25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

MPLS Ramah ; Wujudkan Generasi Indonesia Hebat

Oleh :
Hilal Nur Fuadi
Kepala SMA Negeri 1 Kerek Tuban Provinsi Jawa Timur

Episode Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 telah berakhir, kini saatnya calon peserta didik baru bersiap untuk menyongsong Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dalam benak calon peserta didik baru maupun orang tua/wali murid pasti terdapat berjuta perasaan yang bercampur aduk antara senang dan bahagia karena berhasil diterima di sekolah baru serta berkesempatan untuk meniti jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun disisi lain perasaan cemas dan khawatir tetap terlihat ditengah kebahagiaan mereka, karena sebelum memulai proses pembelajaran secara resmi, mereka harus melalui prosesi yang disebut dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Pepatah lama mengatakan bahwa “tak kenal maka tak sayang”, ada juga “lain ladang, lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya”, yang sangat sesuai dengan kondisi calon murid baru. Seorang murid baru juga harus diperkenalkan dengan lingkungan belajar, aturan dan tata tertib, sarana prasarana penunjang, ritme belajar, termasuk mengenal guru dan seluruh warga sekolah yang menjadi bagian ekosistem di sekolah baru tersebut. Berkaca pada fakta empiris yang terjadi selama ini, proses pengenalan lingkungan sekolah baru ini adalah masa-masa yang sangat rentan dengan munculnya tindak kekerasan atau yang lebih dikenal dengan istilah perploncoan. Masih segar dalam ingatan kita bersama, di masa lalu ketika kegiatan ini masih bernama MOS (Masa Orientasi Sekolah) disela-sela kegiatan tersebut, terjadi berbagai bentuk tindak kekerasan baik yang bersifat verbal hingga kekerasan fisik yang mengakibatkan trauma yang mendalam pada calon peserta didik baru, bahkan praktik tindak kekerasan yang dilakukan tidak hanya terjadi ditingkat SD, SMP, maupun SMA. Di jenjang perguruan tinggi pun kita sering membaca dan mendengar pemberitaan di berbagai media bahwa Orientasi Studi Pengenalan Kampus (OSPEK) dan setelah itu ada Orientasi Perguruan Tinggi (OPT) yang dilaksanakan pada waktu itu juga sering diwarnai dengan terjadi tindak kekerasan yang mengakibatkan kerugian pada diri calon mahasiswa baru baik secara fisik maupun psikis. Mengantisipasi hal tersebut, maka seluruh pihak terkait dan pemangku kabijakan dunia pendidikan senantiasa mencoba untuk mencegah dan menjauhkan paktik tindak kekerasan dalam dunia pendidikan termasuk pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah. Tahun ini, MPLS mengusung tema “MPLS Ramah” yang tentu saja memiliki konotasi bahwa MPLS harus dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang jauh dari segala tindak kekekrasan.

Berita Terkait :  Kemenkumham dan Pemprov Jatim Siap Tingakatkan Sinergitas, Audiensi Kakanwil Kemenkumham Jatim pada Pj Gubernur Jatim

Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 10 tahun 2025 tentang pelaksanaan MPLS ramah tahun pelajaran 2025/2026 harus dilakukan dan di isi dengan kegiatan yang ceria, inovatif, menyenangkan dan bermakna serta jauh dari kata kekerasan. Susana ini diharapkan mampu membuat calon siswa baru merasa dihargai, dilindungi dan didorong untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Dalam praktiknya nanti, MPLS harus berpegang pada beberapa prinsip, diantaranya; Ramah (memperlakkan siswa dan melaksanakan kegiatan tanpa ada unsur kekerasan); Edukatif (MPLS mampu menjadi wadah untuk membuka pengetahuan dan wawasan calon murid baru mengenai lingkungan sekolah dan seluruh ekosistem yang ada didalamnya); Efektif dan efisien (dilaksanaan secara optimal), Inklusif (dapat diakses oleh semua murid tanpa terkecuali dan memperhatikan keragaman murid); Partisipatif (melibatkan semua unsur baik sekolah, guru,orang tua, masyarakat dan lingkungan); dan Fleksibilias (menyesuaikan dengan kondisi sekolah).

