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksono menjelaskan bahwa pembentukan klaster ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan logistik saat terjadi bencana. Melalui klaster ini, bantuan logistik diharapkan dapat didistribusikan dengan lebih cepat, tepat, dan terorganisir.
“Klaster logistik ini akan mempercepat kolaborasi multipihak antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Tujuan akhirnya adalah mempercepat pemulihan masyarakat terdampak dan memperkuat kesiapsiagaan secara menyeluruh,” ujar Heru.
Sosialisasi diikuti oleh 125 peserta, yang terdiri dari organisasi perangkat daerah (OPD), 28 camat, akademisi, PMI, Baznas, Basarnas, PDAM, Bulog, lembaga swasta, serta para relawan. Narasumber utama berasal dari BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Timur.
Yus Rizal selaku narasumber utama dari BNPB menegaskan pentingnya pendekatan klaster dalam penanganan bencana. Menurutnya, kebutuhan logistik saat darurat tidak bisa ditangani oleh satu institusi saja, melainkan memerlukan sinergi antarpihak.
“Jika pembentukan ini resmi, maka Bojonegoro menjadi kabupaten kesembilan di Indonesia yang memiliki klaster logistik penanggulangan bencana, sekaligus yang pertama di Jawa Timur,” jelas Yus Rizal.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dalam sambutannya menyampaikan bahwa wilayah Bojonegoro memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana. Hal ini dipicu oleh kondisi hutan yang tidak terawat dan telah mengalami kerusakan parah.
“Kawasan hutan yang gundul menyebabkan bencana terjadi hampir setiap tahun, mulai dari kekeringan, banjir bandang, hingga tanah longsor. Maka dari itu, kesiapsiagaan harus dibangun secara sistematis,” ungkap Bupati.
Bupati menegaskan bahwa pembentukan klaster logistik ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana yang tangguh, terkoordinasi, dan berkelanjutan. [bas.gat]


