33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Webinar Nasional HSN 2025, Bahas Peran Statistik Pembangunan

Pemprov Jatim, Bhirawa
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menggelar Webinar Nasional Hari Statistik Nasional (HSN) 2025 bertema “Memperkuat Peran Statistik dalam Menjawab Tantangan Pembangunan, Kesenjangan Kebijakan, dan Dinamika Ekonomi di Indonesia”, Rabu (24/9/2025). Acara ini menghadirkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, sebagai keynote speaker, bersama sejumlah pakar nasional.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli, menegaskan bahwa data statistik merupakan instrumen penting dalam pembangunan. “Diskusi ini diharapkan memperkuat literasi data, mendorong pemanfaatan data secara nyata, dan memastikan kebermanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Ia menekankan, BPS bukan sekadar penyedia angka, tetapi motor penggerak nasional dan mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan.

Dalam keynote speaker, Wagub Jatim Emil Dardak menegaskan bahwa keandalan data menjadi kunci utama kebijakan pembangunan yang tepat sasaran. “Provinsi Jawa Timur memiliki penduduk 42 juta jiwa dengan luas wilayah 48 ribu km². Mengelola daerah sebesar ini sangat bergantung pada kehandalan data, karena data menjadi basis untuk mengambil keputusan yang tepat,” tegasnya.

Menurut Emil, indikator statistik seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, hingga kemiskinan, bukan sekadar angka, melainkan cerminan nyata kondisi masyarakat. Misalnya, data inflasi yang dihitung dari delapan kota/kabupaten di Jatim menunjukkan persoalan berbeda. “Kadang inflasi bukan karena beras atau sembako, tapi justru tiket pesawat. Karena itu diskusi seperti ini penting untuk memahami definisi inflasi secara menyeluruh,” jelasnya.

Berita Terkait :  Dukung Tata Kelola Baru, Petrokimia Stok 508 Ribu Ton Pupuk Bersubsidi

Pada triwulan II 2025, pertumbuhan industri manufaktur Jatim tercatat di kisaran 7-8 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. Sektor transportasi dan pergudangan juga menunjukkan tren positif. Namun, Emil mengingatkan, meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) bisa membuat angka pengangguran terbuka terlihat naik, meski lapangan kerja sebenarnya bertambah.

“Ketika ekonomi optimistis, lebih banyak orang menyatakan diri mencari kerja. Lapangan kerja memang bertambah, tapi pencari kerja lebih banyak lagi. Itulah mengapa data harus dibaca secara utuh,” katanya.

Emil juga menyoroti capaian penting Jawa Timur yang berhasil menurunkan angka kemiskinan ke single digit untuk pertama kalinya, bahkan pada Maret 2025 kembali turun 0,06 persen poin. Meski begitu, ia menekankan perlunya pemutakhiran data agar bantuan sosial lebih tepat sasaran.

“Realita di lapangan, kepala desa atau RT/RW kesulitan mendata warga miskin karena ekspektasi masyarakat semua ingin masuk daftar penerima bantuan. Padahal data yang akurat sangat menentukan efektivitas program pengentasan kemiskinan,” ungkapnya.

Dalam sektor kesehatan, Emil menekankan pentingnya peningkatan angka harapan hidup melalui layanan yang inklusif. Program satu desa satu perawat terus diperkuat dengan dukungan kabupaten/kota. “Puskesmas bukan hanya tempat orang sakit berobat, tapi juga pusat pencegahan agar masyarakat tetap sehat,” katanya.

Selain itu, Jawa Timur kini mendorong transformasi ekonomi melalui dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yakni di Gresik untuk industri smelter dan energi terbarukan, serta di Malang untuk pengembangan ekonomi digital.

Berita Terkait :  LPS Financial Festival Tingkatkan Pemahaman Finansial Masyarakat

Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga berupaya menjadikan daerahnya pintu ekspor berdaya saing tinggi. Salah satunya melalui Pelabuhan Teluk Lamong, yang menerapkan teknologi bongkar muat modern. “Green cargo seperti kedelai atau jagung bisa diproses cepat, langsung dikemas, dan dikirim. Arus logistik pun jadi lebih efisien dan kompetitif,” jelas Emil.

Emil menutup paparannya dengan menegaskan pentingnya data dalam setiap strategi pembangunan. “Data bukan hanya angka di atas kertas, tapi dasar bagi langkah konkret pemerintah. Dengan statistik yang akurat, kita bisa memastikan pertumbuhan Jawa Timur yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Webinar ini juga menghadirkan tiga narasumber utama: Prof. Dr. Sik Sumaedi (BRIN), Dr. Suharyanto (Kepala BPS RI 2016-2021), dan Muhammad Yasin, M.Si. (Kepala Bappeda Jatim). Ketiganya memberikan perspektif riset, statistik, dan perencanaan pembangunan yang memperkaya diskusi.[rac.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru