Situbondo, Bhirawa
UPT BLK (Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja) Situbondo dibawah komando Bahtiar Santoso intens melakukan pembinaan kepada sejumlah sentra pengrajin batik di Kota Santri. Salah satunya pengrajin batik yang ada di Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Situbondo, Kamis (17/7).
Kepala UPT BLK Situbondo, Bahtiar Santoso mengatakan, saat ini pihaknya melakukan monitoring yang merupakan salah satu kegiatan yang sudah berjalan yang diusulkan oleh masyarakat Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan berupa kerajinan keterampilan membatik. “Ya ini kami sedang melakukan kegiatan monev (monitoring dan evaluasi) di sentra pengrajin batik Desa Curah Cottok,” aku Bahtiar Santoso.
Mantan PLT Kepala UPT BLK Jember itu melanjutkan, kegiatan membatik ini diawali dengan survei lokasi, lalu rekruitmen yang disambung dengan kegiatan pembukaan serta pelatihan berjalan. “Selanjut monitoring dan disurvei terlebih dahulu oleh instrukturnya dan diuji oleh lembaga sertifikasi Provinsi Jatim,” tambah pria asli Jember itu.
Pria yang sebelumnya pernah berdinas di Madura itu melanjutkan, setelah itu pengrajin mendapatkan sertifikasi nasional di Provinsi Jatim dan setelah kegiatan kerajinan membatik selesai baru di tutup. “Setelah itu baru ada kegiatan monitoring paska pelatihan. Jadi kami ingin program yang diberikan pemerintah ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Bahtiar Santoso.
Kata Bahtiar, kegiatan ini kedepan diharapkan bisa berjalan terus sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahtiar memastikan, setiap masyarakat akan terlebih dahulu diberi pelatihan dasar selama 260 jam lamanya dengan didampingi para instruktur. “Dengan demikian para peserta bisa langsung mandiri. Kami juga mohon dukungan dari Pemkab Situbondo sehingga program Provinsi Jatim ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran,” papar Bahtiar.
Terakhir, sambung Bahtiar, jenis bantuan yang diharapkan dari Pemkab Situbondo itu berupa peralatan dan bentuk lain. Untuk itu Bahtiar Santoso terus meminta peserta kerajinan sentra batik berlanjut sehingga bisa meningkatkan pendapatan keluarga. “Khusus kepada isteri yang juga memiliki usaha ini diharapkan bisa membantu ekonomi suaminya. Yang jelas kegiatan ini juga didampingi oleh para instruktur ya,” pungkas Bahtiar Santoso.
Di sisi lain, Suroso, salah satu pelatih pendamping sentra kerajinan membatik di Desa Curah Cottok mengaku kegiatan tersebut baru berjalan beberapa hari. Oleh karena itu, urai Suroso, jenis kerajinan batiknya baru berupa motif bunga. “Setelah nanti eksis kami baru akan mengembangkan motif batik daun kelor seperti diminta Bupati Situbondo Mas Rio,” kupas Suroso.[awi.ca]


