Forum Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia (FKPPTKI) melakukan Pertemuan Tahunan 2025 di Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala, Salatiga.
Surabaya, Bhirawa.
Forum Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia (FKPPTKI) sukses menggelar Pertemuan Tahunan 2025 di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Sangkakala, Salatiga, Jawa Tengah. Mengusung tema “The Golden Compass: Menemukan Arah Kepemimpinan dalam Pusaran Perubahan,” pertemuan tahunan ini mengajak para pustakawan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan dalam menghadapi dinamika era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Pertemuan yang berlangsung selama dua hari dan berlangsung di Hall STT Sangkakala yang beralamat di Jl. Raya Salatiga, Pijil, Kopeng, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini diikuti oleh 42 peserta dari 22 institusi berbeda, baik dari Univeritas maupun dari Sekolah Tinggi Teologi dengan Institusi terjauh adalah Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung.
Hari pertama (24 Juli) dibuka dengan pra-konferensi, pembukaan resmi, serta Introduction session bertajuk “Pustakawan Tangguh di era Digital, VUCA, dan BANI” yang disampaikan oleh Dr. Linda Ariany Mahastanti, S.E., M.Sc., Direktur Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Pada sesi ini peserta diajak memahami tantangan digitalisasi dan perubahan peran pustakawan di tengah arus transformasi teknologi. Dr. Linda menjelaskan, “Bagaimana pergeseran dari buku fisik ke e-book, munculnya AI dan chatbot, serta otomatisasi pencarian informasi telah mengubah wajah perpustakaan menjadi pusat inovasi dan kolaborasi”.
Dalam kerangka era VUCA dan BANI (Brittle, Anxious, Non-linear, dan Incomprehensible), pustakawan dituntut untuk menjadi individu tangguh, visioner, adaptif, dan mampu mengambil keputusan berbasis data. Dr. Linda menyoroti pentingnya peran pustakawan sebagai fasilitator pengetahuan, filter informasi, serta agen perubahan yang mampu menghadirkan nilai edukatif dan empatik di tengah informasi yang kompleks dan berlimpah. Beberapa strategi adaptif yang disampaikan antara lain: penguatan literasi digital, penyusunan program user engagement, kolaborasi lintas peran, serta pengelolaan stres dan pengembangan diri yang berkelanjutan.
Setelah introduction session, peserta dibagi dalam 6 kelompok dan mempersiapkan diri untuk Leadership Gamification yang dipimpin oleh DR. Dhama G. Baskoro, S.S., M.Pd. Kepala Perpustakaan dan Penerbitan One UPH (Universitas Pelita Harapan). Acara gamifikasi dimulai dengan The Fog of Uncertainty, Blind Ball, dan Volatile Bridge—tantangan yang dirancang untuk mensimulasikan pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti dan kompleks. Setiap peserta aktif mengikuti kegiatan dengan konsep permainan berkelompok dengan harapan peserta mengalami langsung dinamika kepemimpinan melalui pendekatan experiential learning. Hari pertama ditutup dengan refleksi spiritual bertajuk “Misi Hari 1 dan Nilai Alkitabiah”, menekankan pentingnya nilai iman dalam kepemimpinan.
Hari kedua pertemuan tahunan FKPPTKI 2025 dimulai pukul 07.30 WIB dengan sesi re-registrasi dan dilanjutkan renungan pagi yang dipimpin oleh Toni Afandi, M.P., M.Th. (Kepala Perpustakaan Sekolah Tinggi Teologi SAAT, Malang) bertema “Pemimpin dalam Ketidakpastian.” Renungan ini memberikan bekal reflektif dan spiritual tentang pentingnya memimpin dengan kepekaan dan kebijaksanaan dalam kondisi yang tidak menentu dan penuh ketidakpastian.
Peserta kemudian mengikuti rangkaian simulasi yang dikemas secara kreatif melalui gamifikasi bertahap. Diawali dengan sesi transisi Balancing Bottle, peserta diajak mengelola keseimbangan antara tantangan dan kolaborasi. Dilanjutkan dengan Simulasi Ambiguity Maze dan Glass Pyramid, kegiatan ini mensimulasikan tantangan komunikasi dan pengambilan keputusan di tengah ambiguitas peran. Kegiatan berlanjut dengan Simulasi 4: Complexity Scary Night yang menggambarkan situasi perpustakaan yang sarat kompleksitas dengan permainan bertajuk werewolf, lalu dilanjutkan Simulasi Final: Golden Compass, sebagai puncak pembelajaran yang mengajak peserta membuat Kompas secara manual untuk menemukan hart karun tersembunyi dan dalam permainan final ini peserta belajar menyusun arah strategis institusional berbasis nilai-nilai transformatif dan kepemimpinan adaptif.
Setelah istirahat siang, peserta mempresentasikan action plan masing-masing kelompok sebagai bentuk nyata dari hasil refleksi dan pembelajaran selama dua hari. Pemaknaan nilai-nilai yang diperoleh juga menjadi fokus dalam sesi tersebut. Acara ditutup dengan konferensi tahunan (Munas FKPPTKI), sebagai forum pengambilan keputusan dan penyusunan rencana strategis organisasi untuk tahun mendatang yang dipimpin oleh DR. Dhama G. Baskoro, S.S., M.Pd. selaku ketua FKPPTKI.
Pertemuan ini tidak hanya memperkuat jejaring antar pustakawan, tetapi juga membentuk komunitas pembelajar yang siap menjadi pemimpin transformasional di institusi masing-masing. FKPPTKI berharap agenda tahunan ini menjadi titik tolak bagi pustakawan Kristen untuk terus berkembang dalam iman, pengetahuan, dan kepemimpinan yang relevan dengan zaman.
“Melalui seminar ini dan rangkaian games yang disajikan, peserta mendapatkan kesan mendalam akan pentingnya kepemimpinan di perpustakaan yang adaptif, visioner, dan tangguh dalam menghadapi dinamika dunia VUCA. Antusiasme para peserta serta profesionalisme seluruh panitia menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi, semangat belajar, dan dedikasi mampu menciptakan suasana pembelajaran yang membangun dan menginspirasi. Harapannya, apa yang telah dilaksanakan oleh panitia dan diikuti oleh peserta ini dapat menjadi batu loncatan untuk menghadirkan program-program inspiratif lainnya yang lebih variatif, tidak terbatas pada seminar saja,” terang Agus Abusiri, S.Th., M.Si., Kepala Perpustakaan STT Sangkakala, Salatiga. (hel.ren).


