25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Dari Balai Desa ke Ruang Keluarga: Tekad Ibu PKK Desa Tulung-Gresik Bangun Generasi Sehat dan Berkarakter


Oleh:
Nova Maulidina Ashuri, S.Si., M.Si.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

“Kalau anak sudah pegang HP, susah sekali diajak buka buku,” keluh Ibu Nurul, salah satu ibu PKK Desa Tulung, Kecamatan Kedamean. Keluhan itu ia sampaikan di hadapan puluhan ibu-ibu lain saat mengikuti sosialisasi bertema Optimalisasi Peran Ibu dalam Membentuk Generasi Sehat dan Berkarakter melalui Peningkatan Literasi di Balai Desa Tulung, Jumat (1/8).

Keluhan Ibu Nurul rupanya mewakili banyak suara yang hadir siang itu. Ada yang mengaku sudah membelikan buku cerita untuk anak, tapi jarang tersentuh. Ada pula yang mencoba membacakan buku sebelum tidur, namun kalah oleh godaan game dan tontonan di gawai. “Padahal dulu hiburan saya cuma buku dan main di luar rumah. Sekarang rasanya sulit sekali mengajak anak fokus membaca,” ujar salah satu ibu dengan senyum pahit.

Kegiatan yang digelar tim KKN Literasi Perpustakaan Mutiara Ilmu, Desa Tulung, Kabupaten Gresik ini memang terasa berbeda. Tepat setelah Dzuhur, para ibu sudah berkumpul dengan penuh semangat-bukan untuk arisan atau rapat rutin, melainkan untuk belajar kembali tentang peran penting mereka dalam keluarga.

Nova Maulidina Ashri, Dosen ITS yang menjadi narasumber saat itu, mengingatkan bahwa seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dari ibulah anak belajar nilai agama, akhlak, sopan santun, hingga cara berpikir dan bersikap. “Informasi yang diterima seorang anak, akan membentuk pola pikir dan pemahaman, yang pada akhirnya akan membentuk pola sikap atau karakter anak. Informasi awal yang diperoleh seorang anak, umunnya berasal dari ibunya. Kalau ibunya sabar, anaknya akan ikut belajar sabar. Kalau ibunya rajin membaca, anaknya juga akan terbiasa,” ujar pemateri.

Berita Terkait :  DPUPP Situbondo Gelar Konsultasi Publik RDTR Perkotaan Jangkar

Materi yang disampaikan memadukan teori, kisah inspiratif, dan tips praktis. Kisah Ibunda Sultan Muhammad Al-Fatih yang sejak kecil menanamkan mimpi besar untuk menaklukkan Konstantinopel, serta Ibunda Imam Syafi’i yang gigih mencarikan guru terbaik, menjadi teladan bahwa pendidikan, perhatian, dan visi jauh ke depan dapat melahirkan tokoh besar dunia.

Tak kalah penting, para ibu diajak memahami bahwa literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mengelola informasi, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. “Literasi bisa dimulai dari hal sederhana: mengajak anak bercerita tentang harinya, membaca doa bersama, atau mencari informasi atas pertanyaannya. Kuncinya konsistensi, bukan seberapa tebal buku yang dibaca,” jelas narasumber.

Para peserta juga mendapat tips optimalisasi peran ibu membangun budaya literasi di rumah: menyadari peran ibu sebagai amanah untuk mendidik anak, meluangkan waktu untuk membaca dan mengkaji ilmu, menyediakan pojok baca yang menarik, membatasi waktu bermain gawai, membaca bersama anak minimal 10 menit sehari, bergabung dengan komunitas yang punya kesamaan visi, hingga memperkuat kedekatan dengan Sang Maha Pencipta dan Maha Pengatur.

Narasumber juga menyampaikan bahwa keberhasilan untuk membentuk generasi yang sehat dan berkarakter melalui budaya literasi ini, juga perlu peran serta masyarakat sebagai pengontrol dan tentu saja butuh support system dari negara, diantaranya dalam hal pendidikan yang berbasis akidah dengan output pembentukan karakter, ekonomi yang memberikan kemudahan lapangan kerja bagi para ayah, kesehatan dengan sarana yang mudah diakses serta media informasi yang memberikan tontonan edukatif.

Berita Terkait :  Bupati Gresik Ajak Generasi Muda Promosikan Batik Khas Gresik ke Manca Negara

Meski tantangannya tidak ringan, banyak ibu yang pulang dengan semangat baru. “Saya jadi termotivasi mau mencoba lagi. Mulai malam ini, saya akan ajak anak baca buku sebelum tidur, walau cuma sebentar,” kata Ibu Nurul dengan senyum penuh harap.

Bagi ibu-ibu PKK Desa Tunggul, kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi, melainkan pengingat bahwa perjuangan membentuk generasi sehat dan berkarakter dimulai dari rumah-dari kebiasaan kecil yang diulang setiap hari dan butuh support sistem dari masyarakat dan negara. Seperti yang ditutup narasumber, “Ibu yang berilmu dan berkarakter akan melahirkan generasi yang sehat jasmani, cerdas pikirannya, dan mulia akhlaknya.” [*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru