Sidoarjo, Bhirawa
Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo, Sriatun Subandi, meminta peranan anggota fatayat di Kabupaten Sidoarjo agar membantu Pemerintah dalam pencegahan dan penurunan angka stunting. Karena pencegahan ini juga menjadi tanggung jawab masyarakat.
Data yang ada di Dinkes Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2023 angka stunting sebesar 8,4%. Namun pada tahun 2024 menjadi 10,6%. Mengacu pada SSGI atau survey status gizi Indonesia.
Untuk mencegah stunting di Kabupaten Sidoarjo, para anggota Fatayat, diimbau bisa menanyakan kepada desa, berapa dana yang dipakai untuk pencegahan stunting dan program apa saja yang telah dilakukan dalam pencegahan stunting. Dalam acara sehari ini hadir sebanyak 200 anggota Fatayat dari 18 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.
”Bisa ditanyakan. Sebab saat ini, mulai Pusat hingga daerah, melaksanakan program pencegahan kasus stunting,” kata Sriatun, Kamis (12/9) kemarin, di Ruang Delta Graha Setda Sidoarjo, dalam gerakan mencegah kasus stunting bagi anggota Fatayat.
Mencegah kasus stunting, lanjut Sriatun, di Kabupaten Sidoarjo pelajar putri di SMP hingga SMA diwajibkan minum tablet tambah darah. Yang harus diminum 1 kali dalam seminggu.
”Untuk mencegah, bayi yang dilahirkan kelak, agar sehat tidak sampai stunting,” ujarnya.
Bupati Sidoarjo Subandi yang hadir dalam acara itu minta masyarakat Sidoarjo menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan kebersihan sungai untuk mencegah kasus stunting.
”Program Pemerintah mohon dibantu di bidang kesehatan ini. Agar bapak ibu dan anak menjadi sehat. Pada tahun 2026 nanti NU akan kita beri hibah Rp21 miliar,” ujarnya dalam acara itu.
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Sidoarjo dr Inensa khoirul harap MH, sinergi dengan masyarakat sangat perlu digandeng untuk pencegahan kasus stunting.Salah satunya dengan kelompok fatayat itu. Diharapkan mereka nanti akan bisa mengedukasi masyarakat di sekitarnya. [kus.fen]


