Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur kembali menggelar ajang tahunan SMA Award 2025. Tahun ini, tercatat 174.858 murid SMA di seluruh Jawa Timur telah mendaftarkan diri untuk mengikuti kompetisi tersebut. Peserta berasal dari seluruh tingkatan, mulai dari kelas X, XI, hingga XII.
Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai, mengungkapkan SMA Awards 2025 dilangsungkan sebagai wadah para murid SMA negeri dan swasta se-Jatim berkompetisi. Dengan begitu, mereka memiliki dorongan untuk terus mengembangkan potensinya.
Aries menyebut SMA Award bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi ruang untuk menuangkan ide, gagasan, dan kreativitas. Menurutnya, murid yang terlibat akan lebih percaya diri dalam mengekspresikan pemikiran mereka. Ajang ini sekaligus menjadi pemantik lahirnya inovasi baru dari generasi muda Jawa Timur.
Tidak hanya itu, SMA Award juga menjadi bagian dari upaya nyata Dinas Pendidikan Jatim dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Melalui ajang ini, semangat Kurikulum Merdeka semakin dikedepankan karena siswa diberi kesempatan untuk menyalurkan minat dan bakat mereka.
“Melalui SMA Awards, siswa tak hanya pintar dalam belajar dan lini akademik. Namun mereka juga dapat menemukan potensi-potensi baru sebagai bekal kehidupan,” tambah Aries.
Tahun ini, kata dia, SMA Award 2025 menghadirkan 25 kategori lomba, mulai dari kompetisi sains seperti matematika, fisika hingga biologi, serta lomba lainnya seperti debat bahasa Inggris dan Indonesia, sinematografi, fotografi, hingga kerajinan tangan. Selain itu, ada juga tiga kategori khusus untuk lembaga, yakni School Food Care (SFC), sekolah digital, dan toilet bersih. Pendaftaran telah resmi dibuka sejak akhir Juli 2025, sementara awarding dijadwalkan berlangsung pada 23 Oktober 2025.
Nantinya, di puncak acara, pemenang akan mendapatkan sertifikat dan piala yang akan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Kepala Dinas Pendidikan Jatim. Kehadiran gubernur dalam seremoni puncak menegaskan pentingnya SMA Award sebagai ajang prestisius di bidang pendidikan.
Sementara itu, Kepala Bidang SMA Dindik Jatim, Suhartatik, menjelaskan SFC dirancang untuk mendorong sekolah agar lebih peduli pada gizi, kesehatan, dan kebersihan warganya. “Tujuan kami mengadakan kategori SFC adalah untuk mendorong sekolah menjadi laboratorium alam atau tempat pembelajaran outdoor, sekolah sebagai wisata edukasi, melatih entrepreneur, membantu tumbuh kembang anak, dan memanfaatkan tempat kumuh menjadi bersih, indah serta tertata,” ujarnya.
Kategori Toilet Bersih pun dihadirkan sebagai cerminan dukungan terhadap program sekolah sehat dan ramah anak. Menurut Suhartatik, hal ini sejalan dengan visi mewujudkan sekolah yang berkarakter dan mendukung tumbuh kembang siswa dalam lingkungan yang nyaman.
Beberapa sekolah telah lebih dulu meresmikan program School Food Care, antara lain SMAN 2 Ngawi, SMAN 3 Batuan Sumenep, SMAN 1 Tanggul Jember, SMAN 1 Dampit Malang, SMAN 12 Surabaya, SMAN 1 Pandaan, SMA 1 Karangan Trenggalek, SMAN 1 Bangorejo Banyuwangi, dan SMAN 2 Lamongan. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi teladan bagi sekolah lain di Jawa Timur.
Dengan jumlah peserta yang meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya, dari 36.232 peserta pada 2024 menjadi 174.858 peserta tahun ini. SMA Award semakin menegaskan diri sebagai ajang pendidikan paling prestisius di Jawa Timur.
Lebih dari sekadar kompetisi, SMA Award 2025 merupakan perayaan kreativitas, eksplorasi diri, semangat berinovasi, dan tekad luar biasa dari generasi muda Jawa Timur untuk menjadi insan yang unggul, sehat, dan berdaya saing global. [ina.wwn]


