DPRD Gresik, Bhirawa
Akibat dampak dari partikel debu dari PT Linde Indonesia (PT Gresik Gasess Indonesia), warga harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami sesak napas.
Komisi III DPRD, dalam waktu dekat akan segera memanggil pihak menajemen untuk di lakukan rapat hering. Guna memastikan ada unsur kesengajaan, juga penanganan kesehatan warga yang terdampak.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi mengatakan, bahwa pihaknya akan memanggil manajemen PT Linde Gresik dalam waktu dekat.
Langkah diambil menyusul insiden hujan debu yang melanda Desa Roomo, Kecamatan Manyar, diketahui berasal dari kebocoran fasilitas milik perusahaan.
“Satu atau dua hari ini akan kami panggil PT Linde untuk hearing, terkait dengan kejadian. Tapi sebelumnya akan cek lokasi, ternyata disitu dalam pantauannya. Debu atau partikel putih masih membekas di jalan, meski sudah tidak ada hujan debu,” ujarnya.
Maka pentingnya, pemeliharaan rutin terhadap fasilitas industri guna mencegah kejadian serupa. Untuk itu mengingatkan seluruh perusahaan di Kabupaten Gresik, untuk melakukan maintenance secara berkala demi menjamin keselamatan lingkungan sekitar.
Juga Dinas Lingkungan Hidup (DLH), untuk lebih aktif dalam melakukan pemantauan terhadap kualitas udara dan sistem pengelolaan emisi di kawasan industri.
Ditambahkan Abdullah Hamdi, bahwa perusahaan melakukan maintenance secara berkala terhadap mesin dan pabriknya. Informasi yang di himpun belum adanya komunikasi maupun kontribusi sosial dari PT Linde terhadap warga sekitar.
Dari pak sekdes dan pak lurah memang selama ini tidak ada komunikasi antara warga dengan PT Lindi, yang berdekatan dengan langsung dengan perusahaan itu CSR nya belum pernah dirasakan.
Sekretaris Desa Romo, Achmad Zainul mengatakan bahwa, PT Linde mengakui partikel debu yang menyebar berasal dari fasilitas mereka.
Dan masyarakat meminta adanya kompensasi serta tanggung jawab sosial, yang selama ini dinilai tidak pernah diberikan. Dan was udah mediasi kita bikin surat perjanjian, PT Linde mengakui sumber debu berasal dari sana. Partikelnya namanya perlt, masyarakat minta kompensasi atas kejadian tersebut.
“Selama ini PT Linde tidak pernah berkontribusi, mulai dari BOC sampai ganti PT Linde nggak pernah ada tanggung jawab sosial lingkungannya. Bina lingkungan saja tidak ada, dan cuma ngasih kambing dua cilik saat perayaan qurban,” ungkapnya. [kim.dre]


