25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kasus Pelecehan Seksual Libatkan Anak, Psikolog Sarankan Pemahaman Sebab dan Solusi


Surabaya, Bhirawa
Kasus pelecehan seksual yang melibatkan anak dibawah umur perlu menjadi perhatian serius semua pihak. Apalagi jika korbannya masih balita dan pelaku dalam usia anak-anak.

Menurut Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Ike Herdiana SPsi MPsi Psikolog, pelecehan seksual dalam hal ini perilaku sodom yang dilakukan anak terhadap balita merupakan isu yang serius dan kompleks, karena melibatkan banyak sekali faktor.

Faktor yang dimaksud meliputi riwayat trauma kekerasan seksual di masa lampau. Selain itu, kurangnya pendidikan seksual dan lingkungan sosial yang tidak aman juga dapat menjadi pendorong munculnya perilaku tersebut.

Dari perkembangan kasus yang baru-baru ini terjadi, diduga pelaku yang masih berusia delapan tahun telah mendapat paparan pornografi. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri karena kini teknologi dapat memudahkan siapa pun untuk mengakses pornografi, termasuk anak-anak.

Ike menekankan pada peran orang tua jika menemukan anak-anak terpapar konten pornografi. Menurutnya orang tua harus tetap tenang dan mampu mengedukasi dengan bahasa yang dipahami anak. Terlebih lagi, orang tua harus mampu membangun hubungan terbuka dalam jangka panjang.

“Jangan langsung memarahi atau menghakimi anak karena anak akan takut dan berbohong di kemudian hari. Ajak bicara dengan pendekatan yang terbuka dan empati, serta orang tua harus mampu mendengarkan tanpa menginterupsi,” ungkap Ike, Rabu (18/6).

Ia juga menambahkan ciri-ciri anak yang berpeluang menjadi pelaku pelecehan seksual. Misalnya menggunakan bahasa seksual atau istilah dewasa yang tidak sesuai dengan usianya, kesulitan mengendalikan emosi, dan terobsesi melihat bahkan menyentuh tubuh orang lain tanpa batasan.

Berita Terkait :  Perumda Air Minum Tirta Taman Sari Raih Best Performance Water Company Petpamsi Awards 2024

Ike menyarankan untuk pelaku dan korban mendapat intervensi dari ahli. Misalnya pelaku perlu mendapat asesmen psikologis atau psikiatris secara komprehensif. Lalu juga psikoterapi meningkatkan empati dan tanggung jawab, mengajarkan pengendalian dorongan dan emosi.

Selain itu, baik keluarga pelaku maupun korban perlu mendapat pendampingan psikologi. Terapi keluarga dinilai dapat membantu untuk tidak hanya membantu tumbuh kembang anak, tapi juga membangun lingkungan yang aman dalam jangka panjang. “Kenali tanda-tanda awal pelecehan, awasi interaksi anak dengan orang lain, batasi dan pantau akses teknologi,” imbuh Ike soal pencegahan tindak pelecehan seksual oleh anak. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru