Mojokerto, Bhirawa
Guna melestarikan budaya membatik dan menjujung tinggi kearifan lokal di Bumi Majapahit. Segenap ibu- Ibu dan anggota tim PKK di Kelurahan Sarirejo Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto mengikuti pelatihan Batik Canting yang digelar di Pendopo Kecamatan Mojosari, Rabu (25/6) siang.
Wakil Bupati Mojokerto M. Rizal Octavian saat membuka kegiatan, mengatakan, Pemkab Mojokerto akan terus mendukung kegiatan Pelatihan Batik Canting sebagai salah satu upaya untuk memberdayakan kaum ibu. karena dengan adanya pelatihan yang ditujukan untuk para ibu dan tim penggerak(TP) PKK Kelurahan Sarirejo itu, bisa memberikan dampak positif bagi para peserta dan juga masyarakat.
Mengingat batik memiliki potensi yang cukup besar, baik dari segi budaya dan kearifan lokal, hingga dari segi finansial. “Besar harapan kami dengan kegiatan (pelatihan) ini dapat menambah keahlian dan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi para peserta pada khususnya dan masyarakat Kelurahan Sarirejo pada umumnya,” ucapnya.
Mas Wabup juga mengatakan bahwa Batik Tulis atau Batik Canting seperti yang diketahui cenderung memiliki nilai jual yang lebih mahal, karena dalam proses pembuatannya dibuat dengan menggunakan canting untuk menggambar motif pada kain. Proses ini membutuhkan keahlian, ketelitian, dan kesabaran tinggi dari pembatik.
“Pelatihan ini terdapat poin yang istimewa yaitu penggunaan canting sebagai alat membatik, hal ini dapat menjadi nilai tambah ekonomis pada batik yang dihasilkan karena proses pembuatannya yang membutuhkan waktu dan ketekunan yang lebih daripada batik cap,” imbuhnya.
Di akhir sesinya, Mas Wabup juga mengingatkan bahwa sejatinya batik merupakan salah satu bentuk warisan dan budaya yang sudah diakui oleh dunia, maka dari itu ia mengajak pada seluruh masyarakat untuk saling bersinergi demi kelestarian budaya dan tradisi, termasuk budaya batik itu sendiri.
“Pada tahun 2009, UNESCO menetapkan Batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk lisan dan nonbendawi, pengakuan ini mengukuhkan batik sebagai warisan budaya, oleh karena itu perlunya sinergi dan kerjasama antar stakeholder dalam pelestarian budaya, salah satunya adalah batik,” tandasnya. [min.wwn]


