25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Peran Mahasiswa dan Alumni di Era Digital: Hadapi Tantangan, Ciptakan Perubahan


Oleh:
Sukma Sahadewa, Wakil Dekan Kemahasiswaan FK UWKS & Pengurus Kawikas

Di tengah dunia yang terus berubah akibat kemajuan teknologi, globalisasi, dan dinamika sosial-politik yang kian kompleks, mahasiswa dan alumni memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk arah masa depan bangsa.

Era digital telah melahirkan peluang besar, tetapi sekaligus juga menghadirkan tantangan baru yang menuntut kesiapan semua pihak, terutama kalangan intelektual dan akademisi. Dalam konteks ini, mahasiswa dan alumni bukan hanya bagian dari institusi pendidikan tinggi, melainkan juga agen transformasi sosial yang mampu menjembatani antara idealisme akademik dan kebutuhan nyata masyarakat.

Mahasiswa sebagai Katalis Perubahan
Sejarah telah mencatat bahwa mahasiswa Indonesia adalah pendorong utama dalam berbagai momentum penting bangsa ini. Mulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908, Sumpah Pemuda 1928, hingga Reformasi 1998, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi rakyat dan memperjuangkan keadilan sosial. Namun kini, tantangan yang dihadapi generasi mahasiswa berbeda sifatnya. Aksi demonstrasi dan gerakan massa masih memiliki tempat, tetapi dunia digital menuntut mahasiswa untuk tampil dengan cara baru-lebih adaptif, strategis, dan berdampak luas.

Mahasiswa masa kini dihadapkan pada era disrupsi-disrupsi teknologi, disrupsi ekonomi, dan disrupsi nilai-nilai sosial. Perubahan cepat di bidang teknologi informasi telah menciptakan realitas baru yang kompleks, mulai dari kecanduan informasi, penyebaran hoaks, polarisasi di media sosial, hingga ancaman terhadap integritas intelektual. Namun justru di sinilah letak peluangnya. Mahasiswa yang menguasai literasi digital, berpikir kritis, dan mampu memanfaatkan teknologi secara positif akan menjadi pionir dalam perubahan sosial.

Berita Terkait :  Kampus Kelola Tambang: Misi Pendidikan atau Bisnis?

Mahasiswa harus tampil bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai produsen gagasan dan inovasi. Mereka bisa menciptakan aplikasi untuk mendukung pendidikan di daerah tertinggal, menyelenggarakan kampanye literasi media, atau bahkan membangun komunitas daring yang menyatukan berbagai perbedaan. Inovasi semacam itu bisa menjadi solusi konkret terhadap masalah-masalah nyata di masyarakat.

Alumni sebagai Wajah Nyata Nilai Kampus
Jika mahasiswa adalah masa kini dari kampus, maka alumni adalah wajah masa depannya. Alumni merupakan representasi nilai-nilai, budaya akademik, dan karakter institusi di tengah masyarakat luas. Mereka membawa nama baik kampus ke berbagai lini kehidupan-baik di sektor pemerintahan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, maupun dalam peran-peran informal di komunitas.

Peran alumni tidak boleh dipandang semata-mata sebagai “pengguna ijazah” atau pemilik gelar akademik. Mereka adalah agen perubahan yang telah ditempa oleh pengalaman dan pembelajaran. Dalam konteks ini, alumni memiliki tiga kekuatan utama yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan kampus dan bangsa: pengalaman profesional, jejaring sosial, dan pengaruh.

Pertama, alumni bisa menjadi mentor bagi mahasiswa. Pengalaman mereka dalam dunia kerja bisa menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran berharga. Kedua, alumni bisa membuka akses jejaring dan peluang karier, baik melalui magang, kolaborasi riset, maupun kemitraan bisnis. Ketiga, alumni dapat berperan sebagai jembatan antara kampus dan masyarakat, memperkuat kontribusi sosial dari perguruan tinggi.

Membangun Sinergi Mahasiswa-Alumni
Salah satu langkah strategis untuk menghadapi tantangan era digital adalah dengan membangun sinergi antara mahasiswa dan alumni. Sinergi ini bukan semata-mata formalitas kegiatan kampus, tetapi harus menjadi ekosistem yang hidup dan dinamis. Mahasiswa membutuhkan inspirasi dan bimbingan dari alumni, sementara alumni bisa mendapatkan semangat baru dari mahasiswa yang idealis dan inovatif.

