28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Humas RSUD Jombang Menyapa, Ulas Penyakit TB MDR

Jombang, Bhirawa
Kegiatan Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang kembali digelar. Kali ini, mengulas tentang penyakit TB MDR (Multidrug – Resistant Tuberculosis), Selasa (03/06) di Ruang Sub Bagian Humas RSUD Jombang.

Narasumber yang mengulas penyakit TB MDR adalah dr. Yuniasri P. Rini SpP dari Poli Paru RSUD Jombang dan dipandu host Humas RSUD Jombang, Gianita Prayoga.

Selama kurang lebih setengah jam, Dokter Rini, sapaan akrabnya, menjelaskan tentang penyakit TB MDR. Dia mengatakan, TB MDR adalah penyakit TBC yang kondisi kumannya telah kebal terhadap obat Rifampicin dan INH yang merupakan core terapi dari penyakit TBC biasa.

Dokter Rini menjelaskan, penyakit TB MDR disebabkan adanya mutasi dari kuman MTB (Mycobacterium tuberculosis). Salah satu penyebabnya adalah ketidakdisiplinan pasien dalam menjalani pengobatan TBC.

“Jadi, pasien TBC biasa, seharusnya melakukan pengobatan minimal 6 bulan. Selama itu, harus rutin mengkonsumsi obat. Jika tidak disiplin, kuman TB bisa kembali bangun dan menjadi lebih kebal, kemudian muncullah TB MDR,” ulas dia.

Selain faktor disiplin dari pasien, penyakit TB MDR juga disebabkan oleh ketidaktepatan dalam menggunakan obat TBC dan juga keterlambatan diagnosa awal.

Menurutnya, jika pasien sudah menderita TB MDR, maka proses penyembuhannya relatif lebih lama dibandingkan awal terkena TBC.

“Namun demikian, tetap bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin dalam jangka waktu tertentu yang dahulu bisa sampai 24 bulan, sedangkan untuk pengobatan terkini hanya 6 bulan saja pada kasus yg memenuhi syarat. Kemudian setelah itu setiap 6 bulan sekali tetap harus kontrol sampai 2 tahun. Untuk memastikan kumannya benar-benar sudah mati, dan pasien benar-benar sembuh,” beber dia.

Berita Terkait :  Kembangkan Produktivitas Usaha, Rutan Situbondo Ajak WBP Adakan Bazar Mamin

“RSUD Jombang bisa melakukan pengobatan penyakit ini hingga pasien dinyatakan sembuh,” tandasnya.

RSUD Jombang juga menerima rujukan pasien MDR dari daerah Mojokerto, Nganjuk dan Kediri. Kemudian dia juga memaparkan, jika ada anggota keluarga yang diketahui menderita TBC, maka orang yang kontak erat dengan pasien tersebut sedini mungkin agar melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah tertular atau tidak.

“Periksalah jika ada anggota keluarga yang terjangkit TBC. Bila terbukti juga sakit maka segera minum OAT (Obat Anti Tuberculosis). Bila belum sakit tetapi kuman TB sudah masuk/menginfeksi, maka harus minum obat pencegahan TB.

Selain itu juga harus menerapkan pola hidup sehat, dan hindari merokok,” pesannya.

Untuk antisipasi penyakit TBC dan TB MDR, Dokter Rini juga memberikan pesan, agar waspada jika mengalami batuk yang tak kunjung sembuh selama 2 pekan, serta gejala-gejala lain seperti demam, kondisi badan yang tidak enak, nafsu makan yang menurun dan berat badan menurun.

“Kami di Poli Paru memiliki 3 dokter dan ruangan khusus. Jika ada gejala seperti itu, segeralah periksa. Agar sedini mungkin dapat diketahui apakah itu penyakit TBC atau bukan,” pungkasnya. [adv.rif]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru