25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Tahura Raden Soerjo Menyatu dengan Sejarah, Spiritualitas dan Energi Mistis

Oase Hijau dan Penjaga Warisan di Jantung Jawa Timur

Oleh:
Gegeh B Setiadi, Kota Surabaya

Udara segar menyambut setiap langkah kaki yang menapaki jalur setapak di tengah pepohonan lebat dan suara gemericik air pegunungan.

Inilah wajah Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, kawasan konservasi yang menyimpan banyak cerita, dari sumber mata air kehidupan, panorama pegunungan, hingga jejak spiritual yang dipercaya berasal dari masa keemasan Kerajaan Majapahit.

Tahura R Sorjo sendiri memiliki bentang alam yang luar biasa luas dan kaya. Berdiri kokoh di wilayah barat daya Gunung Arjuno dan Welirang, Tahura R. Soerjo membentang seluas 27.800 hektare. Wilayah ini secara administratif masuk dalam lima kabupaten dan satu kota, yakni Malang, Mojokerto, Pasuruan, Jombang, Kediri, serta Kota Batu.

Terletak di ketinggian antara 800 hingga 3.339 meter di atas permukaan laut, kawasan ini menyuguhkan hamparan vegetasi hutan tropis pegunungan yang sangat penting bagi ekosistem regional.

Tahura ini ditetapkan tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan berada di bawah pengelolaan UPT Tahura R. Soerjo, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Kawasan ini bukan hanya sekadar paru-paru hijau bagi masyarakat sekitar, melainkan juga tumpuan keberlanjutan sumber air dan ekonomi masyarakat.

Tak banyak yang tahu bahwa nama “Raden Soerjo” yang disematkan pada taman hutan raya ini memiliki nilai historis tinggi. Ia adalah Gubernur pertama Jawa Timur, tokoh yang berjasa dalam pembangunan dan pemerintahan pasca-kemerdekaan di wilayah ini.

Berita Terkait :  Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana sebagai Keberhasilan Penanganan Bencana

Menurut Sadrah Devi, Kepala Seksi Perencanaan Pengembangan dan Pemanfaatan UPT Tahura R. Soerjo, penamaan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk penghargaan atas jasa kepemimpinannya.

“Ini bentuk penghargaan agar generasi sekarang mengenal sejarah dan menghargai tokoh-tokoh penting yang berkontribusi bagi Jawa Timur,” ujar Sadrah.

Dari sekian banyak atraksi di Tahura, Pemandian Air Panas Cangar menjadi primadona yang tak pernah sepi. Terletak di wilayah paling atas Kota Batu, tempat ini menyuguhkan air panas alami dari celah bumi yang kaya belerang, dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai keluhan kulit dan melancarkan sirkulasi darah.

Dengan harga tiket masuk yang sangat terjangkau, kawasan ini dikunjungi oleh sekitar 200.000 orang per tahun, baik dari wisatawan lokal hingga turis mancanegara. Bahkan, PAD dari kawasan ini bisa mencapai Rp 4-5 miliar per tahun.

“Cangar jadi andalan kami. Selain suasananya sejuk dan nyaman, masyarakat bisa healing sambil sehat,” jelas Sadrah.

153 Sumber Mata Air: Nadi Kehidupan untuk Puluhan Ribu Warga
Di dalam bentang alam Tahura R Sorjo ini tersimpan harta karun yang sangat berharga. Yaitu Keberadaan 153 sumber mata air di dalam kawasan Tahura menjadi bukti nyata betapa pentingnya wilayah ini sebagai benteng ekologis.

Mata air ini mengalir ke berbagai desa di sekitarnya dan menjadi penopang kehidupan bagi lebih dari 40.000 kepala keluarga (KK).

Berita Terkait :  Hari Jadi Ke-666 Kota Probolinggo, Pemkot Pastikan Tak Rusak Fasilitas dan Rumput Stadion Bayuangga

Mereka menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, dan peternakan. Dalam konteks perubahan iklim dan kekeringan yang kian meluas, keberadaan sumber mata air ini menjadi semakin vital.

“Data kami menunjukkan, air dari Tahura ini menyuplai kehidupan masyarakat secara langsung. Menjaganya berarti menjaga masa depan,” kata Sadrah.

Bukan hanya pemandian, Tahura R. Soerjo juga menjadi destinasi ekowisata yang menawarkan berbagai pengalaman edukatif. Pengunjung bisa menyusuri jalur trekking, mengenal ragam flora endemik, hingga menyaksikan satwa liar seperti lutung, rusa, elang jawa, hingga kucing hutan.

Bagi banyak keluarga dan pelajar, kawasan ini menjadi laboratorium hidup untuk mengenal pentingnya konservasi dan pelestarian alam. Bahkan, beberapa sekolah menjadikan Tahura sebagai lokasi field trip tahunan.

Daya tarik lain yang tak bisa dilepaskan dari Tahura adalah keberadaan blok religi, wilayah khusus yang digunakan masyarakat untuk kegiatan spiritual seperti berdoa, meditasi (semedi), dan ritual adat.

Di dalam kawasan hutan ini terdapat situs-situs peninggalan masa lalu yang diyakini merupakan bagian dari peradaban Majapahit. Kepercayaan akan kekuatan mistis yang tersimpan di sana menjadi magnet tersendiri, terutama bagi mereka yang mencari ketenangan batin atau melakukan laku spiritual.

“Memang banyak yang datang untuk berdoa dan semedi. Mereka percaya tempat ini menyimpan energi positif dari masa lalu,” ucap Sadrah.

Peran Strategis dalam Mitigasi Bencana dan Pengendalian Iklim
Tahura R. Soerjo juga berfungsi sebagai zona penyangga terhadap bencana ekologis seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Dengan vegetasi lebat dan sistem hidrologi alami yang masih terjaga, kawasan ini memainkan peran penting dalam menyerap karbon dan menjaga stabilitas iklim lokal.

Berita Terkait :  Pet Expo 2025, Sharp Hadir Lebih Dekat dengan Pecinta Hewan Peliharaan

Di era pemanasan global, Tahura menjadi garda depan dalam pelestarian ekosistem dan perlindungan keanekaragaman hayati Jawa Timur.

Tahura R. Soerjo adalah contoh sempurna bagaimana kawasan konservasi bisa bertransformasi menjadi ruang wisata yang berdaya ekonomi, ruang edukasi yang mencerdaskan, serta ruang spiritual yang menyentuh batin.

Di tengah tekanan urbanisasi dan degradasi lingkungan, Tahura berdiri sebagai penjaga harmoni antara manusia dan alam.

Dengan semua keunikan yang dimilikinya, Tahura R. Soerjo bukan sekadar tempat pelesir, tapi juga ruang perenungan tentang betapa berharganya alam dan sejarah bagi masa depan kita. [geh.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru