Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman saat membuka dimulainya Kelas Bumil di Puskesmas Batu, Kamis (25/9).(Anas/Bhirawa)
Pemkot Batu, Bhirawa.
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu tak ingin lagi kelahiran bayi di kota ini diikuti dengan kecatatan, abnormal, apalagi kematian, baik itu kematian bayi maupun ibu yang melahirkan. Untuk itu Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) berupaya untuk mengoptimalkan kesiapan ibu hamil menghadapi proses kelahiran dengan membuat program ‘Kelas Bumil’.
Dimulainya Kelas Bumil atau Ibu Hamil ini dibuka langsung Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman bertempat di Puskesmas Batu, Kamis (25/9). Ada sebanyak 10 ibu hamil yang mengikuti Kelas Bumil di Puskesmas Batu. Bukan tidak mungkin Kelas Bumil ini juga digelar di puskesmas lain ketika terdapat banyak ibu hamil di wilayah tersebut.
“Para ibu hamil ini akan mengikuti Kelas Bumil dalam 10 kali pertemuan selama 10 pekan ke depan,” ujar Hasanatul Mardiyah, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu, Kamis (25/9).

Perempuan yang akrab disapa Bu Didin ini menjelaskan bahwa Dinkes Kota Batu memiliki tujuan untuk mengurangi resiko kematian bayi dan ibu dalam proses persalinan. Karena itu pihaknya berupaya mematangkan kesiapan setiap ibu hamil dalam menjalani proses kehamilan. Dan ketika proses persalinan tiba kondisi ibu sehat dan bayi yang dilahirkan sehat tanpa kecacatan.
Dan dalam mewujudkan kesiapan ibu hamil dan janin, dinkes telah menyiapkan 10 kali pertemuan dengan pemberian materi yang berbeda. Dimulai dari pemeriksaan kehamilan hingga pertemuan tentang pemenuhan gizi bagi ibu hamil.
Seperti yang diarahkan Ketua TP PKK, Siti Faujiyah Nurochman kepada para bumil. Ia menekankan agar para bumil gemar makan ikan dan sayuran untuk mengoptimalkan kondisi kesehatan janin. Karena dengan asupan gizi yang memadai maka menurunkan resiko bayi yang dilahirkan prematur, dan sekaligus menghindari adanya kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Jangan berpemikiran pesimis dalam mengupayakan pemenuhan gizi bagi janin. Karena untuk memenuhi kebutuhan gizi tidak selalu harus mahal, tetapi makanan berkualitas dan yang ada di sekitar kuta.
“Untuk makan ikan, ibu hamil tidak harus membeli ikan tuna. Tetapi juga bisa makan bandeng atau ikan lele yang banyak terdapat di sekitar kita,” ujar Faujiyah.
Selain itu Pola Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS tidak boleh dilalaikan. Artinya, setiap ibu hamil harus menerapkan PHBS di kebidupan sehari- hari.
Dan untuk mendukung itu, Faujiyah juga menekankan agar para kader posyandu dan petugas puskesmas untuk selalu memantau perkembangan setiap ibu hamil. “Bahkan kalau perlu kader- kader posyandu mendatangi dan mencatat perkembangan kehamilan dari setiap ibu hamil sehingga bisa diketahui terkait apa yang dibutuhkan,” tegasnya.
Jika seluruh materi di Kelas Bumil telah diserap para ibu hamil, maka dipastikan kesiapan mereka akan semakin matang menghadapi proses persalinan. Terutama bagi ibu muda yang baru menghadapi kehamilan pertama. Karena dalam materi pembekalan yang diberikan materi hidup sehat pasca persalinan.

Setiap ibu yang telah melahirkan harus tahu betul apa yang harua dilalukan dalam merawat bayi. Termasuk pemenuhan gizi balita agar jauh dari resiko stunting
Dan yang tak kalah penting, memberikan contoh perilakj yang baik ketika bayi sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Karena apa yang dilakukan seorang ibu akan ditiru oleh bayi yang berada didekatnya.
“Jangan salah, perilaku seorang ibu akan dilihat dan ditiru bayinya. Karena itu berilah contoh perilalu yang baik untuk mendukung terwujudnya Generasi Emas Kota Batu,” pesan Faujiyah.(adv-nas).


