Surabaya, Bhirawa
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memberikan pendampingan kepada orang tua yang kesulitan dalam mendidik anak.
Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA) sudah saatnya pemkot hadir bukan hanya sebagai pemangku kebijakan, akan tetapi juga sebagai pendamping aktif bagi para orang tua. Selasa, (22/7).
Pengurus LPA Jatim, Isa Anshori, mengatakan sudah saatnya pemerintah tidak hanya bicara soal regulasi, tapi turun tangan langsung mendampingi orang tua, terutama mereka yang menghadapi tantangan besar dalam mengasuh anak.
“Jika seorang anak menjadi nakal dan berperilaku menyimpang, maka lingkungan sekitarnya lah termasuk orang tua dan sistem sosial anak tersebut yang patut dilakukan introspeksi, karena kita semua untuk tidak buru-buru menyalahkan anak, tapi bertanya pada diri sendiri,” Ujarnya.
Isa mengukapkan tidak ada orang tua yang ingin anaknya gagal, atau bahkan ada orang tua yang mengharapkan anaknya durhaka, karena semua orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
“Penting juga kita sadari bahwa tidak semua orang tua dalam posisi yang ideal untuk mendidik anak, ada yang mengalami keterbatasan ekonomi, keterbatasan waktu karena pekerjaan, keterbatasan pengetahuan tentang pola asuh, bahkan keterbatasan sosial akibat tekanan hidup, dari situ menyalahkan orang tua atas kesalahan atau kenakalan anak bukanlah pilihan bijak, mereka tidak butuh dihakimi, tapi didampingi,” tuturnya.
Isa mengapresiasi adanya berbagai inovasi program pendidikan di Surabaya, seperti Rumah Ilmu Arek Suroboyo,dimana program pendidikan dengan konsep asrama, kedisiplinan, dan pendidikan berbasis karakter adalah langkah tepat yang dijalankan oleh pemkot.
“Berharap program seperti ini diperluas dan dikuatkan, terutama untuk menjangkau anak-anak usia remaja yang putus sekolah, khususnya pada jenjang SMA dan SMK,” Pungkas Isa.
Pemkot Surabaya juga harus berani mengambil sikap tegas mengatasi anak putus sekolah tambah Isa, bukan untuk menghukum, tetapi untuk mengembalikan anak-anak itu ke jalan yang bermanfaat. Karena menurutnya, pendidikan adalah salah satu jalan menuju perubahan untuk anak-anak di Kota Surabaya.
“Remaja yang selama berkeliaran, tidak mau sekolah, bahkan berani melawan orang tua, itu perlu dilakukan pendekatan yang lebih tegas namun tetap berpihak pada hak-hak anak, Surabaya telah memulai langkah sebagai kota layak anak, maka dari itu komitmen ini hanya akan berarti jika diwujudkan dalam tindakan nyata, mendampingi orang tua yang kesulitan, mendidik anak-anak yang tersesat, dan menghadirkan sekolah yang ramah, guru yang seperti orang tua, serta masyarakat yang peduli dan bergotong-royong dalam menjaga generasi penerusnya” harapnya. [ren.wwn]