Berita Terkait :  Rehabilitasi "Pemakai"

Sinergi ini bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti:
1) Forum mentoring lintas generasi, yang mempertemukan mahasiswa dengan alumni dari berbagai bidang untuk berbagi wawasan dan pengalaman.
2) Kolaborasi proyek sosial dan wirausaha, yang menggabungkan semangat muda mahasiswa dengan pengalaman praktis alumni.
3) Platform digital alumni-mahasiswa, yang memungkinkan pertukaran ide, peluang, dan pengembangan karier secara berkelanjutan.
4) Kegiatan sosial dan pengabdian bersama, yang melibatkan mahasiswa dan alumni dalam kerja nyata di tengah masyarakat.

Kampus sebagai lembaga pendidikan harus aktif memfasilitasi sinergi ini. Tidak cukup hanya menyediakan ruang kelas dan kurikulum akademik, tetapi juga perlu membangun ekosistem yang mendorong kolaborasi lintas generasi, disiplin, dan sektor. Di sinilah pentingnya peran lembaga kemahasiswaan dan pengelola alumni untuk bersinergi secara strategis dan terencana.

Mahasiswa dan Alumni sebagai Penjaga Nilai Bangsa
Di tengah meningkatnya polarisasi sosial, radikalisme, dan krisis kepercayaan terhadap institusi publik, mahasiswa dan alumni bisa tampil sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan. Mereka harus menjadi aktor-aktor yang mendorong kohesi sosial, memperjuangkan keadilan, dan menolak segala bentuk intoleransi. Dalam era digital yang penuh disinformasi, mahasiswa dan alumni juga bisa menjadi penegak literasi-menyuarakan kebenaran, menyebarkan informasi yang benar, dan mendorong diskusi publik yang sehat.

Sebagai contoh, mahasiswa bisa membuat konten edukatif di media sosial yang menjelaskan isu-isu kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Alumni, terutama yang bekerja di bidang media, pendidikan, hukum, dan pemerintahan, bisa memberikan pengaruh positif terhadap kebijakan publik yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Berita Terkait :  Vaksin TBC Bill Gates

Panggilan Moral untuk Menciptakan Perubahan
Tantangan yang dihadapi generasi saat ini memang tidak mudah. Namun, setiap tantangan selalu membawa peluang. Dunia tidak hanya membutuhkan orang yang pintar, tetapi juga yang berani, peduli, dan bertindak. Tidak cukup hanya dengan memiliki IPK tinggi, lulus cepat, atau mendapatkan pekerjaan bagus. Yang dibutuhkan zaman ini adalah figur-figur yang mampu melihat lebih luas, berpikir kritis, dan bekerja dengan hati.

Mahasiswa dan alumni harus berani meninggalkan zona nyaman. Mereka perlu membangun kapasitas diri, memperluas jaringan, dan menantang status quo ketika melihat ketidakadilan. Mahasiswa harus menjadi suara bagi mereka yang tak terdengar. Alumni harus menjadi contoh integritas di tengah krisis kepercayaan publik. Keduanya harus berjalan bersama sebagai mitra dalam perjuangan membangun masa depan yang lebih adil, manusiawi, dan beradab.

Menegaskan kembali peran mahasiswa dan alumni di era digital bukan sekadar ajakan seremonial, tetapi merupakan panggilan sejarah dan tanggung jawab moral. Dunia saat ini membutuhkan pemikir sekaligus pelaku. Butuh inovator sekaligus aktivis. Butuh pemimpin yang peka terhadap realitas, sekaligus mampu menciptakan perubahan nyata.

Di tangan mahasiswa dan alumni-lah masa depan bangsa ini digantungkan. Dengan membangun sinergi, memperkuat kolaborasi, dan menjawab tantangan zaman, mereka akan menjadi generasi penggerak yang tak hanya mengisi ruang-ruang akademik, tapi juga mengisi ruang-ruang harapan di tengah masyarakat. [*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru