Jombang, Bhirawa
Budayawan Jombang, Nasrul Illah atau Cak Nas berharap, Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang dapat menjadi desa sejarah dengan identitas Kampung Panji. Apa yang diharapkan Cak Nas bukan tanpa sebab. Hal ini karena, Desa Jatiduwur merupakan cikal bakal kesenian Wayang Topeng Jatiduwur yang berbasis cerita Panji.
Hal itu diutarakan Cak Nas saat acara Jagongan Budaya di Sanggar Wayang Topeng Tri Purwo Budoyo Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Minggu (20/7).
Untuk diketahui, Wayang Topeng Jatiduwur merupakan wayang topeng peninggalan tokoh dari Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang bernama Ki Purwo. Dalam lakonnya, wayang topeng ini menceritakan tentang sosok Raden Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji. Wayang Topeng ini diperkirakan dibuat pada masa Majapahit. “Kami harap ke depan Desa Jatiduwur ini bisa menjadi Kampung Panji,” tutur Cak Nas.
Cak Nas yang juga adik Budayawan Emha Ainun Nadjib itu juga mengatakan, karena itulah di Desa Jatiduwur juga dapat ditanam pohon-pohon sebagai bahan baku topeng. Dengan begitu, ke depan anak-anak di desa setempat dan juga para pelajar di daerah sekitar dapat diajari membuat kerajinan topeng, karena bahan bakunya tersedia.
Sementara itu, akademisi dari Unesa, Doktor Setyo Yanuartuti mengungkapkan, banyak yang dapat digali dari Wayang Topeng Jatiduwur. Baik untuk edukasi dan lain sebagainya. Pada kesempatan itu, Setyo Yanuartuti juga membawa batik bercorak Panji yang dibuat oleh mahasiswa Unesa.
Setyo Yanuartuti juga berkomitmen untuk mengirim mahasiswanya belajar ke Sanggar Wayang Topeng Tri Purwo Budoyo, seperti melalui program Kuliah Kerja Nyata atau KKN.
Sementara itu, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang, Arif Yulianto mengatakan, karena Wayang Topeng Jatiduwur adalah salah satu instrumen Panji yang merupakan kemandirian bangsa dalam bidang sastra, maka warisan dari Ki Purwo itu harus dijaga. “Termasuk juga nilai-nilai ajaran budi pekerti dari Wayang Topeng Jatiduwur diedukasikan kepada para generasi muda,” kata Arif Yulianto.
“Dan yang juga penting adalah perlu dinarasikan dengan benar tentang sosok Ki Purwo dan kapan pastinya Wayang Topeng Jatiduwur ini dibuat,” pungkas Arif Yulianto. [rif.wwn]


