Kota Batu,Bhirawa
Keberadaan Desa Wisata di Kota Batu terus melakukan pembenahan. Hal ini membuat keberadaannya mulai dikenal bahkan diakui dunia internasioal. Salah satunya adalah Desa Wisata Tulungrejo yang ada di Kecamatan Bumiaji. Desa wisata ini mampu menunjukkan kapasitasnya dengan menyabet penghargaan dalam ajang bergengsi bidang kepariwisataan dan lingkungan di tingkat Asia Tenggara.
Kegiatan bertqjuk Responsible Tourism Awards (RT-Award) South East Asia (SEA) tahun 2025 digelar di Filipina. RT-Award SEA 2025 diselenggarakan oleh International Centre for Responsible Tourism-Southeast Asia (ICRT-SEA). Dan lembaga ini bekerjasama dengan Responsible Borneo (REBORN).
“Penghargaan ini diberikan kepada kegiatan pariwisata yang transformatif, dengan fokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan komunitas yang ada di dalamnya,” ujar Mochamad Dadi, Selasa (10/6).
Ia menjelaskan bahwa Desa Wisata Tulungrejo menjadi salah satu pemenang dari 23 destinasi yang ada di Asia Tenggara. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas komitmen berkelanjutan Desa Tulungrejo dalam menjaga kelestarian alam dan melestarikan kearifan budaya lokal, serta berkelanjutan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan pariwisata.
Dan Desa Tulungrejo mendapatkan untuk kategori Nature Positive. Karena itu Fordewi Kota Batu mengapresiasi setinggi-tingginya atas prestasi Desa Wisata Tulungrejo yang telah memenangkan penghargaan tersebut. Dan sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam pengembangan desa wisata di Kota Batu, mereka berharap raihan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa wisata lain untuk terus berkembang.
Dalam hal ini, Fordewi juga berterimakasih kepada Asisten Proyek Center for Responsible Borneo, Dr Hiram Ting dan pendamping dari akademisi UB, Edriana Pangestuti. Karena keduanya telah mendampingi Desa Wisata Tulungrejo hingga meraih penghargaan ini.
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan dinobatkannya Desa Wisata Tulungrejo sebagai peraih penghargaan ini. Di antaranya, keberadaan Wisata Dusun Kuliner (WDK) yang saat ini jadi favorit. Dan di WDK, upaya peningkatan eksistensi desa wisata yang berkelanjutan benar-benar diterapkan.
“Upaya yang berkeberlanjutan ini bisa dilihat dengan digandengnya masyarakat sekitar dalam memberdayakan UMKM desa, serta ada kontribusi untuk desa,” jelas Dadi.
Kemudian Desa Wisata Tulungrejo juga cukup unik dengan dimilikinya banyak destinasi wisata di dalamnya. Seperti wana wisata Coban Talun yang sudah mau bekerjasama untuk mengembangkan wisata di Desa Tulungrejo. Selain itu juga ada wisata unggulan lain seperti, spot Petik Apel, Jep Adventure, Pure Giri Arjuna, Taman Rekreasi Selecta dan lainnya.
Potensi wisata ini kemudian dijadikan satu kesatuan Desa Wisata. Meskipun dikelola secara pribadi, tapi satu sama lain bisa menyatu dan bekerjasama dengan desa, dengan modal utama alam dan kesejukan udara. “Ke depan potensi lain yang ada di Kota Batu harus terus dikembangkan sampai jadi. Karena di Kota Batu ini banyak desa wisata, dan ada yang berkembang tapi ada yang stagnan,” tambah Dadi.
Terpisah, Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto turut mengapresiasi penghargaan yang diraih Desa Wisata Tulungrejo. Ia berharap capaian ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi destinasi wisata Kota Batu untuk terus mengembangkan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Kategori penghargaannya mencakup berbagai aspek seperti adaptasi terhadap perubahan iklim, pengelolaan limbah, sumber daya lokal dan promosi perdamaian melalui pariwisata,” ujar Onny.
RT-Award SEA 2025 merupakan bagian dari penutupan International Conference on Responsible Tourism and Hospitality (ICRTH) 2025. Tujuan utama penghargaan ini adalah untuk mengidentifikasi, mengakui dan mempromosikan praktik terbaik dalam sektor pariwisata yang berkelanjutan di Asia Tenggara. Dan untuk menerima penghargaan tersebut, Kepala Desa Wisata Tulungrejo, Suliono pada 18 Juni 2025 akan terbang ke Filipina untuk menerima penghargaan yang akan diserahkan di Lyceum of the Philippines University. [nas.fen]


