Kab. Probolinggo, Bhirawa
Setelah dua tahun tanpa siswa baru, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kabupaten Probolinggo mengambil langkah tegas dengan merencanakan penutupan operasional SDN Warujinggo 2, Kecamatan Leces. Penutupan ini dilakukan sebagai bagian dari efisiensi dan optimalisasi layanan pendidikan di wilayah setempat.
Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dikdaya Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, saat meninjau langsung kondisi sekolah, Jumat pagi (18/7). Dalam kunjungan tersebut, Dwi Joko berdialog dengan kepala sekolah dan guru untuk memahami kondisi riil sekolah yang kini hanya memiliki 15 siswa aktif dan tidak mendapatkan peserta didik baru selama dua tahun berturut-turut.
“Setelah mendengar penjelasan dan meninjau langsung, kami memutuskan untuk menghentikan operasional SDN Warujinggo 2. Faktor letak sekolah yang kurang strategis menjadi salah satu penyebab minimnya minat masyarakat,” jelas Dwi Joko.
Dikdaya menilai bahwa melanjutkan operasional sekolah dengan jumlah siswa sangat minim berpotensi menimbulkan pemborosan anggaran, baik untuk kebutuhan listrik, fasilitas, maupun tenaga pengajar. Karena itu, pihaknya saat ini tengah menyusun nota dinas untuk disampaikan kepada Bupati Probolinggo sebagai dasar administrasi penutupan.
Kabar penutupan sekolah ini menimbulkan kesedihan di kalangan siswa. Fakhira, siswi kelas 6 mengaku sedih jika harus berpisah dengan teman-temannya. “Saya akan pindah ke madrasah, tapi tetap berharap SD ini tidak ditutup,” ungkapnya haru.
Meski demikian, Dwi Joko menegaskan bahwa para siswa akan difasilitasi agar tetap dapat melanjutkan pendidikan. Beberapa alternatif sekolah terdekat yang bisa dipilih orang tua di antaranya SDN Warujinggo 1, SDN Jorongan 1, maupun madrasah sekitar. “Kami akan bantu proses pemindahan data pokok pendidikan (Dapodik) agar anak-anak bisa segera beradaptasi dan tidak tertinggal pembelajaran,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SDN Warujinggo 2, Indrati Susilo menyampaikan kesiapan pihak sekolah dalam memfasilitasi transisi ini. Pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif kepada para wali murid untuk memilih sekolah tujuan yang paling memungkinkan.
“Dengan keputusan ini, kami akan mengarahkan orang tua agar menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah terdekat dan tetap mendapatkan pendidikan yang layak,” tutur Indrati. [fir.wwn]


