Surabaya, Bhirawa
Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (LSP Unusa) dipercaya menerima Hibah Program Sertifikasi Kompetensi dan Profesi Mahasiswa Vokasi Tahun 2025 Kemdiktisaintek.
Terdapat 85 mahasiswa vokasi Unusa yang berhasil lolos mengikuti program uji kompetensi, Program hibah terebut sejalan dengan dua agenda Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu poin 4 tentang Quality Education dan poin 3 tentang Good Health and Well-being. Kamis, (3/7).
Kepala LSP Unusa, Sukemi mengatakan pihaknya telah berkomitmen melaksanakan program secara maksimal supaya para lulusan memiliki daya saing di dunia industri.
“Berkomitmen kami untuk melaksanakan program secara maksimal dan bertanggung jawab, Sertifikasi kompetensi jadi elemen krusial untuk memastikan para lulusan memiliki kesiapan dan daya saing yang tinggi di dunia kerja,” ujarnya.
Lanjut Sukemi mengukapkan bahwa uji kompetensi menjadi langkah strategis untuk menjamin mutu lulusan vokasi, terutama bidang kesehatan seperti keperawatan, kebidanan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta analis kesehatan. Sehingga, dengan sertifikasi ini, mahasiswa lebih siap memberikan layanan kesehatan yang aman dan bermutu.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemdiktisaintek, Darmansyah, menyampaikan tahun ini terdapat 55 perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi yang berhasil menerima hibah, total 4.999 mahasiswa penerima manfaat.
“Sebanyak 2.623 mahasiswa mengikuti Tipe A dengan pembiayaan Rp750 ribu per mahasiswa untuk uji kompetensi tanpa atau minim bahan habis pakai, sedangkan 2.376 mahasiswa mengikuti Tipe B dengan pembiayaan Rp950 ribu untuk uji kompetensi berbahan habis pakai berat atau banyak,” tuturnya.
Memastikan kelancaran program, kata Darmansyah telah menggelar workshop nasional di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Kegiatan tersebut menghadirkan asesor pendamping dari Kementerian dan menandai penandatanganan MoU antara kementerian dengan pimpinan perguruan tinggi penerima hibah.
“Fokus terpenting adalah penguatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dengan penekanan pada bidang pangan dan energi,” jelas Darmansyah.
Darmansyah menambahkan bahwa link and match antara lulusan vokasi dengan kebutuhan industri dapat dipercepat, STEAM dengan penekanan bidang pangan dan energi ini untuk meningkatkan kemampuan kampus dalam menyiapkan lulusan kompeten dan profesional.
“Program hibah juga menargetkan peningkatan daya saing lulusan vokasi di tingkat nasional maupun internasional melalui sertifikasi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),” imbuhnya. [ren.kt]


