Oleh:
Rendy Agung P, Surabaya
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan mendatangi langsung operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wonocolo di Jalan Jemur Andayani XV, Surabaya.
Kunjungan tersebut sebagai bentuk kotmitmen pemerintah mempercepat program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program nasional mencegah stunting dan meningkatkan kualitas generasi muda. Kamis, (21/8)
Terlihat Deretan ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak-anak tampak antusias berkumpul di sebuah bangunan sederhana yang penuh semangat, ada yang menggendong bayi, ada pula yang sesekali menenangkan anak balita yang merengek, sudut lain petugas kesehatan memeriksa berat badan dan tinggi anak-anak, memastikan mereka tumbuh sesuai standar.
Walapun ramai sampai berdesak-desakan tapi di sinilah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wonocolo beroperasi sebuah tempat yang menjadi simbol hadirnya negara untuk menjawab persoalan gizi masyarakat.
Pada saat itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, datang meninjau langsung, dengan ramah menyapa para ibu yang tengah menunggu pembagian paket makanan bergizi, Tatapannya serius, namun sesekali tersenyum ketika melihat balita-balita bahkan sampai mengedong salah satu anak, padahala cuaca Surabaya sedang terik.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan, menjelaskan pentingnya perhatian negara kepada kelompok rentan, seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta anak sekolah.
“Kita bangga SPPG Wonocolo jadi contoh, bahwa negara hadir untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita agar anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan produktif, gizinya cukup, generasi kita kuat, hal tersebut menjadi program prioritas Presiden,” tutur Zulkifli.
Lanjut Zulkifli, mengatakan perhatian pemerintah terhadap gizi anak merupakan investasi jangka panjang. Ia mencontohkan perbedaan perkembangan fisik antara Indonesia dengan Korea Selatan dan China yang salah satunya dipengaruhi kualitas konsumsi protein hewani.
“Jika anak kurang gizi, sekolahnya jadi lambat, main bola cepat capek, tubuh kecil, padahal zaman dulu kita sama tinggi dengan Korea dan China, tapi sekarang mereka lebih maju dikarenakan gizinya baik. Maka negara harus hadir,” jelasnya.
Selain menijau penyediaan makanan bergizi, Zulkifli juga menlihat SPPG Wonocolo menerapkan pengelolaan sampah makanan (food waste) kolaborasi dengan Garda Pangan, yang mana limbah makanan diolah melalui budidaya maggot yang kemudian dapat digunakan sebagai pakan ikan maupun ternak.
Ia megukapkan bahwa program MBG menunjukkan percepatan signifikan dimana pada Bulan lalu baru 7 juta penerima, dan sekarang Agustus sudah mencapai 20 juta.
“Target akhir tahun 80 juta, dan tahun depan bisa menjangkau 82 juta anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dan memastikan standar mutu makanan dijaga ketat melalui pengawasan BPOM, pemerintah daerah, serta keterlibatan tenaga ahli gizi, mulai dari bahan baku, pencucian, hingga penyajian, semua diawasi ketat. Jadi kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan,” pungasknya.
Zulkifli menambhakan pemerintah telah menyiapkan anggaran hampir Rp300 triliun pada 2026 untuk memperluas cakupan program.
“Ini tidak sekadar program sosial, tetapi fondasi bagi generasi sehat, cerdas, kuat, dan produktif. Kalau generasi kuat, negara kita bisa maju, kebijakan tersebut merupakan pondasi jangka panjang agar Indonesia memiliki generasi sehat dan produktif menuju visi Indonesia Emas 2045,” tuturnya. [ren.gat]


