Kota Malang, Bhirawa
Tin Naing Oo, mahasiswa asal Myanmar, turut memeriahkan peringatan HUT RI ke 80 yang digelar dia Universitas Brawijaya (UB) Minggu 17/8 kemarin.
Ia membacakan puisi khusus berjudul Hari Kemerdekaan Indonesia, dengan lantang namun penuh penghayatan. Mahasiswa Program Studi Doktori Ilmu Lingkungan ini menyampaikan bait-bait puisi yang menggugah rasa nasionalisme sekaligus menggetarkan hati seluruh peserta yang hadir.
“Di Hari Kemerdekaan Indonesia, merah putih berkibar di langit. Bendera kebanggaan kita melambai tinggi. Delapan puluh tahun kita bernyanyi dengan riang, suara kebebasan begitu indah terdengar. Gunung menjulang, lautan terbentang,kita berdiri bersama, bergandengan tangan. Dari Sumatra hingga tanah Papua, kita bersatu dalam satu jiwa. Terima kasih pahlawan, berani dan setia. Kemerdekaan ini kau wariskan untuk kita semua. Di hari ini kita bersyukur dan bergembira, Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia tercinta,” kata Tin Naing OO membacakan puisi di depan rektor dan sivitas akademika UB,” puisi yang dibacakan Tin Naing OO.
Setiap bait yang dilantunkan Tin Naing Oo disambut dengan tepuk tangan meriah dari para peserta upacara. Tidak sedikit yang terlihat terharu mendengar mahasiswa asing mampu menyampaikan rasa cinta dan kagum terhadap bangsa Indonesia melalui bahasa puisi.
Kehadirannya seakan menegaskan bahwa makna kemerdekaan Indonesia tidak hanya menjadi milik rakyat Indonesia, tetapi juga mampu menginspirasi masyarakat dunia.
Director of International Office UB, Dr. Didik Hartono, menuturkan bahwa ada 30 mahasiswa asing secara khusus dilibatkan pada upacara kali ini. Menurutnya, keikutsertaan mereka bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari pendidikan nilai yang penting. “Kami melibatkan mahasiswa asing pada pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus dan ini menjadi suatu hal yang positif,” ungkapnya.
Didik lantas menambahkan, momen ini bertujuan memperkenalkan makna nasionalisme Indonesia. “Tadi ada beberapa mahasiswa dari Timur Tengah memandang bahwa nasionalisme kita begitu hebat, karena mulai dari pucuk pimpinan tertinggi sampai masyarakat,” imbuhnya.
Mahasiswa asing yang hadir tampak antusias dan menyatu dengan suasana. Mereka mengenakan pakaian putih layaknya peserta lain, beberapa menghias wajah dengan stiker bendera merah putih, ada yang memakai hasduk di leher, hingga membawa replika bambu runcing sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia.
Mohammed Bosha, l asal Sudan yang mengungkapkan rasa bangga bisa mengikuti langsung prosesi upacara HUT RI. “Ini adalah pengalaman berharga yang tidak akan terlupakan sama sekali. Bagi saya, kemerdekaan itu bukan hanya sejarah, tetapi semangat persatuan dan perjuangan,” ucapnya penuh semangat.
Bosha menambahkan bahwa perayaan kemerdekaan Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan negara lain. Menurutnya, selain upacara yang khidmat, masyarakat Indonesia juga menghidupkan suasana dengan berbagai perlombaan yang penuh keceriaan.
Ia juga menilai bahwa perayaan HUT RI tidak hanya menghadirkan kebahagiaan, tetapi juga menciptakan ruang kebersamaan antarbangsa. “Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia bukan sekadar acara seremonial, melainkan juga menjadi ruang kebersamaan. Ini memperkuat persahabatan antara bangsa. Terima kasih atas kesempatannya, semoga Indonesia selalu aman dan jaya,” katanya.
Upacara HUT ke-80 RI di Universitas Brawijaya bukan hanya peringatan rutin tahunan, tetapi juga menjadi momentum refleksi akan arti perjuangan dan persatuan. Bagi UB sendiri, momen ini menjadi bagian dari komitmen internasionalisasi sekaligus sarana memperkenalkan budaya dan nilai luhur bangsa kepada komunitas global. [mut.wwn]


