Melok Puji Astutik, owner dapur mitra SPPG Alhidayah Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo bersama kru juru masuk, Kamis (4/9). sawawi/bhirawa
Situbondo, Bhirawa
Program prioritas Presiden Prabowo berupa MBG (Makan Bergizi Gratis) di Kabupaten Situbondo sudah resmi dilaunching pasa 19 Agustus 2025. Ada lima dapur yang sudah diresmikan, empat diantaranya berupa dapur mitra SPPG dan hanya satu yang murni milik SPPG yakni dapur Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo.
Satu diantara empat dapur mitra Badan Gizi Nasional (BGN) adalah dapur Alhidayah, milik Melok Puji Astutik, yang berada di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Menurut Melok, untuk pendirian dapur Alhidayah dimulai dari proses legalitas secara keseluruhan, termasuk persiapan alat, gedung sarana prasarana lain. Nah, aku Melok, mulai Agustus sudah lolos verifikasi dari BGN dan secara resmi dilauncing pada 19 Agustus 2025, lalu.
“Saya sebagai mitra BGN menyiapkan segala sesuatunya untuk penerima manfaat dari tingkatan PAUD hingga SMA/SMK. Yang masuk dalam cakupan dapur kami ada 10 lembaga, diantaranya SDN 8 Mimbaan, TK Permata Hati, TK Rumah Pintar, SDN 1 Curah Jeru, SDN 5 Curah Jeru, SDN 3 Mimbaan, SDN Tokelan, TK PGRI Tokelan, SMP 2 Panji, SMAN 1 Panji dan terjauh SDN 10 Mimbaan,” beber Melok.
Masih kata Melok, sejak launching hingga saat ini, proses pembuatan MBG di Dapur Alhidayah patut disyukuri karena berjalan sukses dan lancar. Itu semua terwujud karena selalu menjaga kualitas menu yang disajikan serta menjaga higienis pada makanan.
“Ini sesuai dengan pesan pak Dandim yakni kami diminta selalu menjaga kualitas makanan yang baik serta harus selalu berhati-hati pada menu. Itu karena semuanya untuk program makanan bergizi gratis,” tambah mantan Kasi PAUD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo itu.
Melok kembali melanjutkan, untuk pendukung pengelolaan limbah di dapur Alhidayah sudah lengkap dengan IPAL, sarana air dan listrik yang memadai. “Mohon doanya ya, saya masih berencana membuka dapur lagi dan kini sedang menjalani tahapan ferivikasi dari BGN,” pungkas Melok.
Sementara itu Kepala SPPG Panji Alwi Afandi menimpali, tugas pokoknya adalah mengawasi kinerja akuntan, ahli gizi dan 47 relawan yang didalam nya bertugas sebagai pengolah bahan makanan, pemorsian, persiapan pendistribusian, mencuci ompreng dan terakhir asisten lapangan.
“Jadi, kami itu mengawasi jalurnya alur MBG, mulai persiapan, masuk suplier dan bahan ke dapur. Untuk datangnya bahan makanan semuanya didata oleh akuntan, dan masuk ke persiapan serta dieksekusi untuk pembuatan makanan besok hari,” tambah Alwi.
Alwi kembali memaparkan, langkah selanjutnya adalah pemorsian dan pendistribusian ke sekolah dan terakhir pencucian ompreng. Sedangkan untuk kelancaran distribusi MBG, ujarnya, ditunjuk satu koordinator sehingga tugas yang diemban bisa merata, termasuk didalamnya pengembalian ompreng berjalan dengan SOP yang ada.
“Untuk penentuan menu setiap harinya diatur oleh ahli gizi dan pengolah makanan. Artinya, ahli gizi yang menentukan untuk menu dalam sebulan kedepan. Jadi, ahli gizi juga berkoordinasi dengan Dinkes setempat. Termasuk pemenuhan bahan itu di suplai dari lokal, koperasi dan petani petani di desa,” terang Alwi Afandi.
Disisi lain, Ahli Gizi Dapur Al Hidayah, Diah Islami Puspitasari memastikan bahwa, dirinya harus fokus membuat daftar menu seimbang dan higienis bagi semua penerima manfaat. Yang terpenting, aku dia, harus dilihat kualitas dan nilai gizi pada setiap porsi masakan. Artinya, didalamnya harus ada makanan pokok, protein hewani, ikan, ayam. Selain itu harus mengabdung protein nabati, diantaranya ada sayur, kacang kacangan, tahu, buah serta susu.
“Makanan pokok itu didalamnya tidak harus ada nasi, tetapi bisa diganti dengan roti, bihun atau mie yang juga masuk katagori makanan pokok,” tegas Diah.
Diah mengungkapkan, agar semua tugas ahli gizi tepat sasaran, dirinya bersama semua ahli gizi rutin melakukan laporan kepada Dinkes Situbondo yang tergabung dalam satu grup. “Dalam pembuatan menu selama 20 hari kedepan kami membuat laporan ke Dinkes, sehingga bisa diketahui nilai gizinya. Setelah diketahui oleh Dinkes saya realisasikan di dapur Alhidayah ini,” kupas Diah Islami Puspitasari seraya mengakui selama bertugas berjalan tanpa kendala. awi.wwn


