25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

DKKPro-Pemkot Probolinggo Matangkan Kawasan Seni-Budaya Terpadu


Kota Probolinggo, Bhirawa
Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro) mendesak agar gedung yang berdampingan dengan Museum Probolinggo itu tetap difungsikan sebagai pusat kesenian, bukan dialihkan menjadi gedung tenis indoor.

Audiensi bersama Wali Kota Probolinggo dr Aminuddin berlangsung di ruang transit Pemkot Jumat (29/8),. Hadir sejumlah pejabat OPD terkait, di antaranya Disdikbud, Dispopar, serta PUPR-PKP.

Anggota DKKPro Imam Wahyudi menegaskan, jika kondisi gedung dinilai tak layak, solusinya adalah renovasi, bukan pengalihan. “Kalau untuk tenis, silakan bangun di tempat lain yang lebih megah. Gedung Kesenian harus tetap jadi rumah identitas rakyat Kota Probolinggo,” ujarnya.

DKKPro juga mengusulkan konsep Kawasan Kebudayaan Terintegrasi di area museum. Yakni pemindahan koleksi tank, pesawat, hingga kereta api ke lokasi lain, diganti amphitheater untuk pertunjukan seni budaya outdoor. “Kantor dinas kebudayaan juga sebaiknya ditempatkan di kawasan museum agar sinergi membangun arus seni-budaya dan pariwisata,” tambah Imam.

Seniman lain, Joko dari bidang seni rupa, mempertanyakan status aset dan kepastian penggunaan gedung. “Kalau dibongkar, apakah langsung dipindah ke TRA dengan kondisi seadanya? Atau menunggu pembangunan yang lebih layak?” katanya.

Ketua DKKPro, Peny Priyono, menekankan kebutuhan seniman adalah ruang berproses, bukan sekadar tempat pertunjukan. “Kalau hanya untuk pentas, banyak gedung lain yang bisa disewa. Tapi untuk latihan anak-anak, TRA tidak representatif,” ujarnya.

Berita Terkait :  Jaga Kecukupan Stock Pangan, Koramil 0823/17 Banyuglugur Dampingi Petani Tanam Padi

Menanggapi desakan tersebut, Wali Kota Aminuddin menegaskan komitmennya memajukan seni-budaya yang terintegrasi dengan pariwisata. Tahun 2026, Pemkot menyiapkan Rp2,6 miliar, ditambah usulan Rp3 miliar ke Kementerian Kebudayaan. “Kalau disetujui, total anggaran bisa hampir Rp6 miliar,” jelasnya.

Aminuddin menjelaskan, struktur Gedung Kesenian saat ini tidak memungkinkan dikembangkan menjadi amphitheater karena masih berbentuk gedung olahraga. Tim penilai bahkan menaksir perlu Rp3 miliar hanya untuk renovasi berat. “Sama saja membangun baru. Jadi kita alihkan ke TRA, dibangun semi amphitheater outdoor untuk sementara,” terangnya.

Menurut Aminuddin, pemindahan ini juga bagian dari visi menciptakan destinasi dan pusat keramaian baru sesuai program 100 destinasi wisata. “Bukan karena saya suka tenis, tapi karena kajian menyatakan alih fungsi itu paling realistis,” tegasnya. [fir.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru