Oleh :
Dani Divian Ramadhani
Mahasiswa Program KKN Subkelompok 1 NR 03 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya
Pengembangan potensi lokal menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Di Desa Jimbaran Wetan, inovasi dalam pengolahan pangan lokal menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi berbasis desa. Salah satu contoh keberhasilan ini adalah produk rengginang labu kuning yang dikembangkan oleh Bu Ropah, pemilik UMKM Niqi Food and Cake.
Dalam proses menjalankan usahanya, Bu Ropah dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan akses pasar hingga peningkatan kualitas produksi. Namun, tantangan ini tidak mematahkan semangatnya. Sebaliknya, hal tersebut menjadi pemicu untuk terus berinovasi dan menjalin kolaborasi strategis.
Program KKN Subkelompok 1 NR 03 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menjadi mitra penting dalam pengembangan produk ini. Melalui kerja sama tersebut, berbagai strategi diterapkan untuk mendorong peningkatan kualitas dan nilai jual rengginang labu kuning. Kegiatan pendampingan dilakukan melalui edukasi kewirausahaan, pengemasan produk yang lebih menarik, serta pemanfaatan media digital untuk pemasaran.
Dampak dari kolaborasi ini dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekitar. Tidak hanya dari sisi peningkatan produksi, tetapi juga dari aspek sosial dan ekonomi. Produk rengginang labu kuning mulai dikenal lebih luas, baik di tingkat lokal maupun luar daerah. Bahkan, peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas hingga ke tingkat nasional dan internasional mulai terbuka.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan inovatif, pendampingan yang tepat, serta keterlibatan aktif masyarakat, produk lokal desa memiliki potensi besar untuk berkembang dan menjadi kebanggaan daerah. Rengginang labu kuning kini tidak hanya menjadi oleh-oleh khas Desa Jimbaran Wetan, tetapi juga simbol kemandirian dan kreativitas masyarakat desa dalam mengolah potensi yang dimiliki. [*]