MPLS menjadi salah satu faktor penting yang akan sangat menentukan pembentukan karakter dan semangat belajar siswa. Kegiatan ini juga merupakan gerbang utama bagi murid untuk mengenal lingkungan dan mengembangkan semangat belajar. Jika kesan pertama yang dirasakan adalah baik, aman, nyaman dan menyenangkan, maka siswa akan bisa belajar dengan tenang serta mampu mengeksplor segala potensinya secara maksimal. Kegiatan ini juga menyasar beberapa tujuan, diantaranya: a) menumbuhkan dan menguatkan karakter serta profil lulusan; b) membantu murid untuk mengenal, beradaptasi, dan berinteraksi positif dengan seluruh warga satuan pendidikan; c) membantu murid baru untuk mengenal dan beradaptasi dengan sarana prasarana yang ada di satuan pendidikan; d) membantu murid baru untuk mengenal dan beradaptasi lingkungan satuan pendidikan; e) membantu murid baru untuk mengenal kurikulum (visi, misi, tujuan, intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler serta budaya satuan pendidikan; dan e) mengenal karakteristik dan kebutuhan belajar murid baru sebagai bahan pertimbangan guru ntuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mendalam yang berkesadaran , bermakna, dan menggembirakan.

Berita Terkait :  Pemkot Surabaya Gandeng Kemenag Wujudkan Kampung Pancasila Berlandaskan Nilai Agama

Wujud Penguatan Karakter Anak Indonesia Hebat
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2025 ini selain berupaya untuk menggali dan mengembangkan kreativitas murid baru, termasuk menunjukkan kepada calon peserta didik bahwa lingkungan sekolah mereka adalah sebuah tempat yang aman, nyaman, damai dan kondusif untuk belajar serta jauh dari segala tindak kekerasan, kegiatan ini juga memiliki misi untuk membentuk dan mengembangkan karakter calon murid baru agar kelak menghasilkan profil lulusan yang hebat baik secara akademis, berkarakter, adaptif serta mampu menjawab tantangan perkembangan zaman. Karena selama ini disinyalir masih terdapat berbagai problematika yang terjadi dalam diri generasi muda Indonesia seperti penurunan karakter peserta didik, menurunnya pemahaman terhadap budaya lokal, hingga problematika yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan psikis seperti terlibat judi online, obesitas, adiktif gawai, kesehatan mental, pornografi, hingga permasalahan penyalahgunaan narkoba.(www.https://cerdasberkarakter.kemendidasmen.go.id).

Menyikapi permasalahan tersebut, kegiatan MPLS juga menekankan materi mengenai 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) yang meliputi: 1) bangun pagi, bertujuan mengajarkan nilai-nilai disiplin, keseimbangan, produktivitas, dan menghargai waktu yang berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik; 2) beribadah, bukan hanya sebagai sebuah ritual, melainkan juga sebagai bentuk hubungan yang harmonis seseorang dengan Tuhan, alam, dan sesama; 3) berolahraga, untuk menjaga kesehatan fisik, ketahanan mental, dan bahkan kehidupan yang lebih terarah atau bermakna; 4) makan sehat dan bergizi, berkaitan dengan pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh untuk mendukung kehidupan yang sehat, seimbang, dan bermakna; 5) gemar belajar, bertujuan mengajak seseorang untuk tumbuh dalam pemahaman, karakter, dan kearifan. 6) bermasyarakat, mendorong individu untuk hidup bersama secara harmonis dan berkontribusi terhadap kesejahteraan kolektif. 7) tidur cepat, merupakan aspek penting dari kehidupan yang berdampak pada kesehatan fisik, kesejahteraan mental, serta kehidupan spiritual dan social.

Berita Terkait :  Dispopar Probolinggo Gelar Penyusunan 100 Desa Wisata dan 100 Event Wisata

Melihat 7 kebiasaan anak Indonesia hebat tersebut, tentunya kita tidak bisa mengesampingakan peran orang tua, bahkan kontrol orang tua memiliki peran yang sangat penting membudayakan dan mengembangkan karakter anak melalui kebiasaan-kebiasaan tersebut, karena sebagian besar kebiasan-kebiasaan yang dicanangkan tersebut banyak yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Terakhir, kita semua berharap bahwa potret kelam pengenalan lingkungan sekolah di masa lalu yang kerap diwarnai dengan tindak kekerasan tidak akan pernah terjadi lagi dalam dunia pendidikan, dan kita semua juga berharap bahwa demi terwujudnya salah satu tujuan dari MPLS tahun ini yakni mewujudkan anak Indonesia hebat, maka kerjasama, gotong royong dan sinergitas dari semua pihak seperti sekolah, orang tua, masyarakat, dan lingkungan sekitar mutlak diperlukan termasuk dalam hal pengawasan baik dalam perencanaan, proses, maupun pelaksanannya sehingga kegiatan MPLS ini akan benar-benar mampu menimbulkan kesan positif, menyenangkan dan bermakna bagi calon murid baru sekaligus menjadi wujud nyata pembentukan karakter anak Indonesia hebat yang menjadi tonggak awal lahirnya generasi yang kuat, hebat, berkarakter, inovatif, adaptif, mampu bersaing dan menjawab tantangan perkembangan zaman sekaligus menjadi modal berharga untuk menyongsong era Indonesia emas tahun 2045 . Aamin ya Robbal Alamiin.

————- *** —————-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru