Perubahan warna air Sungai Bengawan Solo di sekitar Bendungan Gerak Bojonegoro sejak Selasa (23/9)
Pemkab Bojonegoro, Bhirawa
Perubahan warna air Sungai Bengawan Solo di sekitar Bendungan Gerak Bojonegoro sejak Selasa (23/9) memicu keresahan warga. Air yang biasanya keruh secara alami kini berubah menjadi coklat kehitaman.
Merespons kondisi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro bergerak cepat dengan melakukan pengambilan sampel air untuk dilakukan pengujian laboratorium.
Langkah ini dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Satu titik sampel sudah kami ambil, dan langsung kami kirim ke laboratorium di Surabaya. Estimasi hasilnya sekitar 10 hingga 14 hari ke depan,” ujar Husain, petugas pengambil sampel dari DLH Bojonegoro, saat ditemui di lokasi.
Hasil uji laboratorium tersebut akan menjadi dasar untuk mengetahui sumber, penyebab, serta tingkat pencemaran air di sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.
Perubahan warna air sungai juga disertai dengan penurunan populasi ikan. Sejumlah warga yang biasa memancing di sekitar bendungan mengeluhkan kondisi tersebut. Selain hasil tangkapan menurun drastis, air sungai juga menimbulkan rasa gatal saat bersentuhan langsung.
“Saya hampir tiap hari mancing di sini. Biasanya cuma keruh biasa, sekarang gelap dan gatal kalau kena tangan. Ikan juga jarang naik,” keluh Alek, warga setempat.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar pencemaran tidak terus berulang dan kualitas air sungai bisa segera dipulihkan.
Seperti diketahui Bendungan ini berfungsi untuk pengendalian banjir, irigasi pertanian, penyediaan air baku, dan juga menjadi objek wisata daerah. [bas.kt]



Sample cuman diambil dr 1 titik? Knp gak pake methode pengambilan sample 3 titik berbeda? Bukankah 3 sample berbeda bs dipake buat data statistik untuk perbandingan?