Surabaya, Bhirawa
Empat pelukis menggelar pameran bertajuk ‘Srawungan” yang digelar di Dewsan Kesenian Surabaya 1-7 Agustus. Pesan yang disampaikan para pelukis itu adalah bagaimana menjaga alam dan ekosistem. Keempat pelukis itu adalah Dodik Hartono dari Surabaya, Gusar Suryanto (Rembang-Jateng), Edy Markas (Bekasi) dan Fathur Rojib asal Sidoarjo.
Menurut Dodik Hartono, tema Srawungan diambil karena mereka adalah empat sahabat yang sudah lama tidak bertemu. “Kami berempat dulu satu lokasi di Surabaya, kemudian ada yang pindah ke Bekasi dan Rembang. Sebenarnya kami ketemu hanya untuk ngopi, namun ada ide ketemuan sambil membuat pameran lukis,” katanya saat ditemui akhir pekan lalu.
Pada pameran kali ini Dodik memamerkan empat karya lukis, seperti eksotisnya Gunung Bromo, hijaunya hutan dengan pepohonan yang disajikan dengan gaya realis yang sangat detail, sehingga sangat memanjakan mata pengunjung. “Tema para pameran ini adalah bebas dan sesuai dengan genre masing-masing, sedangkan lukisan saya mengambil tema hutan dan gunung yang harus dijaga kelestariannya,” katanya.
Sedangkan Gusar Suryanto juga mengankat tema lukisan alam dengan makna kesendirian. Dalam karyanya ia menggambarkan ketenangan serta kesunyian alam. Demikian juga dengan Fathur Rojib juga mengambil tema alam. “Saya langsung melukis on the spot (dilokasi) dan jadi selesai di pada saat itu juga,” kata Fathur.

Pengunjung saat melihat karya seni lukis di Pameran Lukis ‘Srawungan’ yang digelar di Gedung Dewan Kesenian Surabaya.
Ia mengaku senang melukis on the spot karena bisa langsung menuangkan karya lukisnya ke dalam kanvas. “Jadi kita bisa menggambarkan kondisi alam di suatu daerah saat itu juga. Dan tidak menutup kemungkinan kondisi lingkungan ditempat saya melukis bisa berubah lima tahun kedepan,”katanya.
Sedangkan Edi Markas menyajikan karya yang berbeda, dalam lukisan itu ada gambar tokoh superhero, kartu dan beberapa hewan. “Saya buat lukisan itu saat pemilihan presiden, saat itu banyak istilah kampret, kadrun (kadal gurun) dan lainnya sehingga ada sedikit ketegangan di masyarakat. Jadi saya tuangkan itu dalam kanvas,” katanya.
Keempat pelukis itu juga mendorong agar para seniman lukis yang masih berusia muda untuk terus berkarya dan berani menggelar pameran. Mereka juga mengakui perkembangan seni lukis di Surabaya sangat pesat terutama di kalangang pemuda. “Intinya para pelukis muda harus terus berkarya dan berani menampilkan karyanya di pameran,” kata Gusar Suryanto. wwn


