27 C
Sidoarjo
Friday, December 19, 2025
spot_img

Ciputra Film Festival Ke-4, Wadah Ekspresi Sineas Global

Konferensi pers Ciputra Film Festival ke-4 (4th CFF) di Atrium Mall Ciputra World Surabaya. foto: Rendy Agung P/Bhirawa

Surabaya, Bhirawa
Ciputra Film Festival ke-4 (4th CFF) diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra Surabaya (FIKOM UC) berhasil menarik perhatian dunia perfilman internasional di V-Atrium lantai 3 Ciputra World Mall Surabaya.

CFF kali ini mengakat tema “Boundless” sebagai representasi kebebasan berekspresi tanpa batas bagi para sineas global, dalam kegiatan hari kedua acara menghadirkan empat narasumber kunci: Emma Regina Chandra selaku Direktur Festival 4th CFF, Yoga Mahendra Pratama selaku Pemenang Documentary Competition 3rd CFF, Wimar Herdanto selaku Kurator 4th CFF, dan Cosmas Gatot Haryono selaku Dekan FIKOM UC, Rabu (28/5/2025)

Direktur Festival 4th CFF, Emma Regina Chandra, mengatakan CFF tahun ini telah masuk kanca internasional yang dimana tahun sebelumnya nasional, dan mendapatkan peserta film dari internasional, maka tema Boundless menjadi cerminan kebebasan, serta Boundless menjadi cerminan semangat dan visi kami untuk mendorong sineas mengekspresikan kreativitas mereka tanpa batas melalui wadah film.

“Kami berkotmitmen CFF mengangkat isu-isu yang kurang mendapat perhatian masyarakat secara global maupun di Indonesia, Film-film kami sudah internasional, jadi banyak budaya yang belum terdengar dan kami ingin menyuarakan budaya tersebut,” ujarnya.

Dekan FIKOM UC, Cosmas Gatot Haryono, menyampaikan CFF merupakan integrasi antara pembelajaran akademis dengan praktik nyata yang kita bangun menjadi perkuliahan, ini bagian dari mata kuliah yang diimplementasikan dalam bentuk karya nyata berupa festival film.

Berita Terkait :  Kabag SDM Polres Gresik Raih Gelar Magister di Wisuda Kedua UIBU Malang

“Universitas Ciputra, mahasiswa tidak hanya belajar konsep, tapi benar-benar praktik, Ini ialah praktikum dan laboratorium bagi teman-teman event dan manajemen untuk mempraktikkan apa yang mereka dapatkan di kelas,” ucap Cosmas.

Sementara itu, kurator CFF ke-4, Wimar Herdanto, menjelaskan peningkatan signifikan partisipasi film internasional, dimana terdapat 1.600 film dari berbagai negara.

“Tahun kedua saya jadi curator, pertama pada dua tahun lalu masih 300 film, sekarang ada 1.600 film, hal tersebut terobosan festival film di Indonesia, terutama di kelas mahasiswa, dan tidak banyak yang berani membuka internasiona,” pungkasnya.

Lanjut Wimar menambahakan bahwa film pendek dibuat oleh para sineas, sebenarnya memiliki sisi yang menarik jika dibandingkan dengan film-film lain, yang mana penayangan film pendek dalam sebuah festival kali ini seperti titik temu antara pembuat film dengan para pencinta film.

“Dasar yang perlu diperhatikan untuk membuat film pendek ialah kuat pada tema-tema yang akan diangkat, seperti yang diminati biasanya adalah tema sederhana juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan pengamatan film yang telah saya tonton, negara yang punya sekolah film kuat seperti India, Iran, Brazil cukup banyak yang sampai, film Indonesia yang masuk banyak dari mahasiswa dengan tema sangat beragam” imbuhnya. (ren.hel).)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru